Menlu Yaman: Belum Ada Kejahatan seperti yang Dilakukan Saudi
Menteri Luar Negeri Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman Hisham Sharaf dalam sebuah pesan menyinggung agresi militer pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi ke negaranya yang telah memasuki tahun kedelapan.
Dia mengatakan, sepanjangan sejarah belum ada kejahatan yang serupa dengan kejahatan yang dilakukan oleh Arab Saudi di Yaman.
"Agresi militer terhadap Yaman dipimpin oleh Amerika Serikat, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). Mereka telah melakukan kejahatan yang luas di Yaman selama tujuh tahun terakhir," kata Hisham seperti dikutip al-Masirah, Sabtu (26/3/2022).
Dia menambahkan, Arab Saudi dan sekutunya telah melanggar semua hukum internasional selama tujuh tahun terakhir invasinya di Yaman.
"Hari ini rakyat Yaman menghadapi masalah mata pencaharian, makanan dan obat-obatan sebagai akibat dari agresi militer tersebut," ujarnya.
Hisham Sharaf menuturkan, kebijakan pasukan koalisi agresor yang terus menyita kapal-kapal pembawa bahan bakar Yaman akan menyebabkan sektor kesehatan dan pengobatan di negara ini menghadapi kesulitan dan bahaya serius yang bisa menciptakan tragedi kemanusiaan.
"Perlawanan rakyat Yaman telah meningkat lebih dari sebelumnya dan rakyat negara ini berharap bahwa masyarakat internasional akan mereformasi kebijakan sebelumnya dan melaksanakan tanggung jawabnya terkait perang Yaman serta mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri agresi militer dan mencabut segera blokade menyeluruh terhadap Yaman," pungkasnya.
Arab Saudi, dengan dukungan Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan beberapa negara lain, telah melancarkan invasi militer ke Yaman sejak Maret 2015 dan memblokade negara ini dari darat, laut dan udara.
Agresi militer ini telah menyebabkan puluhan ribu warga Yaman tewas dan infrastruktur penting negara ini itu hancur.
Invasi militer Arab Saudi dan sekutunya juga telah menyebabkan jutaan warga Yaman mengungsi dan negara ini menghadapi krisis kemanusiaan terbesar dalam abad ini. Lebih dari 85 persen infrastruktur Yaman hancur dan negara ini mnenghadapi kekurangan makanan dan obat-obatan. (RA)