Menyusul penyelidikan atas serangan rezim Zionis terhadap pekerja dan peralatan bantuan di Gaza, sebuah media Amerika mengungkapkan kebenaran yang mengejutkan tentang pembunuhan yang disengaja terhadap pekerja bantuan kemanusiaan di Gaza oleh rezim ini.
Menggarisbawahi bahwa “impunitas Israel tidak dapat dilanjutkan”, Wakil Sekretaris Jenderal PBB menyerukan perlindungan nyawa warga sipil di Jalur Gaza.
Ombak besar Laut Mediterania, telah menghanyutkan dermaga apung yang dipasang oleh pasukan Amerika Serikat, di pesisir pantai Gaza.
Juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan, "Rezim Zionis melarang karyawan organisasi ini memasuki penyeberangan Rafah, selatan Jalur Gaza."
Setidaknya tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu (6/4) memasuki Jalur Gaza utara melalui Jalan Salah al-Din.
Memburuknya situasi kemanusiaan di Jalur Gaza dan terungkapnya rencana rezim Zionis yang menggunakan makanan dan obat-obatan sebagai senjata terhadap warga Palestina telah memicu kemarahan masyarakat internasional, bahkan para pendukung rezim ini.
Uni Eropa dan lima negara lainnya menyerukan dibukanya lebih banyak jalur penyeberangan untuk bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Maroko telah mengirimkan 40 ton pasokan kemanusiaan ke Gaza melalui bandara Zionis Israel, kata sumber diplomatik pada Selasa (12/3), upaya terbaru untuk mendiversifikasi rute bantuan ke wilayah yang dilanda perang tersebut.
Gerakan perlawanan Islam Palestina (Hamas) meninggalkan perundingan gencatan senjata di Kairo sebagai tanggapan atas aksi destruktif rezim Zionis.
Lima orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka setelah pendaratan parasut, sebuah titik terjun kemanusiaan gagal terbuka, menyebabkan sebuah palet jatuh ke kerumunan orang yang menunggu makanan di utara kamp pengungsi Shati Kota Gaza.