Transformasi Asia Barat, 7 Mei 2022
Dinamika di negara-negara Asia Barat pekan lalu diwarnai sejumlah isu penting di antaranya, Anggota Knesset: Tiba Saatnya Bangun Sinagoge di Masjid Al Aqsa.
Selain itu, masih ada isu lainnya seperti, Takut Diserang Hizbullah, Pasukan Israel Buat Simulasi Perang, Jihad Islam Palestina: Kami Siap Membela Masjid Al-Aqsa, Koalisi Saudi Langgar Gencatan Senjata Ratusan Kali di al-Hudaydah, Sukses Gagalkan Rencana Musuh, al-Kadhimi Puji Pasukan Irak, Idul Fitri, Ratusan Warga Palestina Salat di Masjid al-Aqsa, Sepertiga Pemuda Israel Ingin Keluar dari Wilayah Pendudukan, PM Rezim Zionis: Jangan Biarkan Hamas Gulingkan Tel Aviv.
Anggota Knesset: Tiba Saatnya Bangun Sinagoge di Masjid Al Aqsa
Salah satu anggota Parlemen Rezim Zionis Israel (Knesset) mendesak dimulainya pembangunan sinagoge di Masjid Al Aqsa.
Itamar Ben-Gvir, salah satu anggota ekstrem Knesset, Kamis (5/5/2022) bersama sejumlah banyak pemukim Zionis lain, memasuki pelataran Masjid Al Aqsa.
Saat memasuki Masjid Al Aqsa, ia mengatakan, "Sudah tidak saatnya untuk membangun sinagoge Yahudi, di dalam pelataran Masjid Al Aqsa."
Kelompok-kelompok Zionis, pekan ini mengimbau para pemukim Zionis untuk memasuki Masjid Al Aqsa guna memperingati hari pendudukan Palestina.
Hari ini, Rezim Zionis Israel membuka Bab Al Mugharabah, Masjid Al Aqsa, untuk memberikan peluang kepada para pemukim Zionis masuk.
Media mengabarkan bentrokan antara warga Palestina yang ada di dalam Masjid Al Aqsa, dengan pasukan Rezim Zionis yang menembakan peluru plastik ke arah mereka.
Takut Diserang Hizbullah, Pasukan Israel Buat Simulasi Perang
Simulasi militer pertama serangan rudal dari Lebanon dan Jalur Gaza ke utara wilayah pendudukan, baru-baru ini dilakukan oleh pasukan Rezim Zionis Israel.
Dikutip kantor berita Palestina, Shehab, Minggu (1/5/2022), simulasi militer pertama serangan rudal dari Lebanon, dan Jalur Gaza digelar oleh pasukan Rezim Zionis di Wadi Ara, utara wilayah pendudukan.
Militer Israel mengumumkan, tujuan dari simulasi militer ini adalah mengidentifikasi tingkat kesiapan pasukan rezim ini dalam menghadapi kemungkinan pertempuran di berbagai kota yang dihuni warga Palestina.
Rezim Zionis Israel beberapa kali harus menelan kekalahan dan menderita kerugian besar dalam perang menghadapi kelompok-kelompok perlawanan Palestina.
Perlawanan Palestina berulangkali memperingatkan Israel, jika agresi dan serangan mereka terus berlanjut, maka wilayah pendudukan akan dihujani rudal.
Sekjen Hizbullah Lebanon belum lama ini menegaskan bahwa jumlah rudal presisi Hizbullah bertambah dua kali lipat, dan lokasi mana pun di wilayah pendudukan bisa menjadi target rudal-rudal ini.
Jihad Islam Palestina: Kami Siap Membela Masjid Al-Aqsa
Anggota senior Jihad Islam Palestina menyatakan, pejuang faksi muqawama ini dalam kondisi siaga tertinggi untuk membela Masjid al-Aqsa dan kesucian umat Muslim.
Sejumlah kelompok pemukim Zionis pekan ini diminta untuk menyerbu Masjid al-Aqsa hari Kamis (5/5/2022) bertepatan dengan hari pendudukan Palestina (Hari Nakba) atau menurut Zionis, hari kemerdekaan rezim Zionis Israel.
Rezim Zionis Israel hari Kamis juga membuka Bab al-Maghariba Masjid al-Aqsa untuk tujuan tersebut dan mengijinkan sekelompok pemukim Zionis memasuki Masjid al-Aqsa. Beberapa jam kemudian, berbagai media melaporkan tentara Israel mundur dari kompleks Masjid al-Aqsa karena keberadaan warga Palestina yang tengah beritikaf di tempat suci ini.
Menurut laporan al-Masirah, Dawood Shahab mengungkapkan, musuh Zionis berusaha mengkompensasi kekalahannya di perang Pedang Quds, tapi sikap muqawama terhadap Palestina dan kesuciannya sangat jelas, dan Kami akan melindungi Masjid al-Aqsa dan warga Palestina.
“Kini kondisi siaga pasukan muqawama dan rakyat Palestina berada di level tertinggi, dan koordinasi antara rakyat Palestina akan mematahkan rencana penyerbuan Zionis ke Masjid al-Aqsa dan penerapan pembagian waktu dan tempat di masjid ini,” ungkap Shahab.
Anggota Jihad Islam Palestina ini di bagian lain statemennya menjelaskan, warga Quds dan bumi pendudukan tahun 1948 menghalangi aksi penyerbuan pemukim Zionis ke Masjid al-Aqsa, penyelenggaraan ritual Talmud dan pengibaran bendara Zionis di tempat suci ini, serta menggagalkan rencana mereka.
Ia menjelaskan bahwa seluruh opsi muqawama berada di atas meja dan muqawama Gaza serta operasi mati syahid di Tepi Barat dan wilayah pendudukan 1948 adalah opsi sah untuk membela wilayah dan aset rakyat Palestina. Lebih lanjut Dawood Shahab mengungkapkan, musuh Zionis dengan kedok normalisasi hubungan dengan sejumlah rezim Arab berusaha menutupi kejahatannya di Masjid al-Aqsa.
Menyusul aksi Zionis hari Kamis di Masjid al-Aqsa, Hamas juga memperingatkan Israel bahwa aksi tersebut dapat memicu bentrokan luas di bumi Palestina pendudukan.
Koalisi Saudi Langgar Gencatan Senjata Ratusan Kali di al-Hudaydah
Pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi dilaporkan telah melakukan 106 kali pelanggaran gencatan senjata di provinsi al-Hudaydah, Yaman barat.
Meskipun perjanjian gencatan senjata di provinsi al-Hudaydah Yaman telah ditandatangani pada tahun 2018, namun pasukan koalisi agresor pimpinan Arab Saudi dan pasukan bayarannya terus melanggar perjanjian tersebut.
Menurut jaringan televisi al-Masirah pada hari Selasa (3/5/2022), pesawat pengintai milik pasukan koalisi telah tiga kali menarget distrik Hays di al-Hudaydah.
Artileri pasukan koalisi juga menargetkan daerah al-Jabaliyah dan Hays, dan pesawat mata-mata koalisi terbang di atas daerah ini sebanyak 13 kali.
Sebelumnya, Kepala Tim Perunding Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman Mohammed Abdul Salam di akun twitternya menulis, koalisi pimpinan Arab Saudi bertanggung jawab penuh atas pelanggaran perjanjian gencatan senjata di Yaman.
Di menambahkan, bulan pertama gencatan senjata hampir berakhir tanpa kemajuan dalam klausul paling penting dari perjanjian, yaitu pembukaan kembali Bandara Internasional Sanaa.
Sekitar sebulan lalu, utusan khusus PBB untuk Yaman mengumumkan gencatan senjata.
Arab Saudi, dengan dukungan Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan beberapa negara lain, telah melancarkan invasi militer ke Yaman sejak Maret 2015 dan memblokade negara ini dari darat, laut dan udara.
Agresi militer ini telah menyebabkan puluhan ribu warga Yaman tewas dan infrastruktur penting negara ini pun hancur.
Invasi militer Arab Saudi dan sekutunya juga telah menyebabkan jutaan warga Yaman mengungsi dan negara ini menghadapi krisis kemanusiaan terbesar dalam abad ini. Lebih dari 85 persen infrastruktur Yaman hancur dan negara ini menghadapi kekurangan makanan dan obat-obatan.
Sukses Gagalkan Rencana Musuh, al-Kadhimi Puji Pasukan Irak
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi mengatakan, rencana musuh untuk mengacaukan situasi keamanan di kota-kota Irak selama bulan suci Ramadan telah digagalkan oleh pasukan keamanan.
Selama bulan suci Ramadan, pasukan keamanan Irak mengumumkan bahwa mereka telah beberapa kali berhasil menggagalkan plot dan serangan kelompok teroris Daesh (ISIS) di Baghdad dan di sejumlah kota lainnya.
Menurut al-Forat News, al-Kadhimi yang juga sekaligus sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Irak, mengunjungi markas Komando Operasi Gabungan Irak pada Senin (2/5/2022) pagi dan bertemu dengan para komandan keamanan.
Dia mengucapkan selamat kepada Angkatan Bersenjata Irak atas datangnya Idul Fitri dan memuji upaya para komandan Irak dan pasukan keamanan dalam menjaga keamanan masyarakat selama Ramadan, serta menggagalkan rencana musuh untuk mengacaukan situasi keamanan di kota-kota Irak.
Al-Kadhimi menekankan perlunya melanjutkan upaya ini untuk memastikan keamanan warga Irak selama Idul Fitri dan meningkatkan upaya untuk mengamankan perbatasan.
"Musuh bermaksud menyerang, tetapi tindakan intelijen kita dan kewaspadaan keamanan pasukan telah menggagalkan rencana mereka," pungkasnya.
Meskipun pemerintah Irak mengumumkan pembebasan semua daerah yang diduduki teroris Daesh pada Desember 2017, namun sisa-sisa anggota teroris takfiri ini masih aktif di provinsi Diyala, al-Anbar, Salah al-Din dan Nineveh. Mereka kadang-kadang melancarkan serangan terhadap militer dan rakyat biasa.
Idul Fitri, Ratusan Warga Palestina Salat di Masjid al-Aqsa
Sekitar 200.000 warga Palestina menghadiri salat Idul Fitri di Kompleks Masjid al-Aqsa meski otoritas rezim Zionis Israel memberlakukan langkah-langkah keamanan ketat untuk mencegah warga Palestina memasuki Masjid al-Aqsa.
17 negara Arab dan Muslim, termasuk Arab Saudi, Qatar, Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA), Palestina, Yaman, Mesir, Lebanon, Libya, Tunisia, Pengadilan Wakaf Sunni Irak, Sudan, Turki, Aljazair, Suriah dan Mauritania mengumumkan bahwa hari ini, Senin (2/5/2022) adalah 1 Syawal 1443 H dan Idul Fitri
Menurut laporan al-Ahed pada hari Senin, kehadiran luas warga Palestina di Kompleks Masjid al-Aqsa untuk salat Idul Fitri terjadi pada saat rezim Zionis telah mengerahkan segala upayanya untuk mencegah jemaah Palestina memasuki Kompleks Masjid al-Aqsa. Namun, tekad warga Palestina untuk datang ke masjid tersebut untuk salat Idul Fitri membuat aparat zionis tidak mampu mencegahnya.
Pasukan Zionis juga menarik diri dari ancamannya untuk mencegah warga Palestina memasuki Masjid al-Aqsa karena khawatir akan terjadi bentrokan sengit.
Pasukan dan pemukim Zionis selama bulan suci Ramadan meningkatkan kejahatan mereka di Kompleks Masjid al-Aqsa dengan menyerang jemaah Palestina. Ratusan warga Palestina dilaporkan gugur dan terluka dalam serangan tersebut.
Sepertiga Pemuda Israel Ingin Keluar dari Wilayah Pendudukan
Berdasarkan hasil jajak pendapat yang dilakukan sebuah pusat riset Rezim Zionis Israel, sepertiga pemuda di wilayah pendudukan berpikir untuk mengungsi.
Pusat riset Israel, Fenima, Minggu (1/5/2022) dalam hasil jajak pendapat yang dilakukannya melaporkan, para pemuda Israel yang mendominasi hampir setengah populasi Zionis di wilayah pendudukan, mengaku tidak optimis dengan masa depan Rezim Zionis, dan sepertiga dari mereka berpikir untuk migrasi, dan mendapatkan pekerjaan demi kehidupan yang lebih baik.
Tujuan dari jajak pendapat yang dilakukan oleh Fenima ini adalah memperoleh solusi guna menekan disintegrasi sosial di tengah masyarakat Zionis.
Jajak pendapat yang dirilis hari Minggu oleh surat kabar Israel Hayom tersebut menunjukan hasil yang dianggap mengkhawatirkan.
“33 persen pemuda Israel berusaha keluar dari wilayah pendudukan, sementara 44 persen lainnya merasa sama sekali tidak punya masa depan di Israel,” tulis Israel Hayom.
Sejumlah masalah seperti biaya hidup yang tinggi, keamanan dan disintegrasi sosial dituduh sebagai faktor yang menyebabkan para pemuda Israel berpikir untuk mengungsi dari wilayah pendudukan.
Sekitar 40 persen pemuda Israel berpikir untuk migrasi karena biaya hidup yang tinggi di Israel, dan 22 persen lainnya karena merasa tidak aman, sementara 18 persen pemuda Israel ingin migrasi karena disintegrasi sosial.
PM Rezim Zionis: Jangan Biarkan Hamas Gulingkan Tel Aviv
Perdana Menteri Rezim Zionis Israel meminta anggota kabinetnya untuk tidak membiarkan keinginan Hamas, menggulingkan pemerintah Tel Aviv, terlaksana.
Naftali Bennett, Minggu (1/5/2022) seperti dikutip situs Arutz Sheva menyinggung ketidakamanan yang meluas di Israel, aksi perlawanan Palestina, dan statemen Yahya Sinwar, Ketua Biro Politik Hamas di Gaza.
PM Israel menggarisbawahi pernyataan Yahya Sinwar yang mendesak Partai Ra'am, Daftar Arab Bersatu untuk keluar dari koalisi kabinet Bennett, sebagai upaya penggulingan kabinet itu.
"Kemarin saya sudah mendengar apa yang dikatakan Yahya Sinwar, yang meminta Mansour Abbas, Ketua Daftar Arab Bersatu untuk membubarkan kabinet Israel. Jelas, Hamas tidak menyukai pemerintahan kita," ujar Bennett.
PM Israel menegaskan, "Ini adalah masalah yang sangat penting, karena menunjukkan siapa dan apa yang diinginkan. Realitasnya bahwa Hamas ingin menggulingkan pemerintah Tel Aviv. Mereka mengatakan apa-apa yang harus dikatakan kepada Anda. Kita tidak boleh membiarkan Sinwar menang."