Senjata Hizbullah, Penjamin Tunggal Lebanon Lindungi Ladang Gasnya
Hizbullah Lebanon menerbangkan tiga drone pengintai di atas ladang gas Karish pada hari Sabtu, 2 Juli 2022. Misi tiga drone ini adalah pengintaian, dan menyampaikan pesan pada Rezim Zionis Israel.
Beberapa hari lalu, dua milik rezim Zionis memasuki ladang gas tersebut setelah melanggar garis perbatasan perairan Lebanon, dan salah satunya bahkan melewati batas hingga beberapa kilometer.
Ladang Gas Karish terletak 100 kilometer dari perbatasan Palestina pendudukan (Israel), tetapi rezim ilegal Zionis menganggap kawasan itu sebagai wilayah ekonominya. Daerah ini memiliki 203 triliun kaki kubik gas.
Rezim Zionis ingin mengubah dirinya dari konsumen energi menjadi eksportir energi dengan menguasai ladang gas Karish dan menggunakan sebagai alat politik dan ekonomi sejalan dengan kebijakan ekspansionisnya.
Israel ingin memanfaatkan peningkatan permintaan Barat, khususnya Eropa, atas gas setelah perang Ukraina, yang telah menyebabkan penurunan ekspor gas Rusia, sebagai peluang untuk mencapai tujuan-tujuan ilegalnya.
Dengan cara ini, rezim Zionis ingin menarik negara-negara Eropa bersamanya. Rezim penjajah Palestina ini telah menandatangani kontrak dengan perusahaan Inggris-Yunani untuk pengeboran ladang gas Karish, dan mengambil alih jaminan keamanan, namun, beberapa sumber berita menyebutkan bahwa Israel telah menyerahkan tanggung jawab keamanan tersebut kepada Amerika Serikat dan dua kapal negara ini telah ditempatkan di daerah yang disengketakan tersebut.
Jika berita ini benar, hal itu akan menambah pentingnya tindakan Hizbullah yang menerbangkan tiga drone pengintai menuju ladang gas Karish dan menunjukkan bahwa Hizbullah tidak akan melepaskan tanggung jawabnya di bidang ini dalam keadaan apapun.
Sebelum agresi rezim Zionis ke ladang gas Karish dan wilayah sengketa lainnya, yang mencapai sekitar 1400 kilometer persegi, diketahui oleh publik dan rakyat Lebanon, para penentang internal dan eksternal Hizbullah selalu menekankan dan bersikeras bahwa persenjataan Hizbullah harus dilucuti.
Namun sekarang para penentang itu hanya bungkam dan tidak memiliki alasan untuk melanjutkan penegasannya tersebut. Sebaliknya, peralatan dan senjata Hizbullah kini benar-benar dianggap penting, dan hal ini juga disadari oleh pemerintah Lebanon dan rakyat negara ini, serta bahkan para penentang Hizbullah.
Terlepas dari perbedaan pendapat internal, dapat dikatakan bahwa sebagian besar warga Lebanon sepakat bahwa mereka harus mengambil manfaat dari sumber daya alam dan cadangan energi negara mereka seperti negara lain untuk mengatasi kemiskinan dan krisis ekonomi yang merajalela.
Dan mereka yang menaruh hati pada mediasi AS melihat fakta saat ini bahwa Washingtong memihak Tel Aviv, bahkan mengirim kapal perang untuk melindungi pengeboran di wilayah yang disengketan antara Lebanon dan Israel itu.
Pemerintah Lebanon telah membuka rekening khusus terkait pemanfaatan sumber daya gas dan minyaknya, dan Najib Miqati juga telah mengumumkan bahwa salah satu prioritas pemerintahan barunya adalah eksploitasi dan pengeboran sumber daya ini, sementara pemerintah Lebanon tidak memiliki jaminan atas pemanfaatan energi itu kecuali persenjataan Hizbullah.
Sekarang mereka melihat fakta bahwa agresi Israel ke ladang gas Lebanon telah menggandakan pentingnya untuk menjaga persenjataan Hizbullah. Semua propaganda dan upaya politik yang telah dilakukan untuk melucuti persenjataan Hizbullah dalam beberapa tahun dan dekade terakhir pun pudar. Kondisi tersebut membuat Israel menghadapi paradoks baru, dan situasi itu juga telah menciptakan dasar hukum untuk hak pertahanan Lebanon dan Hizbullah.
hizbu
Kini semua menyadari bahwa Israel hanya mengerti bahasa perlawanan dengan senjata, dan senjata Hizbullah adalah satu-satunya harapan dan penjamin tunggal bagi Lebanon untuk melindungi dan memanfaatkan sumber-sumber daya alam dan energi yang dimiliki negara ini.
Di sisi lain, media rezim Zionis mengakui bahwa Hizbullah Lebanon mampu menerbangkan ratusan drone secara serentak ke target-target strategis di wilayah pendudukan. Situs Israel, Walla, Minggu (3/7/2022) malam melaporkan, tujuan Hizbullah menerbangkan drone ke ladang gas Karish, adalah mengirim pesan kepada Israel, bahwa Tel Aviv harus memenuhi tuntutan-tuntutan mereka.
Walla menambahkan, kekhawatiran aparat keamanan Israel adalah serangan-serangan lain Hizbullah. Israel punya masalah soal bagaimana membalas serangan tersebut, dan dihadapkan pada dua pilihan, bersiap untuk operasi mendatang atau menerima risiko ketegangan dengan Hizbullah.
Menurut situs rezim Zionis ini, operasi Hizbullah membawa pesan penting bagi perundingan penentuan batas laut antara Lebanon dan Israel, serta jangkauan militer Israel, dalam melindungi kawasan dan melawan ancaman-ancaman lain.
"Para pakar Israel di ladang gas Karish, sudah merasa tidak aman, pasalnya mereka menyaksikan sendiri jika Hizbullah telah mengambil keputusan, maka target drone-drone akan berubah bukan sekadar mengawasi lagi, atau menembakan rudal-rudal ke anjungan lepas pantai Israel," pungkasnya. (RA)