Transformasi Asia Barat, 25 Maret 2023
(last modified Sat, 25 Mar 2023 12:58:55 GMT )
Mar 25, 2023 19:58 Asia/Jakarta
  • Amir Abu Khadija, syahid pertama Palestina di bulan Ramadan
    Amir Abu Khadija, syahid pertama Palestina di bulan Ramadan

Dinamika di negara-negara Asia Barat pekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya: Syahid Pertama Palestina di Bulan Suci Ramadan

Selain itu, masih ada isu lainnya seperti:

  • Parlemen Yordania Sepakat Usir Dubes Rezim Zionis
  • Assad Puji Dukungan Iran dalam Memerangi Terorisme dan Membantu Korban Gempa
  • Kemenlu UEA Mereaksi Pernyataan Menteri Ekstrem Zionis
  • PM Irak: Keamanan Negara-Negara Tetangga Penting
  • Menlu Saudi: Kami Dukung Perdamaian Permanen di Yaman
  • Yaman Umumkan Jumlah Korban Agresi Militer Koalisi Saudi
  • Saudi Benarkan Dimulainya Dialog dengan Suriah untuk Layanan Konsuler
  • Hizbullah Kecam Pembunuhan Komandan Saraya Al Quds di Suriah

Syahid Pertama Palestina di Bulan Suci Ramadan

Seorang pemuda Palestina di barat laut Tepi Barat Sungai Jordan gugur syahid setelah terkena tembakan militer rezim Zionis.

Image Caption

Militer dan pemukim Zionis setiap hari dan dengan berbagai alasan membantai, melukai atau menangkap warga Palestina.

Seperti dilaporkan FNA Kamis (23/3/2023), berbagai sumber Palestina mengumumkan, militer Zionis menembak seorang pemuda Palestina di desa Izbat Shufa, di timur Tulkarem, barat laut Tepi Barat. Pemuda Palestina ini gugur syahid setelah ditembak di kepala.

Berbagai sumber lokal menyebutkan, pemuda tersebut bernama Amir Abu Khadija (25), dan salah satu komandan Batalion Tulkarem.

Dalam laporan ini disebutkan, Departemen Kesehatan Palestina dalam statemennya membenarkan gugurnya Amir Abu Khadija.

Radio Militer Israel dalam laporannya seraya mengisyaratkan gugurnya pemuda Palestina ini mengonfirmasikan bahwa dua warga Palestina lainnya ditangkap dalam sebuah operasi militer.

Sekjen Gerakan Fatah di Shufa mengatakan, pagi ini, sekelompok besar pasukan pendudukan memasuki Izbat Shufa di tenggara Tulkarm, memblokir pintu masuk utama daerah ini dan tidak mengizinkan mobil dan orang lewat.

Hak-hak bangsa Palestina telah diinjak-injak rezim Zionis Israel lebih dari 70 tahun. Selama waktu tersebut, rezim Zionis melakukan kejahatan paling sadis terhadap warga Palestina.

Parlemen Yordania Sepakat Usir Dubes Rezim Zionis

Menanggapi statemen berbau rasisme Menteri Keuangan Rezim Zionis terhadap Yordania dan Palestina, Parlemen Yordania dengan suara mayoritas mendukung pengusiran Duta Besar Israel.

Dikutip situs Ammonnews, Rabu (22/3/2023) mayoritas anggota Parlemen Yordania mendukung rencana deportasi Dubes Rezim Zionis dari negara itu.

 "Parlemen Yordania dengan suara mayoritas menyetujui pengusiran Duta Besar Israel dari Amman," tulis situs Yordania tersebut.

Ditambahkannya, Komisi Parlemen Palestina, dan sebagian besar anggota Parlemen Yordania menghendaki pengusiran Dubes Rezim Zionis dari Amman.

 Pada saat yang sama, Parlemen Yordania juga mendesak pemerintah negara itu untuk segera mengusir Dubes Rezim Zionis dari Amman.

Ahmad Safadi, salah satu anggota Parlemen Yordania sehubungan dengan hal ini mengatakan, "Kami di Parlemen meminta pemerintah untuk melakukan langkah efektif terkait penggunaan sebuah peta yang diklaim milik Israel, oleh Menteri Keuangan Rezim itu, dan di dalamnya Kerajaan Hashemi Yordania, serta Wilayah Palestina pendudukan digabungkan ke Israel."

Sebelumnya Menteri Keuangan Rezim Zionis Bezalel Smotrich menunjukkan sebuah peta yang di dalamnya wilayah-wilayah bagian Yordania dan Palestina pendudukan digabungkan ke Israel.

Menanggapi hal ini Kementerian Luar Negeri Yordania, Senin malam mengecam statemen Menteri Keuangan Rezim Zionis di Paris itu, dan menyebutnya sebagai provokasi.

Assad Puji Dukungan Iran dalam Memerangi Terorisme dan Membantu Korban Gempa

Dalam pertemuan dengan Ketua Dewan Strategis Hubungan Luar Negeri Iran, Presiden Suriah mengapresiasi dukungan Tehran dalam memerangi terorisme dan menghadapi ancaman asing, serta membantu para korban gempa bumi baru-baru ini.

Bashar Assad

Republik Islam Iran memiliki kerja sama strategis dengan Suriah, dan dukungan Tehran untuk pemerintah yang sah negara ini selama krisis Suriah dan membantu pemerintah Assad dalam proses memerangi berbagai kelompok teroris adalah buktinya.

Setelah kekalahan Daesh (ISIS), hubungan antara Suriah dan Iran telah berkembang dan beragam, serta ada prospek yang jelas untuk pengembangan hubungan ini di semua bidang.

Menurut laporan IRNA, Bashar Assad, Presiden Republik Suriah, dalam pertemuan dengan Kamal Kharrazi, Ketua Dewan Strategis Hubungan Luar Negeri Iran, mengatakan bahwa dalam situasi saat ini negara-negara kawasan membutuhkan dialog intensif dan tindakan strategis. Karena perilaku Barat di wilayah ini mungkin menjadi lebih bermusuhan dan menggunakan semua alat yang tersedia di masyarakat Asia Barat.

Asad menambahkan, Negara-negara di kawasan Asia Barat harus bergerak untuk memperkuat hubungan mereka sehingga dapat menciptakan sistem pertahanan terhadap kebijakan yang bermusuhan.

Presiden Suriah menyatakan bahwa ekstremisme agama dan kemerosotan moral serta jarak dari afiliasi apa pun disebabkan oleh skenario dan program Barat terhadap pemuda di kawasan Asia Barat dan menyatakan bahwa negara-negara di kawasan itu menghadapi tantangan dan harus menciptakan yang opsi ketiga bagi generasi muda yang didasarkan pada pelestarian jati diri, budaya dan ketergantungan pada negara.

Kamal Kharrazi, Ketua Dewan Strategis Hubungan Luar Negeri Iran juga mengatakan dalam pertemuan ini, Dalam bayang-bayang perubahan cepat dan besar di dunia, negara-negara di kawasan harus memiliki visi masa depan yang jelas untuk mengamankan negara mereka.

Ketua Dewan Strategis Hubungan Luar Negeri Iran menyatakan bahwa masalah ini membutuhkan peningkatan pertemuan dan dialog antara para pejabat dan pemikir budaya dan strategis di kawasan, dan dari sudut pandang ini, dimulainya kembali hubungan antara Tehran dan Riyadh, penguatan hubungan Suriah dengan negara-negara Arab dan kemajuan signifikan dalam hubungan Rusia dan Cina merupakan langkah positif dalam hal ini.

Kemenlu UEA Mereaksi Pernyataan Menteri Ekstrem Zionis

Uni Emirat Arab bereaksi terhadap sikap fasis Menteri Keuangan rezim Zionis.

Bezalel Smotrich, Menteri Keuangan rezim Zionis mengklaim pada sebuah upacara di Paris pada hari Minggu (19/03/2023) bahwa tidak ada yang namanya rakyat Palestina dan mengklaim bahwa rakyat Palestina adalah penemuan dari abad terakhir dan orang-orang seperti dirinya dan nenek moyangnya adalah orang Palestina yang sebenarnya.

Bezalel Smotrich

Smotrich sebelumnya mendukung serangan pemukim zionis terhadap warga Palestina di daerah Huwara di selatan Nablus dan menyerukan pembersihan etnis di daerah tersebut.

Menurut laporan Kantor Berita Emirates (WAM) pada hari Selasa (21/03/2023), Kementerian Dalam Negeri UEA, mengutuk pernyataan terbaru dari Bezalel Smotrich, Menteri Keuangan rezim Zionis yang menggunakan penggunaan peta yang mencakup perbatasan Kerajaan Yordania dan Wilayah Pendudukan Palestina.

Kementerian Luar Negeri UEA menekankan perlunya menghadapi kata-kata penuh kebencian dan kekerasan serta menekankan pentingnya penguatan nilai-nilai toleransi dan koeksistensi manusia sebagai bagian dari upaya mengurangi ketegangan dan ketidakstabilan di kawasan.

Kemenlu UEA juga menekankan perlunya mendukung upaya regional dan internasional untuk memajukan proses perdamaian di Timur Tengah, serta mengakhiri tindakan ilegal yang mengancam solusi dua negara dan pembentukan negara Palestina merdeka di kawasan tersebut.

Sementara itu, menanggapi pernyataan rasis Menteri Keuangan rezim Zionis, Kementerian Luar Negeri Yordania memanggil duta besar rezim ini di Amman.

Kementerian Luar Negeri Mesir juga mengecam keras pernyataan Smotrich tentang Palestina dan menyebut pernyataan tersebut rasis.

PM Irak: Keamanan Negara-Negara Tetangga Penting

Perdana Menteri Irak, Mohammad Shia Al Sudani menegaskan urgensi keamanan negara-negara tetangga, dan penentangannya atas setiap penyerangan kepada negara tetangga mana pun yang dilakukan dari wilayah Irak.

PM Irak, Mohamamd Shia Al Sudani dalam sebuah wawancara eksklusif dengan saluran Al Jazeera Qatar Minggu (19/3/2023) malam mengatakan,"Perjanjian yang kami tanda tangani dengan Iran hari ini mengenai urgensi menjaga perbatasan bersama, dan menyerahkan orang-orang yang dicari pihak keamanan kedua negara".

PM Irak, Mohamamd Shia Al Sudani

"Kami berharap  perjanjian yang kami tanda tangani dengan Iran hari ini akan menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas perbatasan bersama," ujar PM Irak.

Perjanjian tentang kerja sama keamanan bersama antara Iran dan Irak ditandatangani pada hari Minggu dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh Perdana Menteri Irak Mohammad Shia Al Sudani, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional  Republik Islam Iran, Ali Shamkhani, dan Penasihat Keamanan Nasional Irak, Qasim Al Araji.

Kesepakatan antara kedua negara tentang persiapan dan penandatanganan perjanjian ini, yang memasuki proses persiapan selama beberapa bulan, akan memberikan dampak menentukan dalam mengurangi dan mengelola tantangan keamanan yang tidak diinginkan antara kedua negara, termasuk kejahatan kelompok anti Iran yang berada di wilayah Kurdistan Irak.

Menlu Saudi: Kami Dukung Perdamaian Permanen di Yaman

Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan pemulihan hubungan negaranya dengan Iran, berdasarkan penghormatan atas kedaulatan masing-masing negara, dan Riyadh mendukung perdamaian permanen di Yaman.

Faisal bin Farhan, Jumat (17/3/2023) dalam pertemuan Dewan Menteri Organisasi Kerja Sama Islam, OKI, ke-49 di Mauritania menuturkan, "Kami mendukung perdamaian di Yaman, dan upaya internasional untuk mencapai gencatan senjata penuh serta permanen di negara itu."

Ia menambahkan, "Proses politik, dan perundingan antara Arab Saudi, dan Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman, sudah dimulai."

Pada saat yang sama, Menlu Saudi juga menyinggung kesepakatan pemulihan hubungan negaranya dengan Iran, dan dialog dengan Tehran dilakukan berdasarkan penghormatan atas kedaulatan masing-masing negara, serta prinsip bertetangga yang baik.

"Kami telah melakukan dialog dengan saudara-saudara kami dari Iran, selama lebih dari dua tahun di Baghdad, Beijing dan Muscat," imbuhnya.

Duta Besar Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman untuk Iran, Ibrahim Al Dailami membantah rumor yang mengatakan kesepakatan Tehran-Riyadh akan mempengaruhi perpanjangan gencatan senjata, dan perdamaian di Yaman.

Ia menegaskan, "Saya tidak ingin mengungkap rahasia Saudi di sini, tapi mereka pertama ingin membicarakan masalah Yaman, lalu masalah-masalah lain. Orang-orang Iran dalam perundingan dengan Saudi menegaskan bahwa hubungan Tehran dengan Yaman adalah hubungan dekat dan bersahabat, dan akan berdiri bersama Yaman untuk melawan agresi dan blokade."

Yaman Umumkan Jumlah Korban Agresi Militer Koalisi Saudi

Kementerian Hak Asasi Manusia Yaman mengumumkan bahwa 49 ribu warga sipil tewas dan terluka sejak dimulainya serangan militer pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi ke Yaman pada tahun 2015.

Arab Saudi, dengan dukungan Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan beberapa negara lainnya, telah melakukan agresi militer ke Yaman sejak Maret 2015 dan memblokade negara ini dari darat, laut, dan udara.

"Jumlah total korban tewas dan terluka selama delapan tahun agresi, telah melampau angka 49 ribu orang, yang meliputi lebih dari 8.700 anak dan lebih dari 5.400 wanita," kata Kementerian Hak Asasi Manusia Yaman pada hari Kamis (23/3/2023).

Laporan tersebut diumumkan dalam sebuah pernyataan dengan judul "Delapan Tahun Agresi, Blokade, Konspirasi, dan Kolusi Internasional," yang dimuat di situs kantor berita al-Masirah.

Disebutkan bahwa selama periode tersebut, 1.483.000 warga sipil juga tewas secara tidak langsung akibat penyebaran penyakit kronis, keracunan bahan kimia dari senjata terlarang, kekurangan gizi dan lain-lain.

"Delapan tahun agresi dan blokade juga telah menyebabkan tingkat kemiskinan mencapai 95% dan tingkat pengangguran lebih dari 65%," tulis laporan tersebut.

Kementerian Hak Asasi Manusia Yaman juga mengumumkan bahwa blokade yang kejam telah meningkatkan penderitaan rakyat Yaman dan menyebabkan kerawanan pangan yang parah bagi lebih dari 16 juta orang.

Menurut laporan ini, akibat penutupan Bandara Internasional Sana'a, lebih dari 120.000 orang sakit dari hampir satu juta pasien yang sangat membutuhkan perjalanan ke luar negeri untuk perawatan harus kehilangan nyawa mereka.

Saudi Benarkan Dimulainya Dialog dengan Suriah untuk Layanan Konsuler

Televisi Arab Saudi Kamis (23/3/2023) malam mengutip seorang staf Kemenlu negara ini melaporkan bahwa Riyadh memulai dialog dengan Suriah untuk memulai layanan konsuler.

Image Caption

IRNA melaporkan, konfirmasi pemerintah Riyadh datang beberapa jam setelah Reuters mengutip sumber terpercaya melaporkan bahwa Suriah dan Arab Saudi telah sepakat untuk melanjutkan hubungan dan membuka kembali kedutaan setelah 10 tahun terputus.

Sebuah sumber terpercaya kepada Reuters mengatakan, Hossam Luqa, kepala intelijen Suriah beberapa hari berkunjung ke Arab Saudi, dan selama pertemuan dengan pejabat Saudi mencapai kesepakatan terkait pembukaan kembali kedubes  kedua negara.

Sebelumnya hari Ahad lalu, sejumlah sumber kepada Sputnik mengatakan bahwa Arab Saudi berencana dalam waktu dekat akan membuka kembali konsulatnya di Damaskus.

Hizbullah Kecam Pembunuhan Komandan Saraya Al Quds di Suriah

Hizbullah Lebanon mengutuk keras pembunuhan Syahid Ali Ramzi al-Aswad, salah satu komandan pasukan Quds, sayap militer Jihad Islam Palestina di Suriah.

Ali Ramzi Al-Aswad, salah satu komandan Saraya al-Quds, sayap militer Jihad Islam ditembak mati pada Minggu pagi di di Rif Damaskus Suriah.

Gerakan Jihad Islam mengumumkan adanya tanda-tanda pembunuhan Ramzi al-Aswad oleh rezim Zionis.

Jihad Islam Palestina dalam pernyataannya mengatakan bahwa kejahatan ini terjadi ketika rezim Zionis sangat menderita akibat serangan pasukan perlawanan Palestina.

Hizbullah Lebanon dalam statemen yang disampaikan hari Senin (20/3/2023) mengumumkan, "Operasi pembunuhan para pemimpin dan pejabat gerakan perlawanan tidak akan menjadikan musuh meraih tujuannya. Bahkan serangan semacam itu akan meningkatkan kewaspadaan dan kebangkitan bangsa-bangsa Arab dan Islam,".

Gerakan Hamas juga mengutuk pembunuhan salah satu komandan Saraya al-Quds di Suriah, dan menilainya sebagai tindakan pengecut yang dilakukan rezim Zionis.

Hamas menekankan bahwa kejahatan rezim Zionis tidak akan mematahkan semangat bangsa Palestina untuk melanjutkan jalan perlawanan hingga meraih kemenangan akhir.

 

Tags