May 10, 2023 21:22 Asia/Jakarta
  • Hubungan Saudi-Suriah Pulih, Proyek AS-Israel Gagal Total

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arab Saudi mengumumkan langkah-langkah baru yang sejalan dengan dimulainya kembali hubungan dengan Suriah.

Melalui akun Twitter-nya, Kemlu Arab Saudi baru-baru ini mengumumkan bahwa Riyadh memutuskan untuk melanjutkan aktivitas diplomatiknya di Suriah.

Menurut Kemlu Arab Saudi, keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan ikatan persaudaraan yang dimiliki Arab Saudi dan Suriah dan sejalan dengan keinginan untuk memperluas kegiatan bersama kedua negara serta memperkuat keamanan dan stabilitas di kawasan.

Delegasi menteri-menteri Arab Saudi mengadakan pertemuan yang dipimpin oleh Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk membahas pemulihan hubungan bilateral dengan Suriah. Mereka menyambut baik keputusan Dewan Menteri Luar Negeri Liga Arab untuk melanjutkan partisipasi delegasi pemerintah Suriah dalam pertemuan-pertemuan aliansi ini dan semua lembaga afiliasinya.

Setelah pengumuman Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengenai dimulainya secara resmi misi diplomatiknya di Suriah, pemerintah Damaskus segera melanjutkan aktivitas konsulernya di Riyadh.

"Dengan mempertimbangkan hubungan mendalam dan saling ketergantungan antara rakyat Republik Arab Suriah dan Kerajaan Arab Saudi dan dalam kerangka mewujudkan keinginan rakyat kedua negara dan keyakinan Republik Arab Suriah mengenai pentingnya memperkuat hubungan bilateral di antara negara-negara Arab melalui pelayanan langkah bersama, maka pemerintah Damaskus memutuskan untuk melanjutkan aktivitas misi diplomatiknya di Kerajaan Arab Saudi," kata pernyataan Kemlu Suriah.

Melihat perkembangan ini, kemungkinan keikutsertaan Presiden Suriah Bashar Assad dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab di Riyadh yang akan digelar beberapa hari lagi semakin besar. Partisipasi ini penting karena dapat membuat pencapaian regional dan ekstra-regional yang positif bagi Suriah dan negara-negara Arab lainnya.

Arab Saudi memainkan peran kunci dalam kembalinya Suriah ke Liga Arab sebagaimana juga memainkan peran penting dalam pengusiran Suriah dari Liga Arab, dan jika bukan karena upaya Riyadh, mungkin hal ini tidak akan terjadi. Oleh karena itu, dalam normalisasi hubungan antara Suriah dan Arab Saudi, perubahan pendekatan Riyadh menjadi faktor utama.

Perubahan pendekatan dengan melihat ke Timur melalui penguatan hubungan dengan Rusia dan Cina, dan berpaling dari Amerika Serikat (AS) dengan menolak tuntutan Washington untuk meningkatkan batas produksi minyak guna menekan Rusia serta mulai menolak perang di Ukraina merupakan pendekatan serius dan strategis Arab Saudi, dan bukan pendekatan taktik.

KTT Liga Arab

Pendekatan tersebut berlanjut dengan rekonsiliasi dengan Iran melalui mediasi Cina dan akhirnya berujung pada normalisasi hubungan dengan Suriah. Tentu saja, Suriah juga perlu memulihkan hubungan dengan Arab Saudi dan kembali ke Liga Arab, dan ini akan membantu untuk mempercepat proses rekonstruksi Suriah dan menyelesaikan proses pemulihan kedaulatan nasional serta integritas teritorialnya.

Dari sudut pandang ini, perkembangan hubungan antara Suriah dan Arab Saudi dapat dinilai sebagai hasil dari evaluasi simetri kebutuhan kedua belah pihak. Berdasarkan hal tersebut, dimulainya kembali hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Suriah dapat diartikan sebagai win-win game seperti dimulainya kembali hubungan diplomatik antara Iran dan Arab Saudi. Pemulihan hubungan ini akan menguntungkan kedua belah pihak dan secara bertahap akan mengkompensasi kerugian yang ditimbulkan dari kebijakan yang diambil selama lebih dari satu dekade lalu.

AS dan rezim Zionis Israel adalah pihak-pihak yang menentang perkembangan ini. Sebab, keduanya adalah pecundang dalam hal dimulainya kembali hubungan antara Arab Saudi dan Suriah, dan rekonsiliasi antara Iran dan Arab Saudi. AS dan rezim Zionis juga menjadi pecundang setelah Poros Perlawanan sukses menghadapi proyek penggulingan meski dengan pengorbanan yang sangat besar dan biaya yang sangat tinggi. Untuk itu, Washington dan Tel Aviv tidak akan tinggal diam melihat pemulihan hubungan antara Arab Saudi dan Suriah.

Kelanjutan pendekatan positif Arab Saudi akan bergantung pada seberapa besar Riyadh menolak tuntutan dan melawan tekanan AS dan sekutunya. Untuk Suriah, tidak ada keraguan lagi. Komitmen pemerintah Damaskus telah teruji, dan selama 12 tahun, Suriah gigih melawan kekuatan-kekuatan besar dunia yang ingin menghancurkan negara ini.  

AS dan rezim Zionis terus berusaha menekan Arab Saudi untuk mengubah kebijakan terbarunya dan memaksa Riyadh menormalkan hubungannya dengan Israel. Hal ini terlihat dari kunjungan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan ke Arab Saudi baru-baru ini.

Setelah lawatan Sullivan ke Arab Saudi, delegasi AS berkunjung ke Palestina pendudukan (Israel) untuk bertemu dengan Perdana Menteri rezim Zionis Benjamin Netanyahu.

Tidak diragukan lagi, kembalinya Suriah ke Liga Arab dan pemulihan hubungan dengan Riyadh merupakan pukulan besar terhadap rezim pendudukan dan AS serta semua konspirasi dan proyek mereka di kawasan. Proyek yang dirancang dan dieksekusi selama 12 tahun terakhir untuk menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad akhirnya gagal.

Menurut media Amerika, perkembangan terbaru ini juga menunjukkan secara jelas berkurangnya pengaruh AS di kawasan, dan yang pasti, berkurangnya pengaruh AS di kawasan akan berdampak negatif bagi Israel.

Kehadiran Bashar al-Assad dalam pertemuan para pimpinan Liga Arab di Riyadh pada 19 Mei 2023 akan menyempurnakan proses rekonsiliasi negara-negara Arab di kawasan, dan Presiden Suriah itu akan menjadi bintang dalam KTT ini. (RA)

Tags