Irak Mengaku Komitmen terhadap Perjanjian Keamanan dengan Iran
Deputi perdana menteri sekaligus menteri luar negeri Irak mengatakan, dalam pertemuan dengan presiden Iran, ia menekankan komitmen Irak terhadap perjanjian keamanan antara kedua negara.
Fuad Hussein, menlu Irak Rabu lalu tiba di Tehran untuk membahas berbagai isu, khususnya perjanjian keamanan Iran dan Irak. Ia bertemu dengan sejawatnya dari Iran, Hossein Amir-Abdollahian dan Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi.
Perjanjian kerja sama keamanan Iran dan Irak ditandatangani 19 Maret lalu oleh Ali Shamkhani, mantan Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran dan penasihat keamanan nasional perdana menteri Irak di Baghdad.
Iran menekankan bahwa berdasarkan perjanjian ini, Irak harus melucuti senjata kelompok separatis di perbatasan bersama. Batas waktu kesepakatan ini akan berakhir 19 September.
Menurut laporan IRNA, Fuad Hussein Jumat (15/9/2023) dalam statemennya menyatakan, selama pertemuan dengan Presiden Raisi dibicarakan urgensi memperkokoh hubungan bilateral negara bertetangga ini, dan juga kondisi politik, keamanan kawasan, dan peran berbagai negara dalam menyelesaikan krisis serta melawan tantangan yang ada.
Dalam statemen Deplu Irak disebutkan, dalam pertemuan ini juga ditekankan urgensi upaya koordinasi untuk menurunkan tensi dan krisis yang dihadapi kwasan, dan memperioritaskan dialog untuk memulihkan keamanan dan stabilitas.
Deplu Irak menjelaskan, Sayid Ebrahim Raisi seraya merujuk bahwa Irak mitra terhormat dan penting bagi Iran, menjelaskan Iran berminat memiliki hubungan terbaik dengan Baghdad di berbagai bidang.
Presiden Iran juga mengatakan, hubungan Iran dan Irak memiliki sejarah panjang di berbagai level, yang menyatukan dua bangsa bertetangga ini, serta Iran mendukung keamanan, stabilitas dan persatuan di Irak. (MF)