Dari Muqawama di Tepi Barat hingga Demo Hak Kepulangan di Jalur Gaza
(last modified Sun, 01 Oct 2023 14:00:16 GMT )
Okt 01, 2023 21:00 Asia/Jakarta
  • Demo Hak Kepulangan warga Palestina (dok)
    Demo Hak Kepulangan warga Palestina (dok)

Sebagai kelanjutan dari penistaan kesucian Masjid al-Aqsa oleh pemukim Zionis dalam beberapa hari lalu dengan alasan hari raya Yahudi, Minggu (1/10/2023) dini hari, pemukim Zionis secara ilegal menyerbu tempat suci ini dan melakukan aksi-aksi provokatif.

Pemukim Zionis sayap kanan menyanyi dan menari serta menghentakkan kakinya di pintu-pintu masuk Masjid al-Aqsa.

Sebelumnya berbagai kelompok ekstrim pemukim Zionis "Pembela Kuil Sulaiman" menyebar seruan untuk melancarkan serangan besar-besaran ke Masjid al-Aqsa di tiga hari raya Yahudi yang dimulai sejak 17 September dan berlanjut hingga pertengahan Oktober. Aksi provokatif ini menuai respon dari muqawama Palestina di Tepi Barat Sungai Jordan hingga Jalur Gaza.

Di Tepi Barat, berbagai kelompok muqawama hanya dalam 24 jam lalu telah melancarkan 14 operasi anti-Zionis di berbagai titik Tepi Barat. Operasi pasukan muqawama dilancarkan di Quds, Nablus, Tulkarem, Qalqilya, Jenin, Qalandiya, Ramallah dan al-Khalil (Hebron).

Di Jalur Gaza, pemuda pejuang Gaza memperingatkan bahwa Masjid al-Aqsa sebagai mi'raj Nabi Muhammad Saw adalah garis merah, dan jika penjajah melanggara tempat suci ini dan warga Palestina di dalamnya, maka api muqawama di perbatasan Gaza kembali akan menyala. Yang kian menambah bobot ancaman iin adalah dimulainya pawai Hak Kepulangan di Gaza setelah tahun 2020.

Pawai Hak Kepulangan warga Palestina

Selama tahun 2018 hingga 2020, senantiasa digelar secara rutin pawai Hak Kepulangan di Jalur Gaza, dan menjadi mimpi buruk Zionis, khususnya pemukim Zionis di sekitarnya. 30 Maret 2018, bersamaan dengan Hari Bumi di Palestina, banyak warga Palestina yang menghuni kamp-kamp penampungan baik di dalam Palestina atau di luar Palestina bergerak ke arah perbatasan Palestina pendudukan.

Slogan pawai warga Palestina ini adalah tuntutan kembali ke tanah air mereka. Mengingat jarak kamp Palestina dengan perbatasan sangat jauh, pawai hak kepulangan setelah Hari Bumi tahun 2018 hanya digelar di Gaza dengan tujuan mematahkan blokade daerah ini, dan pawai tersebut digelar setiap pekan hingga akhir tahun 2020.

Meskipun diadakannya demonstrasi ini membawa korban manusia besar bagi rakyat Palestina, namun karena dengan cara ini rakyat Palestina dapat tetap hidup dan hak kembalinya para pengungsi Palestina dapat dipertahankan, dan mencegah upaya rezim Zionis yang menjadikan hal tersebut sebagai bentuk kekerasan, maka mereka terus melakukan aksi ini dan kini mereka melanjutkannya dengan tujuan yang persis sama.

Sejak Maret 2018 hingga akhir 2020, di perbatasan Jalur Gaza dengan bumi pendudukan tahun 1948 (Israel), sebanyak 215 warga Palestina gugur di tangan militer Israel, dan 50 di antaranya adalah anak-anak. Sekitar 20 ribu orang dalam aksi pawai ini terluka, dan lima ribu di antaranya adalah anak-anak.

Meski situasi di Gaza sedikit mereda setelah dua minggu aksi “Hak Kepulangan” menyusul mediasi Qatar dan Israel yang bersedia membuka kembali penyeberangan Erez, namun tetap berlanjutnya aksi provokatif Zionis di Masjid al-Aqsa bisa memicu eskalasinya lagi. Menurut Kanal 13 TV Israel, Tel Aviv terpaksa menutup penyeberangan di Gaza setelah pawai Hak Kepulangan di perbatasan timur Jalur Gaza dan kebakaran serta penembakan di wilayah pendudukan Palestina, namun akhirnya menyerah kepada Hamas dan membuka penyeberangan sehingga pekerja Palestina dapat memasuki ke Palestina pendudukan.

Sebelumnya, sejak 17 September 2023 menyusul dimulainya kembali protes dan demonstrasi Palestina di sekitar Jalur Gaza, rezim Israel melarang masuknya pekerja Palestina dari Gaza ke wilayah pendudukan tahun 1948 melalui penyeberangan Beit Hanoun “Erez”. Kekhawatiran dimulainya kembali Pawai Hak Kepulangan dan berlanjutnya aksi ini, mendorong Zionis selain melakukan evaluasi kembali kondisi keamanan Gaza dan mengirim pasukan lebih besar ke wilayah perbatasan Gaza dengan Palestina pendudukan, juga menarget sejumlah titik di wilayah kecil ini dengan serangan udara.

Image Caption

Selain itu, aksi demonstrasi ini juga menimbulkan kerugian bagi rezim Zionis dengan menghancurkan kondisi kehidupan normal, mengganggu aktivitas ekonomi, dan menimbulkan kebakaran yang berkali-kali lipat lebih besar daripada perang pada umumnya. Faktor lain kekhawatiran dimulainya Pawai Hak Kepulangan bagi Zinis adalah erosi yang ditimbulkan oleh pawai ini pada tentara Zionis.

Unit-unit militer Israel yang ditempatkan di Jalur Gaza tidak pernah merasakan ketenangan, dan dalam beberapa pekan berturut-turut mereka dalam kondisi siaga dan siap perang. Dimulainya kembali pawai hak kepulangan selain menimbulkan ketakutan, juga menambah rasa ketidakpercayaan kepada pemerintah Zionis di saat protes internal terhadap RUU reformasi yidisial kian meluas, serta memicu putus asa di kabinet rezim ini.

Kekhawatiran terbesar Zionis dari pawai hak kepulangan adalah meluasnya domain aksi protes ini ke wilayah lain. Kekhawatiran terbesar Zionis adalah warga Palestina lainnya, terutama warga Palestina yang tinggal di kamp-kamp di luar Palestina, akan melihat bahwa “Pawai Hak Kepulangan” berhasil dan mereka dapat kembali ke Palestina dengan menggunakan senjata ini.

Namun, jika provokasi ekstremis Zionis di Masjid Al-Aqsa terus berlanjut, sesuai peringatan kelompok muqawama, akan ada kemungkinan kembalinya aksi unjuk rasa Hak Kepulangan dan bentrokan di Gaza.

 

 

 

Tags