Serangan Israel ke Gaza di Hari ke-35
Serangan rezim Zionis terhadap wilayah pemukiman dan infrastruktur vital di Jalur Gaza memasuki hari ke-35, dan terus berlanjut.
Dalam sebuah kejahatan terbaru, rezim Zionis membombardir pemukiman warga di Kamp Jabalia di utara Jalur Gaza serta menggugurkan 30 warga Gaza.
Daerah di sekitar Rumah Sakit As-Shifa di kota Jenin juga dibombardir jet-jet tempur rezim Zionis. Seiring dengan berlanjutnya serangan udara ke berbagai wilayah Tepi Barat pada Kamis (9/11/2023) pagi, juru bciara Kementerian Kesehatan Jalur Gaza mengatakan tidak ada tempat yang aman di Gaza, dan Israel dalam aksinya tersebut bahkan tidak meninggalkan satu jengkal pun tanah.
Militer Israel mengabaikan seluruh hukum dan peraturan internasional serta hak asasi manusia dalam membombardir berbagai wilayah Tepi Barat. Rezim ini tak segan-segan membombardir rumah sakit, balai pengobatan, sekolah dan infrastruktur sipil secara besar-besaran.
Menurut statistik resmi terbaru Kementerian Kesehatan Palestina, rezim ini telah membantai 10.569 warga Palestina sejak 15 Oktober, 4.324 di antaranya adalah anak-anak dan 2.823 perempuan. Selama periode ini, 26.475 orang juga terluka. Pada saat yang sama, 1,4 jura dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi; 32 ribu unit rumah tinggal dan 44 balai pengobatan hancur. Namun, rezim Zionis belum mencapai tujuan yang dinyatakan dalam pertempuran darat dan menderita kekalahan telak di bidang ini.
Menurut saluran televisi Rusia, tentara Israel mengumumkan di situsnya pada hari Kamis, tanpa memberikan rincian, bahwa mereka telah menghentikan operasi darat di Gaza. Sumber dan media yang dekat dengan perlawanan Palestina belum mengkonfirmasi berita penangguhan serangan darat oleh rezim Zionis. Juru bicara batalion Ezzedine al-Qassam mengatakan pada Rabu malam bahwa kami memberikan pukulan berat pada musuh dan menghancurkan 136 kendaraan lapis baja musuh. Zionis mengakui kematian salah satu perwiranya dalam pertempuran darat dengan pejuang perlawanan Palestina di Jalur Gaza dan melukai 5 perwira dan tentara lainnya.
Menurut Zionis, jumlah kematian tentara Zionis sejak awal serangan darat di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 35 orang, dan jumlah total korban militer rezim Zionis sejak awal operasi Badai Al-Aqsa pada 18 Oktober telah mencapai 351 orang. Sumber berita rezim Zionis melaporkan pada Senin malam bahwa jurnalis terkenal rezim ini ditangkap karena mengungkap jumlah korban tentara Tel Aviv.
Menurut kerangan sumber ini, Ephraim Mordechai ditangkap setelah mengatakan bahwa dirinya menyaksikan puluhan jenazah tentara Israel yang ditumpuk jadi satu di salah satu rumah sakit Tel Aviv. Ia menambahkan bahwa militer Israel tidak menyerahkan jenazah korban kepada keluarganya. Ini dapat disebut sebagai indikasi baru kekalahan operasi darat militer Israel ke Jalur Gaza, disamping operasi mengejutkan Badai Al Aqsa dan kejahatan yang dilakukan rezim ini dalam membantai warga sipil, serta akan menambah tantangan baru internal dan luar negeri bagi rezim ilgela ini dan kabinet Netanyahu. (MF)