Penargetan Sistematis Sistem Kesehatan di Jalur Gaza oleh Israel
-
Mobil ambulans pun tak luput dari sasaran Israel
Rezim Zionis Israel setiap hari membombardir rumah sakit dan pusat pengobatan di Jalur Gaza telah membuat sistem pengobatan di daerah ini mencapai titik yang tidak dapat dipulihkan.
Serangan sadis Israel ke Jalur Gaza telah mencapai hari ke-36. Selama waktu tersebut, lebih dari 11 ribu warga Palestina gugur, dan 70 persennya adalah anak-anak dan wanita. Lebih dari 27 ribu orang terluka. Namun demikian, Israel tetap menfokuskan serangan ke rumah sakit dan balai pengobatan di Jalur Gaza. Israel mengubah serangan ke pusat-pusat pengobatan dan anak-anak di Gaza sebagai hal normal dan hal-hal harian.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesu mengatakan bahwa sejak meletusnya perang hingga saat ini, lebih dari 250 serangan diarahkan ke sektor kesehatan yang mencakup rumah sakit, ambulans, dan pasien di Jalur Gaza serta Tepi Barat Sungai Jordan.
Ashraf al-Qudra, jubir Kementerian Kesehatan Gaza terkait hal ini menyatakan, jumlah syuhada tim medis di kota ini mencapai 195 orang, 51 mobil ambulans hancur dan 120 lembaga kesehatan rusak, 18 rumah sakit lumpuh dan 40 lembaga pelayanan kesehatan tidak dapat diakses.

Tedros Adhanom menyatakan bahwa bahwa sistem medis di Jalur Gaza telah “bertekuk lutut”. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia menyebut kondisi rumah sakit di Jalur Gaza “tak terlukiskan”. Komite Internasional Palang Merah juga menilai situasi kesehatan dan pengobatan di Gaza sebagai situasi kritis dan mengumumkan, sistem layanan kesehatan di Gaza telah mencapai titik yang tidak dapat kembali lagi.
Jens Learke, jubir Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan bahwa Gaza menjadi neraka di muka bumi.
Klaim rezim Zionis adalah bahwa terowongan Hamas berada di bawah rumah sakit dan pusat kesehatan, dan pejuang Hamas juga berada di bawah pusat kesehatan. Klaim ini telah dibantah oleh para pemimpin Hamas. Oleh karena itu, rezim Zionis sengaja membombardir pusat kesehatan dan rumah sakit di Gaza.
Tujuan sebenarnya rezim Zionis mengebom rumah sakit dan pusat kesehatan adalah untuk menciptakan teror dan memaksa masyarakat meninggalkan Gaza utara dan kemudian menghancurkan Gaza sepenuhnya.
Mengebom rumah sakit dan pusat kesehatan dianggap sebagai kejahatan ganda. Rumah sakit dan pusat kesehatan adalah tempat pasien dirawat, dan banyak pasien dirawat di pusat-pusat tersebut.
Menargetkan pasien dalam perang adalah contoh kejahatan perang. Selain itu, korban luka perang seharusnya dirawat di rumah sakit, namun praktis pusat kesehatan tersebut telah hancur total atau ditutup karena kekurangan bahan bakar dan listrik.
Hal lainnya adalah bahwa sejauh ini sebanyak 195 staf medis dan perawatan di Gaza gugur syahid. Dengan kata lain, staf medis dan perawatan yang seharusnya dilindungi dan mendapat keamanan kini menjadi korban penting kejahatan Zionis terhadap Gaza. Inilah sebabnya Palang Merah menyatakan bahwa sistem layanan kesehatan di Gaza sudah mencapai titik tidak bisa kembali lagi. (MF)