Dua Bulan Serangan Israel ke Jalur Gaza
Statistik menunjukkan bahwa tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza faktor utama sikap Sekjen PBB merujuk pada Pasal 99 Piagam PBB.
Pasal 99 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan: "Sekretaris Jenderal dapat meminta pendapat Dewan Keamanan mengenai masalah apa pun yang menurutnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional." Faktanya, Pasal 99 Piagam PBB merupakan alat diplomasi yang jarang digunakan yang memungkinkan Sekretaris Jenderal PBB untuk merujuk kepada Dewan mengenai masalah apa pun yang dapat memperburuk ancaman yang ada terhadap pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
Menurut Guterres, perang dan kejahatan rezim Zionis terhadap Gaza mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, dan Dewan Keamanan telah gagal menghentikan perang melawan Gaza. Gambaran statistik mengenai apa yang dilakukan rezim Zionis terhadap Gaza membuktikan hal ini.
Menurut statistik terbaru yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza, sekitar 17.500 orang gugur di Gaza dan lebih dari 46.000 orang terluka. Dari jumlah tersebut, lebih dari 7.800 anak-anak dan lebih dari 6.100 perempuan termasuk di antara para syuhada. Ini adalah statistik resmi. Statistik tidak resmi bahkan menyatakan jumlah korban tewas lebih dari 23 ribu orang karena lebih dari 6 ribu orang termasuk yang hilang perang atau terjebak di bawah reruntuhan dan dalam situasi saat ini tidak mungkin untuk menghilangkan puing-puing dan mengeluarkan jenazah para korban.
Terlebih lagi, Gaza hampir tidak bisa ditinggali. Lebih dari 60 persen rumah di Gaza hancur total atau rusak parah. Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, rezim penjajah sengaja menargetkan 130 pusat kesehatan dan melumpuhkan 20 rumah sakit. Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan: Bertentangan dengan klaim penjajah, tidak ada tempat yang aman di Gaza dan Zionis melakukan pengeboman di mana-mana. Selain itu, 800.000 orang di Gaza utara tidak mempunyai makanan dan obat-obatan, dan pemboman juga mengancam mereka.
Meskipun terdapat statistik mengenai jumlah korban jiwa dan hancurnya infrastruktur kehidupan, namun semua bukti menunjukkan bahwa situasi akan memburuk seiring dengan berlanjutnya perang. Gaza masih terkepung total, akses terhadap bahan bakar, perbekalan, bahan pokok, listrik bahkan peralatan medis dan perawatan tidak memungkinkan. Awal musim dingin juga membawa kemampuan perempuan dan anak-anak untuk mengatasi masalah ke tingkat terendah.
Berdasarkan statistik ini, Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengutip Pasal 99 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menyatakan dalam sebuah surat kepada "José Javier Lopez Dominguez", Presiden Dewan Keamanan, "keruntuhan total masyarakat ketertiban" di Jalur Gaza, bahwa mengirimkan bantuan kemanusiaan "tidak mungkin" bahkan dalam cara yang terbatas.
Terlepas dari tindakan Guterres, Dewan Keamanan PBB gagal mengeluarkan resolusi untuk menghentikan perang rezim Zionis terhadap Jalur Gaza dalam pertemuannya tadi malam. Amerika Serikat sekali lagi memveto resolusi yang diusulkan untuk menghentikan perang melawan Gaza dan melakukan gencatan senjata. Tindakan Amerika memveto resolusi penghentian perang terhadap Gaza menunjukkan bahwa Dewan Keamanan telah disandera oleh kepentingan Washington dan Zionis. (MF)