Mengapa AS Malabeli Ansarullah sebagai Organisasi Teroris?
Pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali memasukkan nama Gerakan Rakyat Yaman, Ansarullah ke dalam daftar organisasi teroris global pada hari Rabu, 17 Januari 2024.
Keputusan ini akan berlaku dalam waktu 30 hari. Keputusan tersebut diambil ketika pada Februari 2021, pemerintahan Joe Biden telah menghapus Ansarullah dari daftar organisasi teroris.
Lalu mengapa AS kembali memasukkan Ansarullah ke dalam daftar organisasi teroris setelah tiga tahun mengeluarkannya dari daftar tersebut? Tentunya, keputusan AS ini merupakan kelanjutan dari dukungan negara ini terhadap genosida yang dilakukan rezim Zionis Israel di Jalur Gaza.
Agresi militer rezim Zionis ke Gaza dan pemboman perumahan penduduk, pusat pendidikan dan medis serta fasilitas publik lainnya, termasuk tempat-tempat ibadah, telah mendorong rakyat Yaman untuk meningkatkan dukungannya kepada rakyat Palestina.
Masyarakat Yaman juga mengkritik pendekatan pasif dan bahkan dukungan sejumlah negara Arab atas perang dan genosida yang dilakukan Israel.
Ansarullah menanggapi kejahatan Israel tersebut dengan menyerang kapal-kapal Israel atau menarget kapal-kapal yang menuju pelabuhan di Palestina yang diduduki, dengan rudal dan drone.
Angkatan Bersenjata Yaman telah berjanji bahwa selama rezim Zionis belum menghentikan serangannya di Gaza, maka mereka akan terus menyerang kapal-kapal Israel atau mencegah pergerakan kapal-kapal yang menuju ke wilayah Palestina yang diduduki.
Reaksi serius dan penuh perhitungan dari rakyat Yaman ini telah memicu kemarahan rezim Zionis. Rezim ilegal yang sejauh ini gagal mencapai tujuan militernya di Gaza, meminta AS untuk mengambil tindakan terhadap Yaman.
AS kemudian membentuk koalisi dengan partisipasi beberapa negara dan melakukan serangan ke Yaman pada Jumat lalu. Serangan AS tersebut ternyata tidak mampu menghentikan Yaman untuk menarget kapal-kapal Israel di Laut Merah dan mencegah kapal-kapal yang menuju ke Palestina pendudukan.
Oleh karena itu, Washington memutuskan untuk memasukkan kembali Ansarullah ke dalam daftar organisasi teroris. Pelabelan teroris terhadap Ansarullah Yaman merupakan tuntutan utama rezim Zionis dan hasil interaksi antara Washington dan Tel Aviv.
Yang menarik di sini adalah Departemen Luar Negeri AS berjanji akan mencabut keputusan tersebut jika Ansarullah menghentikan serangan terhadap kapal-kapal Israel di Laut Merah.
Ansarullah segera menanggapi keputusan Amerika tersebut, dan menegaskan bahwa keputusan Washington untuk menanggapi dukungan Yaman kepada rakyat Palestina adalah politis, dan akan menjadi noktah bagi AS.
"Apa yang kami lakukan di Laut Merah adalah semacam tekanan untuk menghentikan perang di Jalur Gaza, dan tindakan Amerika ini tidak akan menghalangi kami dari posisi tegas kami dalam mendukung rakyat Palestina," kata juru bicara Ansarullah Yaman Mohammed Abdussalam belum lama ini.
Dia menegaskan, keputusan AS terhadap kami tidak akan berpengaruh apa-apa dan kami tidak akan menghentikan posisi kami dalam mendukung bangsa Palestina, bahkan keputusan AS baru-baru ini hanya membuat kami lebih berkomitmen terhadap posisi kami dalam mendukung Palestina.
Hal lainnya adalah bahwa PBB secara implisit mengkritik keputusan Amerika terkait Ansarullah dan menganggapnya sebagai keputusan yang menarget warga sipil.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, keputusan AS untuk memasukkan Ansarullah Yaman ke dalam daftar kelompok teroris asing adalah keputusan satu negara dan tidak termasuk PBB.
"Yaman sangat bergantung pada impor barang serta bantuan kemanusiaan. PBB berkomitmen untuk terus membantu rakyat Yaman berdasarkan prinsip netralitas. Sanksi sepihak seringkali berdampak pada warga sipil," kata Dujarric.
Yang pasti, keputusan AS yang memasukkan Ansarullah ke dalam daftar organisasi teroris kembali membuktikan bahwa Washington adalah kaki tangan rezim Zionis dalam melakukan genosida terhadap rakyat tertindas di Gaza, bahkan AS harus mengambil keputusan yang menghinakannya sendiri hanya demi mendukung rezim Zionis Israel. (RA)