Transformasi Asia Barat, 20 Januari 2024
(last modified Sat, 20 Jan 2024 07:13:36 GMT )
Jan 20, 2024 14:13 Asia/Jakarta
  • Tentara Zionis
    Tentara Zionis

Transformasi di negara-negara Asia Barat pekan lalu diwarnai berbagai isu penting, di antaranya mengenai perkembangan Gaza dan serangan Israel.

Selain itu, masih ada isu-isu lainnya seperti;

  • Ansarullah: Kini AS dan Inggris Tak Boleh Lewati Bab El Mandeb
  • Bertemu Pejabat Gedung Putih, PM Irak Bahas Penarikan Pasukan Amerika dari Negaranya
  • Rudal Hizbullah Hujani Pangkalan Militer Rezim Zionis​
  • Militer Yaman Umumkan telah Menyerang Kapal AS di Teluk Aden
  • Hamas dan Jihad Islam Respons Tegas Langkah Anti-Yaman oleh AS
  • Raja Yordania serukan desakan internasional hentikan agresi Israel
  • Saudi: Israel tak ada kemajuan untuk capai tujuannya di Gaza

Perlawanan Terbaru Hamas, 30 Tentara Zionis Tewas atau Terluka

Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Palestina Hamas, mengumumkan keberhasilan operasinya untuk melawan pasukan rezim Zionis Israel di selatan Jalur Gaza.

Menurut kantor berita Mehr, Brigade al-Qassam meledakkan sebuah bom di daerah Bani Suheila di kota Khan Yunis pada hari Kamis (18/1/2024), yang mengakibatkan 30 tentara Zionis tewas atau terluka.

Pejuang al-Qassam

Brigade al-Qassam juga menargetkan dua tank Merkava dan sebuah buldoser militer Zionis jenis D9 di daerah Abasan, sebelah timur Khan Younis, dengan roket anti-lapis baja, Yasin-105.

Radio Zionis melaporkan bahwa pertahanan udara Israel mencegat sebuah objek di langit Eilat. Alarm tanda bahaya juga berbunyi di kota Eilat, yang terletak di selatan Palestina yang diduduki.

Selain itu, beberapa sumber melaporkan bahwa dua ledakan terdengar di Eilat.

Di sisi lain, seorang jurnalis Palestina dan sekaligus direktur jaringan satelit al-Quds al-Youm, gugur syahid dalam serangan Israel di pusat Kota Gaza.

Dengan demikian, jumlah korban jiwa di kalangan jurnalis telah mencapai 119 orang sejak agresi militer Israel ke Gaza dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023.

Jet-jet tempur rezim Zionis juga mengebom salah satu gedung Universitas Islam Gaza.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan pada hari ke-104 serangan Israel ke Gaza bahwa jumlah syuhada Palestina telah mencapai 24.620 orang dan jumlah korban luka mencapai 61.830 orang.

Brigade Al Qassam: 8 Tentara Israel Tewas, Sejumlah Tank Hancur

Sayap militer Hamas, mengabarkan puluhan tentara Rezim Zionis, tewas dan terluka di Gaza, serta beberapa tank dan kendaraan pengangkut personel Israel, hancur.

Brigade Ezzeddine Al Qassam, Rabu (17/1/2024) mengumumkan di hari ke-103 perang di Jalur Gaza, delapan tentara Rezim Zionis, terbunuh.

Image Caption

Menurut Brigade Al Qassam, pasukannya bersama Brigade Al Quds, berhasil menghancurkan delapan tank Merkava, sebuah kendaraan pengangkut personel, dan sebuah buldoser pasukan Israel, di berbagai lokasi Gaza.

Selain itu, kata Brigade Al Qassam, empat tentara Rezim Zionis, terkena tembakan para penembak jitu perlawanan, dan nasibnya sampai sekarang masih belum jelas.

Menurut Brigade Al Qassam, tujuh tentara Israel, yang masuk jebakan di dalam sebuah rumah, ditembak dengan mortir TBG, dan semuanya terbunuh.

Di sisi lain, sekelompok pasukan Rezim Zionis, yang bersembunyi di dalam sebuah masjid, diserang oleh pasukan perlawanan Palestina, dengan bom-bom anti-kendaraan lapis baja.

Seorang tentara Israel, yang berada di area Sheikh Radwan, kota Gaza, juga tewas ditembak pasukan perlawanan saat sedang berdiri di atas sebuah kendaraan pengangkut personel.

Brigade Al Qassam berhasil menjebak sekelompok pasukan khusus Israel, di barat laut Gaza, di dalam sebuah rumah, lalu meledakkan rumah tersebut sehingga sejumlah tentara Israel, tewas dan terluka.

Mulai Putus Asa, Ehud Barak: Hamas Belum Dikalahkan

Mantan Perdana Menteri rezim Zionis Israel Ehud Barak mengakui ketidakmampuan rezim ilegal ini untuk mengalahkan Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas. Dia mengatakan bahwa Hamas belum dikalahkan.

Lebih dari 100 hari telah berlalu sejak serangan besar-besaran rezim Zionis Israel di Jalur Gaza. Agresi brutal yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 itu telah menyebabkan lebih dari 24.000 warga Palestina gugur syahid.

Ehud Barak

Sejak rezim ilegal Zionis berdiri selama 75 tahun, ini adalah pertama kalinya mendapat pukulan keras dari kelompk perlawanan Palestina, yang dilakukan Hamas melalui Operasi Badai al-Aqsa.

Selama lebih dari 100 hari, Israel berusaha mengkompensasi kekalahannya dengan melancarkan serangan membabibuta ke Gaza, namun hingga hari ini, rezim Zionis belum mencapai tujuan yang diinginkannya.

Selain itu, meningkatnya perbedaan pendapat di antara pejabat Zionis mengenai pengelolaan konsekuensi perang di Gaza dan kegagalan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, semakin tajam.

Pemimpin Oposisi Israel,Yair Lapid mengatakan bahwa Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tidak memenuhi syarat untuk menjadi kepala kabinet dan perdana menteri.

Menurut IRNA, mantan PM Ehud Barak juga menyinggung kegagalan militer Israel dalam serangannya ke Gaza dan mengungkapkan bahwa Hamas belum dikalahkan dan peluang untuk membebaskan para tawanan pun semakin kecil.

Majalah The Economist memuat laporan mengenai dampak perang Gaza terhadap perekonomian Israel. Menurut majalah ini, hanya pada bulan Desember 2023 saja, biaya perang di Gaza telah mencapai 4,5 juta dolar atau satu persen dari produk domestik bruto Israel.

Menurut The Economist, penurunan pendapatan pajak sebesar 8% pada tahun 2023 telah menyebabkan banyak masalah bagi ekonomi Israel, bahkan masalah ini akan terus ada hingga bertahun-tahun setelah perang.

Ansarullah: Kini AS dan Inggris Tak Boleh Lewati Bab El Mandeb

Anggota Biro Politik Ansarullah Yaman, setelah serangan pasukan Yaman, ke sebuah kapal Amerika Serikat, memperingatkan pasukan AS dan Inggris, tidak bisa lagi melintasi Bab El Mandeb.

Al-Bukhaiti

Mohammed Al Bukhaiti, Senin (15/1/2024) menegaskan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman, saat ini sedang meningkatkan kemampuan rudalnya, dan tidak lama lagi kejutan-kejutan baru akan terjadi.

Pada saat yang sama, Mohammed Al Bukhaiti, juga menjelaskan bahwa mulai saat ini pasukan AS dan Inggris, tidak bisa lagi melewati Selat Bab El Mandeb.

"Kami sudah memasuki fase baru, dan poros perlawanan telah memegang kendali kawasan. AS akan menyesal karena telah menyerang Yaman, dan akan menjadi pecundang," imbuhnya.

Menurut anggota Biro Politik Yaman, negaranya mampu untuk menghadapi Amerika Serikat, dan menentukan aturan permainan.

Sebelumnya Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree, mengabarkan pasukan Yaman, dalam sebuah operasi militer, menyerang sebuah kapal AS di Teluk Aden.

Menurut Brigjen Yahya Saree, operasi militer tersebut dilakukan dengan menggunakan sejumlah rudal anti-kapal laut, dan secara langsung, serta akurat, mengenai target.

Ia menerangkan, "Dalam operasi-operasi terdahulu yang dilakukan oleh pasukan kami, sebuah kapal perang AS, rusak, dan AS sendiri mengakui dua tentaranya hilang."

Bertemu Pejabat Gedung Putih, PM Irak Bahas Penarikan Pasukan Amerika dari Negaranya

Perdana Menteri Irak Mohammad Shia al-Sudani bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat untuk membahas penarikan pasukan koalisi internasional dari negaranya.

 

PM Irak, Mohammad Shia al-Sudani

Kantor Media Perdana Menteri Irak dalam sebuah pernyataan mengumumkan pertemuan antara Perdana Menteri Irak, Mohammad Shia al-Sudani dengan Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan tentang perumusan jadwal  berakhirnya misi koalisi internasional di Irak.

Dalam pertemuan tersebut, al-Sudani menyatakan penolakannya terhadap tindakan apa pun yang melanggar kedaulatan Irak, khususnya serangan Amerika ke Baghdad baru-baru ini.

Dalam pernyataan tersebut, Perdana Menteri Irak juga menyinggung kerusuhan yang terjadi di kawasan akibat berlanjutnya perang melawan Gaza.

Al Sudani mengungkapkan urgensi menjaga stabilitas di kawasan dan upaya untuk membatasi penyebaran ketegangan yang dimulai dengan menghentikan genosida yang menargetkan rakyat Palestina di Gaza.

PM Irak menekankan perlunya mengupayakan segala sesuatu yang menjamin hak warga Palestina untuk hidup bermartabat di tanah mereka.

Sebelumnya, Perdana Menteri dan Panglima Angkatan Bersenjata Irak, pada upacara memperingati empat tahun kesyahidan para komandan perlawanan, menyatakan bahwa pemerintah Irak sedang menetapkan tanggal dimulainya kerja bilateral berakhirnya kehadiran militer Amerika di Irak.

Pernyataan Al-Sudani mengenai penarikan tentara Amerika dari Irak menunjukkan ketidakpuasan yang meluas di kalangan rakyat dan pihak berwenang Irak terhadap kehadiran pasukan militer asing di negara ini.

Rudal Hizbullah Hujani Pangkalan Militer Rezim Zionis​

Pasukan perlawanan Lebanon menargetkan tentara Zionis dan beberapa pangkalan militernya di utara wilayah pendudukan.

Menurut saluran TV Al-Mayadeen, Hizbullah Lebanon Rabu (17/1/2024) malam mengumumkan bahwa pasukan perlawanan menargetkan sekelompok tentara Israel di area pangkalan Al-Rahab.

Image Caption

Media Zionis juga mengkonfirmasi serangan pasukan perlawanan Lebanon terhadap posisi tentara Israel dan melaporkan, "Hari ini, untuk kedua kalinya, sebuah rudal anti-lapis baja ditembakkan ke lokasi Gladiolous di ladang Shebaa,".

Menurut laporan ini, pangkalan Roisat Alam di wilayah pendudukan Shabaa juga menjadi sasaran langsung rudal pasukan perlawanan Lebanon.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon menyatakan bahwa setelah 100 hari Perang Gaza dan Pertempuran Badai al-Aqsa, Israel tenggelam dalam kekalahan serta kegagalan, dan sejauh ini belum mencapai apa pun tujuannya dalam serangan mereka.

"Kerugian yang diderita pihak penjajah telah melemahkan semangatnya, dan kegagalan terbaru mereka adalah pengakuan sekitar 4.000 tentara mereka cacat dalam 100 hari perlawanan Palestina, dan jumlah ini mungkin akan meningkat menjadi 30.000," ujar Sekjen Hizbullah Lebanon baru-baru ini.

Mantan Penasihat keamanan dalam negeri Rezim Zionis, mengutip pejabat Amerika Serikat, memperingatkan siapa pun di Israel, yang menginginkan perang dengan Hizbullah Lebanon.

Eyal Hulata, Senin (15/1/2024) seperti dikutip Bloomberg, memperingatkan perang berikutnya melawan Hizbullah Lebanon, akan lebih mematikan dari perang tahun 2006 silam.

Mengutip pejabat AS, Eyal Hulata, memperingatkan perang di dua front melawan Hamas dan Hizbullah, adalah skenario mimpi buruk yang bisa merusak sumber daya, dan perekonomian Israel.

"Setiap perang melawan Hizbullah, akan lebih mematikan dibandingkan perang tahun 2006, dan mungkin saja jumlah orang Israel, yang tewas mencapai 15.000 orang," imbuhnya.

Mantan Penasihat keamanan dalam negeri Israel menjelaskan, "Para pejabat AS, sudah memperingatkan jenderal dan menteri-menteri Israel, yang ingin berperang di dua front melawan Hizbullah dan Hamas."

Sebelumnya koran Washington Post menulis, "Israel menganggap Hizbullah berbeda dari Hamas. Israel melihat Hizbullah sebagai pasukan dengan pendidikan canggih, dan arsenal lengkap terdiri dari 150.000 rudal. Orang-orang Israel, takut pemerintah mereka sekali lagi menganggap remeh ancaman mematikan Hizbullah."

Militer Yaman Umumkan telah Menyerang Kapal AS di Teluk Aden

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, mengatakan, pasukan Angkatan Laut Yaman, telah menyerang sebuah kapal Amerika Serikat, di Teluk Aden, dengan sejumlah rudal.

Yahya Saree

Brigjen Yahya Saree, Kamis (18/1/2024) dinihari mengumumkan, pasukan AL Yaman, menyerang kapal AS, Genco Picardy, di Teluk Aden, dengan rudal yang tepat mengenai sasaran.

"Kami tidak akan pernah ragu untuk menyerang semua sumber ancaman di Laut Arab dan Laut Merah, dalam kerangka hak bela diri yang sah atas Yaman, dan melanjutkan dukungan atas rakyat tertindas Palestina," ujarnya.

Jubir Militer Yaman, menambahkan, "Kami mengonfirmasi bahwa balasan atas serangan AS dan Inggris, tidak akan dapat dihindari. Setiap serangan baru ke Yaman, tidak akan dibiarkan tanpa balasan, dan hukuman."

Terkait klaim Barat, soal ancaman Yaman, terhadap seluruh kapal di Laut Merah, Brigjen Saree menjelaskan, "Kami mengonfirmasi berlanjutnya lalu lintas kapal-kapal di Laut Arab dan Laut Merah, ke seluruh tujuan di dunia kecuali pelabuhan-pelabuhan Israel."

"Operasi kami dalam menargetkan kapal-kapal Israel atau kapal-kapal yang menuju Wilayah pendudukan, tidak akan pernah berhenti selama agresi dan blokade terhadap rakyat Palestina, di Gaza, belum dihentikan," tegasnya.

Pada Rabu malam, Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional AS mengumumkan, Washington, akan mengembalikan nama Ansarullah Yaman, ke daftar organisasi teroris.

Hamas dan Jihad Islam Respons Tegas Langkah Anti-Yaman oleh AS

Gerakan Jihad Islam, dan Hamas, mengecam keputusan baru Amerika Serikat, atas Yaman, dan percaya bahwa tujuan aksi ini adalah untuk menghukum rakyat Yaman, karena mendukung rakyat Palestina.

Hamas dan Jihad Islam, Kamis (18/1/2024) dalam dua pernyataan terpisah mengecam keputusan AS, mengembalikan Ansarullah Yaman, ke daftar organisasi teroris negara itu.

Hamas mengumumkan, "Keputusan AS memasukkan kembali nama Ansarullah ke daftar organisasi teroris adalah langkah usang untuk melindungi penjajah, dan menutupi serangan-serangan brutal serta pembunuhan massal di Jalur Gaza."

Hamas menyebut keputusan AS, sebagai langkah tidak bermoral, dan politisasi. Menurutnya, keputusan ini membuktikan keterlibatan pemerintah AS, dalam proyek ekspansi Rezim Zionis di Jalur Gaza, dan kawasan.

"Kebijakan-kebijakan AS, tidak akan bisa menghambat solidaritas bangsa-bangsa Arab, dan pecinta kebebasan dunia dengan rakyat kami, dan tuntutan adil mereka sampai penjajah hancur. Kami berterimakasih, dan menghargai langkah-langkah Yaman, Ansarullah dan seluruh kelompok perlawanan dalam mendukung Palestina, dan Al Quds," papar Hamas.

Sementara Jihad Islam, mengutuk keputusan AS, dan mengatakan tujuan langkah tersebut adalah menghukum rakyat Yaman, karena mendukung rakyat Palestina.

Jihad Islam menegaskan, Yaman telah membuktikan bahwa mereka berdiri membela rakyat Palestina, untuk mencegah serangan-serangan Zionis-Amerika Serikat.

Raja Yordania serukan desakan internasional hentikan agresi Israel

Raja Yordania Abdullah II memperingatkan eskalasi kekerasan yang dilakukan penjajah Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat dan kembali menyerukan desakan internasional untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza yang terkepung.

Raja Abdullah II

Melalui percakapan telepon dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Raja Abdullah II menekankan pentingnya gencatan senjata segera, perlindungan warga sipil serta pengiriman bantuan yang berkelanjutan ke Gaza.

Raja menegaskan kembali penolakan tegas Yordania atas segala upaya untuk menghancurkan perjuangan Palestina serta langkah pengusiran warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat.

Dia juga menekankan peran komunitas internasional dalam mendorong kembalinya warga Gaza ke rumah mereka.

Raja Yordania memperingatkan soal kekerasan yang dilakukan penjajah ilegal terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan pelanggaran Israel di Yerusalem, menunjuk pada risiko bencana akibat konflik kawasan yang meluas.

Raja Abdullah II menggarisbawahi bahwa Gaza dan Tepi Barat tak dapat dipisahkan, “sebab keduanya harus menjadi bagian dari negara Palestina,” demikian menurut laporan kantor berita Yordania, Petra.

Menurut Abdullah, solusi militer dan keamanan tidak akan mencapai perdamaian, menekankan bahwa tidak ada opsi lain kecuali menciptakan cakrawala politik berdasarkan solusi dua negara untuk mencapai perdamaian.

Saudi: Israel tak ada kemajuan untuk capai tujuannya di Gaza

Arab Saudi mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa Israel membuat kemajuan dalam mencapai tujuan dari perangnya di Jalur Gaza.

Kami tidak melihat tanda-tanda bahwa tujuan Israel di Gaza hampir tercapai,” kata Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dalam diskusi panel di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada Selasa (16/1/2024)

Faisal bin Farhan

Pangeran Faisal menegaskan bahwa prioritas Arab Saudi saat ini adalah menemukan jalan menuju perdamaian melalui interaksi nyata di kawasan.

"Kita harus fokus pada pengurangan ketegangan melalui pencapaian gencatan senjata di Gaza," tutur dia.

Menteri Luar Negeri Saudi itu juga menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya ketegangan di Laut Merah dan dampaknya terhadap kebebasan navigasi pelayaran.

Kita harus fokus pada situasi di Gaza karena berdampak pada kawasan dan meningkatkan ketegangan di Laut Merah,” ujarnya.

Penderitaan yang berkelanjutan di Gaza kemungkinan besar akan menciptakan lingkaran kekerasan yang tidak pernah berakhir,” lanjutnya.

Pangeran Faisal juga menekankan bahwa perdamaian dan keamanan bagi Israel sangat berkaitan dengan perdamaian dan keamanan bagi rakyat Palestina.

''Itu adalah sesuatu yang kami dukung di kerajaan ini sejak tahun 1981, usulan perdamaian, dan kami sepenuhnya mendukung hal itu,'' tutur dia.

''Kami sepakat bahwa perdamaian regional mencakup perdamaian bagi Israel, tetapi hal itu hanya dapat terjadi melalui perdamaian bagi Palestina, dengan (berdirinya) negara Palestina," kata Faisal, menambahkan.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok pejuang Hamas Palestina, yang menurut Tel Aviv menewaskan 1.200 orang.

Sedikitnya 24.285 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh akibat serangan Israel. Sementara itu, 61.154 orang terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Menurut PBB, 85 persen penduduk Gaza telah mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur.