PBB: Tindakan Israel Hancurkan Infrastruktur Gaza Termasuk Kejahatan Perang
Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa tindakan rezim Zionis melakukan penghancuran besar-besaran dan pemindahan paksa warga sipil Palestina termasuk kategori kejahatan perang.
Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk dalam pernyataan hari Kamis (8/2/2024) menilai aksi rezim Zionis menghancurkan semua bangunan yang terletak dalam jarak satu kilometer dari dinding antara Israel dan Jalur Gaza dengan tujuan menciptakan zona penyangga, sebagai aksi penghancuran
Pejabat PBB ini mengatakan, "Penghancuran infrastruktur Gaza dan pemindahan paksa warga sipil adalah kejahatan perang,".
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan bahwa situasi di Gaza semakin memburuk, dan menekankan kebutuhan mendesak untuk melakukan gencatan senjata di wilayah ini.
"Operasi kemanusiaan PBB terus ditolak aksesnya. Ada banyak penundaan, hambatan dan risiko, termasuk konflik, dan penolakan akses kemanusiaan berarti penolakan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil," ujar Sekjen PBB.
Amerika Serikat, sebagai pendukung utama Israel, telah membuka jalan bagi kelanjutan kejahatan rezim Zionis dengan dukungan politik dan senjatanya.
Serangan militer Israel di jalur Gaza selama lebih dari seratus hari telah menggunakan 65 ribu ton bahan peledak dan menewaskan 23. 843 orang Palestina, termasuk 10.400 anak-anak, dan 7.100 perempuan.
Selain itu, tujuh ribu orang yang 70 persennya adalah anak-anak masih hilang.
Agresi militer rezim Zionis di jalur Gaza mengakibatkan sekitar 70.000 unit hunian Palestina hancur total, dan hampir 300.000 unit lainnya hancur sebagian.
Dengan menyasar sektor medis dan kesehatan di Gaza, Israel sejauh ini telah membunuh 337 tenaga medis Gaza dan menangkap 99 lainnya.
Sebanyak 30 rumah sakit, 53 klinik, dan 150 institusi kesehatan tidak dapat memberikan layanan, karena tidak berfungsi akibat serangan militer rezim Zionis.
Sejauh ini, 121 ambulans telah hancur akibat serangan udara rezim Zionis, dan kini hanya tersisa 6 ambulans yang dapat digunakan di Jalur Gaza.
Sektor medis di Gaza hancur di saat 60.317 orang terluka ,dan 10.000 pasien kanker berisiko meninggal.
Program Pangan Dunia (FAO) telah memperingatkan kelaparan di Gaza, dan mengumumkan bahwa kelaparan telah menyebar ke seluruh Gaza dan orang-orang tidak dapat menemukan makanan untuk dimakan.
Akibat perang sengit Israel terhadap warga sipil Gaza, antara 83 hingga 97 persen pengungsi di Jalur Gaza tidak mempunyai cukup makanan untuk dimakan. Di beberapa daerah, sekitar 90 persen keluarga tidak dapat memperoleh makanan satu kali pun dalam sehari.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza juga mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan bahwa kondisi infrastruktur kesehatan di wilayah Rafah sangat rapuh dan tidak dapat memenuhi kebutuhan 1,3 juta pengungsi.
Selain itu, masyarakat Gaza membutuhkan 1.300 truk makanan setiap harinya untuk keluar dari krisis kelaparan.(PH)