May 24, 2024 20:08 Asia/Jakarta
  • Pemimpin Ansarullah Yaman, Abdul-Malik Badruldeen al-Houthi
    Pemimpin Ansarullah Yaman, Abdul-Malik Badruldeen al-Houthi

Pemimpin Ansarullah Yaman, Abdul-Malik Badruldeen al-Houthi dalam pidato terbarunya menyinggung kejahatan perang Israel di Gaza dengan dukungan Amerika Serikat, dan mengkritik keras klaim aneh Presiden AS, Joe Biden yang mengatakan bahwa tindakan Israel di Gaza bukan genosida.

Pemimpin Ansarullah ini mengatakan, pembantaian warga Palestina di jalan-jalan, penargentan konsentrasi mereka dan membuat ratusan orang kelaparan, bukan genosida menurut Biden. Penghancuran sistem kesehatan dan melarang masuknya obat-obatan, pembunuhan pasien dan penguburan hidup-hidup sebagian besar mereka serta melindas orang-orang yang cacat, bukan pembantaian massal menurut Biden. Memaksa ratusan orang mengungsi, memburu dan membantai mereka di kamp-kamp pengungsi serta penyerangan toko roti serta sumur air, bukan kejahatan menurut Biden.

 

Al-Houthi menambahkan:

 

Tidak aneh bahwa Joe Biden tidak menganggap apa yang terjadi di Gaza sebagai genosida, karena Washington adalah gudang kejahatan, dan mereke mamiliki pengalaman dan catatan dalam hal ini.

 

Terkait langkah AS membangun pelabuhan sementara di Gaza yang diduga bertujuan mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat di daerah ini, ia mengatakan,  pelabuhan terapung AS di Jalur Gaza adalah pangkalan militer, dan ketika Washington mengirimkan peralatan lapis baja dan sistem pertahanan udara ke daerah ini, maka skandalnya terkuak.

 

Lebih lanjut al-Houthi mengingatkan;

 

Amerika menghendaki Jalur Gaza berubah menjadi penjara yang memiliki satu pintu masuk, dan itu dari laut di mana militer Amerika akan mengawasinya.

 

Al-Houthi juga mengatakan tentang tindakan Irlandia, Norwegia dan Spanyol dalam mengakui kemerdekaan Palestina dan mengatakan, pengumuman tiga negara Eropa tentang pengakuan negara Palestina, meskipun merupakan pendekatan yang tidak lengkap, namun dianggap sebagai sebuah pendekatan politik yang penting.

 

Dia berkata:

 

Negara-negara Barat, yang berbicara tentang hak-hak kucing dan hewan lainnya, telah dipermalukan karena keterlibatan mereka dalam kejahatan genosida terhadap kemanusiaan.

 

Al-Houthi mengingatkan, pernyataan Jaksa Agung di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang menyamakan korban dan algojo tentu tidak adil.

 

Dia mengajukan pertanyaan tentang bagaimana Jaksa Agung menyamakan penjahat seperti Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri dan Menteri Perang rezim Zionis, dengan para pemimpin Palestina yang membela tujuan mereka yang adil.

 

Dia juga menyatakan bahwa Yaman bersimpati dengan Republik Islam Iran atas kesedihan atas kesyahidan presidennya, dan berkata:

 

Presiden Raisi berbeda dengan pemimpin politik lainnya. Presiden Raisi adalah teladan dalam tanggung jawabnya dan dalam hubungannya dengan rakyatnya, dan ini merupakan pelajaran penting bagi para pemimpin lainnya. Jutaan orang hadir di Iran untuk menghadiri pemakaman Raisi, yang menunjukkan hubungan positifnya dengan rakyatnya, tidak seperti banyak pemimpin di seluruh dunia.

 

Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman lebih lanjut menyatakan: isolasi eksternal Israel semakin meluas, dan diamnya beberapa negara dalam menghadapi kejahatan mengerikan yang dilakukan musuh Israel dianggap sebagai penghinaan besar terhadap kemanusiaan.

 

Lebih lanjut dalam pidatonya Abdul-Malik Badruldeen al-Houthi menyinggung dilanjutkannya operasi maritim angkatan bersenjata Yaman terhadap kapal-kapal Zionis dalam mendukung Jalur Gaza, dan mengatakan, pekan ini kami melancarkan delapan operasi dengan 15 rudal dan drone di Laut Merah dan Arab, Teluk Aden dan Samudra Hindia.

 

Ia menambahkan, salah satu operasi militer kami pekan ini dialkukan di Laut Mediterania. Jumlah kapal yang menjadi target sampai saat ini mencapai 119 buah milik Israel, Amerika Serikat dan Inggris.

 

"Selama pekan ini, dua drone Amerika MQ-9 ditembak jatuh di zona udara Provinsi Marib dan al-Bayda'," papar pemimpin Ansarullah.

 

Ia menegaskan, "Sikap kami dalam mendukung Palestina akan terus berlanjut, dan rasa tanggung jawab kami sebagai bangsa Yaman tidak akan berkurang." (MF)

 

 

 

Tags