Eskalasi Friksi Internal di Rezim Zionis dengan Berlanjutnya Perang Gaza
Parstoday- Dengan berlanjutnya perang Gaza, ketidakpuasan dan friksi di Tel Aviv meningkat drastis, dan pejabat Zionis saling menuding melakukan kebohongan.
Yaid Lapid, pemimpin kubu oposisi Israel terkait angka sebenarnya korban tewas dan terluka rezim ini di perang Gaza hari Minggu (27/10/2024) mengatakan: 11 ribu militer terluka dan 890 lainnya tewas. 13 tentara hari Sabtu (26/10/2024) juga terbunuh, dan jika pemerintah tidak melakukan apa pun, maka 13 tentara lainnya akan bergabung dengan mereka.
Pemimpin oposisi Zionis ini juga menambahkan: "Kita tidak bisa mengabaikan fakta ini bahwa 11 ribu tentara terluka dan 890 lainnya terbunuh. Bisakah kita mengatakan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana?
Lapid juga mengatakan: Militer tidak mengumumkan angka sebenarnya. Ini adalah data sebenarnya. Ini adalah angka yang berkaitan dengan korban terluka dan tewas. Segala sesuatu memiliki batasan; Seberapa besar kita bisa menerima realitas alternatif? Jika Anda meragukan data ini, kunjungi rumah sakit.
Lapid, selain mengkritik kinerja kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, juga mengatakan bahwa serangan demi serangan terjadi pada era Itamar Ben-Gvir, yang merupakan menteri kegagalan nasional.
Pernyataan Lapid disampaikan dalam situasi di mana sejumlah keluarga tahanan rezim Zionis mengganggu upacara pidato Perdana Menteri rezim ini mengenai operasi "Badai Al-Aqsa" dan menyerangnya.
Kesenjangan dan perselisihan antara anggota kabinet Netanyahu telah meningkat pesat dalam beberapa hari terakhir dan otoritas Zionis mendapat banyak kritik karena perkembangan perang di Gaza dan Lebanon.
Partai oposisi kabinet rezim Zionis di Knesset (Parlemen) melanjutkan aksinya untuk menggulingkan Netanyahu dan menuduhnya berbohong dan tidak mampu mengatur perang Gaza.
Tindakan yang menimbulkan ketegangan dari Zionis ekstrem di kabinet Netanyahu, termasuk Menteri Keamanan Internal, Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang mendukung kelanjutan perang Gaza, juga telah memperparah krisis internal di Tel Aviv. Para komandan militer rezim Zionis telah memperingatkan tentang konsekuensi perang dan dampaknya terhadap wilayah pendudukan, sementara Zionis ekstrem menginginkan kelanjutan perang di Gaza dan perluasannya dengan Lebanon.
Protes keluarga tahanan Zionis terhadap Netanyahu merupakan kelanjutan dari meningkatnya ketidakpuasan di wilayah pendudukan. Perdana Menteri rezim Zionis, dengan berjanji untuk mengusir Hamas dari Gaza, memperluas pengobaran perang rezim Zionis dalam situasi dimana saat ini kelompok perlawanan di Palestina, Lebanon dan wilayah tersebut telah memberikan pukulan yang tidak dapat diperbaiki terhadap Zionis.
Berlanjutnya perang di Gaza telah mengungkap peningkatan perselisihan internal di wilayah pendudukan, dan otoritas Zionis terpaksa mengakui bahwa statistik perang tersebut tidak benar.
Ketidakmampuan Netanyahu untuk menyelesaikan masalah tahanan Zionis juga meningkatkan protes di wilayah-wilayah pendudukan. Karena meningkatnya perbedaan pendapat antara oposisi kabinet dan Netanyahu, serta protes di wilayah pendudukan, kondisi kritis rezim Zionis akan semakin meningkat.
Aktivis sipil dan pendukung rakyat Palestina juga telah mengorganisir demonstrasi besar-besaran menentang kekejaman dan genosida Zionis di seluruh Eropa dan Amerika, yang telah membangkitkan opini publik tentang kondisi rakyat Palestina.
Pecundang utama transformasi kawaan adalah rezim Zionis Israel yang menghadapi krisis internal yang dalam, dan dikenal sebagai pelaku utama genosida di Gaza oleh opini publik dunia. (MF)