Gudang UNRWA yang Kosong; Kelaparan dan Kematian Mengintai Warga Gaza
Beberapa bulan setelah rezim Israel secara resmi mengumumkan larangan kegiatan UNRWA di Jalur Gaza, tindakan tidak manusiawi ini berdampak buruk terhadap kesehatan warga Palestina, terutama pasien dengan penyakit tertentu.
Dengan tujuan membuat Gaza tidak dapat dihuni dan melaksanakan rencana pembersihan etnis di tanah Palestina, rezim Zionis telah menyetujui rencana untuk melarang aktivitas Badan Bantuan dan Ketenagakerjaan untuk Pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA, di wilayah itu.
Menurut Pars Today, Hanan Abu Saeed, seorang wanita Palestina berbicara tentang risiko yang ditimbulkan rezim Zionis terhadap kesehatan dirinya dan anak-anaknya setelah tidak dapat memperoleh obat tekanan darah dari pusat medis UNRWA di kamp Nusirat di Gaza tengah.
Huda al-Hattab, seorang wanita Palestina lainnya, yang menderita masalah jantung, tidak dapat menemukan insulin yang ia butuhkan untuk putranya, yang menderita diabetes, setelah mengunjungi pusat medis UNRWA. Ia kini khawatir kondisi putranya akan memburuk lagi dan ia akan dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit.
Ibu Palestina ini berkata:
Kami mengetahui bahwa semua pusat UNRWA ditutup. Kami datang ke sini untuk mendapatkan resep. Meskipun demikian, kami tidak bisa mendapatkan obatnya. Karena itu Israel telah menghukum kami dengan kematian. Bukankah musibah yang menimpa kami sudah cukup? Anak saya membutuhkan insulin dan obat diabetes, saya tidak bisa menemukan insulin untuknya, kalau dia tidak mengkonsumsi insulin, maka dia akan dirawat di unit perawatan intensif. Nasib saya sama, karena saya sendiri menderita masalah jantung.
Sementara itu, gudang-gudang kosong dari tepung dan persediaan makanan UNRWA akibat kebijakan Israel menghalangi masuknya pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang telah membunyikan alarm mengenai kemungkinan terjadinya gelombang baru kelaparan dan paceklik di Jalur Gaza.
Perang rezim pendudukan Zionis terhadap UNRWA bukanlah masalah baru dan merupakan bagian dari upaya jangka panjang Israel untuk mengakhiri kegiatan lembaga tersebut dalam rangka menghilangkan masalah pengungsi Palestina, terutama pada saat rakyat Gaza sangat membutuhkan layanan bantuan UNRWA, terutama mengingat perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Tedros Adhanom, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebelumnya mengutuk tindakan Israel untuk melarang aktivitas UNRWA di jaringan sosial X, dengan menyatakan,"Fakta yang sebenarnya terjadi adalah tidak ada alternatif selain UNRWA di wilayah Palestina. Lembaga ini, yang didirikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1949, menyediakan bantuan darurat, pendidikan bagi warga Palestina, serta layanan kesehatan dan sosial kepada sedikitnya 5,9 juta warga Palestina".(PH)