Sirene Bahaya Berbunyi Lagi di Tel Aviv, Rudal Yaman kembali Menyerbu
(last modified Sat, 10 May 2025 10:33:16 GMT )
May 10, 2025 17:33 Asia/Jakarta
  • Sirene Bahaya Berbunyi Lagi di Tel Aviv, Rudal Yaman kembali Menyerbu

Pars Today – Angkatan Bersenjata Yaman, mengejutkan Rezim Zionis dengan kembali menembakkan rudal balistik, dan drone ke bandara Ben Gurion, serta Tel Aviv.

Pasukan Yaman, Jumat (9/5/2025) dalam sebuah operasi luar biasa menyerang bandara Ben Gurion, di dekat Tel Aviv dengan rudal balistik, dan menyerang sebuah target vital di Tel Aviv dengan drone Yafa.
 
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigjen Yahya Saree, mengumumkan, serangan ini dilakukan untuk membalas kejahatan Rezim Zionis di Gaza, dan dalam rangka mendukung perlawanan Palestina.
 
Menurut Brigjen Yahya Saree, rudal balistik Yaman, menghantam target secara akurat, dan sistem-sistem pertahanan Rezim Zionis termasuk THAAD, gagal mencegat rudal tersebut.
 
Serangan ini dilancarkan dari dalam wilayah Yaman, yang berjarak 2.000 kilometer, ke bandara Ben Gurion, sehingga memaksa bandara internasional itu ditutup selama satu jam. Selain itu, serangan rudal Yaman, juga menyebabkan sirene bahaya berbunyi di Tel Aviv, dan di lebih dari 200 lokasi di Wilayah pendudukan.
 
Sumber media Yaman, mengonfirmasi serangan rudal jarak jauh pasukan negara itu yang menyebabkan ledakan-ledakan hebat di Israel, dan saat ini Rezim Zionis sedang menyelidiki serangan ini.
 
Serangan Yaman ke Israel berlanjut, bersamaan dengan berlanjutnya blokade udara, dan laut yang dilakukan pasukan Yaman, terhadap Rezim Zionis.  Baru-baru ini Yaman meminta maskapai-maskapai penerbangan internasional untuk membatalkan penerbangan mereka ke Wilayah pendudukan.
 
Sedikitnya 27 maskapai penerbangan internasional sampai hari Senin (5/5) telah membatalkan penerbangan mereka ke Israel, dan lebih dari 70 penerbangan dibatalkan di hari itu. Termasuk maskapai penerbangan Lufthansa, Air France, dan Wizz.
 
Pada saat yang sama, ratusan ribu orang Yaman, menggelar unjuk rasa di Bundaran Al Sabeen, dan menyebut dihentikannya serangan AS ke Yaman, sebagai “kemenangan Ilahi”. Selain menyatakan dukungan atas Gaza, mereka berjanji akan mengalahkan Rezim Zionis.
 
Unjuk rasa tersebut digelar setelah kesepakatan gencatan senjata antara Yaman dan AS, dengan mediasi Oman, akan tetapi pemerintah Yaman menegaskan bahwa kesepakatan ini tidak meliputi operasi militer terhadap Rezim Zionis.
 
Jurnalis Rezim Zionis, Hallel Biton Rosen, menilai kegagalan sistem pertahanan canggih THAAD, buatan AS, sebagai kekalahan kedua, sistem pertahanan udara ini dalam seminggu terakhir. Hal ini telah memicu kekhawatiran Rezim Zionis, terkait lemahnya pertahanan rezim itu di hadapan serangan militer Yaman.
 
Mantan Menteri Perang Rezim Zionis Avigdor Lieberman, menyebut kondisi Israel saat ini “sulit dipercaya”. Menurutnya, 1,7 tahun perang berlangsung, dan setiap hari jutaan orang Israel lari ke bungker-bungker.
 
Sementara itu Pemimpin oposisi Rezim Zionis, Yair Lapid, mendesak serangan segera ke infrastruktur-infrastruktur Yaman, dan menuduh Kabinet Benjamin Netanyahu, ketakutan dan selalu menunda-nunda.
 
Jurnalis Israel yang lain, Doron Kadosh, dengan menyinggung gencatan senjata terbaru AS dan Yaman, menganggap serangan rudal Yaman ke Israel, sebagai buah dari “keterkucilan Israel”. Ia mengatakan, “Setiap rudal yang ditembakkan adalah masalah Israel.” (HS)