Protes Luas Rakyat Palestina di Hari Pembantaian Kafr Qasim
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i24487-protes_luas_rakyat_palestina_di_hari_pembantaian_kafr_qasim
Bersamaan dengan peringatan pembantaian di Kafr Qasim yang terjadi pada 29 Oktober 1956 di Palestina pendudukan tahun 1948, warga Palestina menggelar unjuk rasa luas di desa Kafr Qasim pada Sabtu, 29 Oktober 2016. Mereka meneriakkan berbagai slogan dan mengencam kejahatan rezim Zionis Israel.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Okt 30, 2016 17:11 Asia/Jakarta
  • Protes Luas Rakyat Palestina di Hari Pembantaian Kafr Qasim

Bersamaan dengan peringatan pembantaian di Kafr Qasim yang terjadi pada 29 Oktober 1956 di Palestina pendudukan tahun 1948, warga Palestina menggelar unjuk rasa luas di desa Kafr Qasim pada Sabtu, 29 Oktober 2016. Mereka meneriakkan berbagai slogan dan mengencam kejahatan rezim Zionis Israel.

Tak lama setelah pukul 17:00 pada tanggal 29 Oktober 1956, militer rezim Zionis –tanpa pemberitahuan sebelumnya– menggelar pemeriksaan dan pemberlakuan jam malam di desa-desa Palestina termasuk desa Kfar Qasim.  

 

Mayor Shmuel Malinki –dalam sebuah pertemuan singkat  dalam kerangka melaksanakan perintah komando militer Israel– menginstruksikan bawahannya untuk menembak mati warga Palestina yang pulang ke rumah setelah pukul 17:00.

 

Sekitar pukul 17:00, puluhan penduduk Kfar Qasim mencoba kembali ke rumah mereka. Namun aparat keamanan memberondong mereka dengan peluru dan menyebabkan 48 orang gugur syahid, termasuk 19 laki-laki, enam perempuan dan 23 anak-anak di bawah usia 18 tahun. Jumlah tersebut terhitung menjadi 49 orang karena salah satu wanita yang gugur syahid itu dalam keadaan hamil.

 

Pembantaian Kfar Qasim merupakan kejahatan terbesar kedua Zionis di Palestina setelah pembantaian Deir Yassin. Tragedi Deir Yassin terjadi pada tanggal 9 April 1948, yaitu sebulan sebelum pendudukan Palestina dan pengumuman pendirian rezim Zionis Israel, di mana para Zionis menyerang desa Deir Yassin di barat Baitul Maqdis.

 

800 anggota organisasi teroris Irgun dan Lehi menyerang desa Deir Yassin yang telah diblokade dan membantai lebih dari 245 warga Palestina, di mana mayoritas para korban adalah perempuan dan anak-anak.

 

Peristiwa mengerikan ini menunjukkan bahwa rezim Zionis Israel didirikan melalui terorisme terorganisir dan pendudukan. Keberlangsungan hidup rezim ilegal ini juga dengan cara pembunuhan, teror, pelanggaran Hak Asasi Manusia dan kejahatan perang.

 

Rezim Zionis didirikan atas dukungan Inggris dan Amerika Serikat serta di bawah naungan organisasi-organisasi teroris-Zionis seperti Irgun, Haganah dan Stern. Organisasi-organisasi ini selalu melakukan pembunuhan massal terhadap warga Palestina di tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, toko, bus dan lokasi lainnya untuk menciptakan ketidakamanan dan ketakutan terhadap warga Palestina sehingga mereka terpaksa meninggalkan rumah dan tanah airnya.

 

Sejak keberadaan rezim Zionis, masyarakat internasional sering menyaksikan berbagai kejahatan rezim ilegal ini terhadap rakyat Palestina dan warga Arab. Pembantaian warga Palestina di Kfar Qasim, Deir Yassin dan kejahatan-kejahatan lainnya seperti agresi militer Israel ke Jalur Gaza selama 22 hari pada tahun 2009, delapan hari pada tahun 2012 dan 50 hari pada tahun 2014 hanya sebagian dari kejahatan rezim Zionis yang menunjukkan dengan jelas tentang hakikat rezim penjahat dan anti-kemanusiaan ini.

 

Kejahatan rezim Zionis sedemikian parahnya sehingga untuk menghilangkan bekas dan dampak dari kejahatan itu dari lokasi terjadinya, Israel dalam waktu lama tidak mengizinkan wartawan dan pengamat internasional mengunjungi lokasi tersebut.

 

Menyusul tekanan opini publik, PBB berulang kali berusaha memperjelas dimensi kejahatan rezim Zionis dunia melalui pembentukan Komite-komite Pencari Fakta, namun hambatan yang dibuat Israel dan dukungan AS kepada Tel Aviv telah mencegah upaya tersebut, bahkan dalam beberapa kasus, rezim Zionis menolak pengiriman Komite Pencari Fakta ke Pelentina pendudukan.

 

Beberapa waktu lalu, sebuah Komite Pecari Fakta PBB yang dipimpin  oleh Richard Goldstone menyusun laporan hasil dari penyelidikan kejahatan rezim Zionis dalam agresinya ke Gaza selama 22 hari. Goldstone menyusun laporan setebal 574 halaman dengan dukungan data, foto dan wawancara lebih dari 200 saksi. Namun pada akhirnya, laporan ini hanya menjadi arsip Dewan HAM PBB dan masyarakat internasional belum melihat pengadilan terhadap Israel.

 

Namun yang pasti, demonstrasi luas warga Palestina di hari pembantaian Kafr Qasim membawa pesan bahwa kejahatan-kejahatan tersebut tidak akan pernah terlupakan dan rakyat Palestina tidak akan pernah menyerah hingga mencapai cita-cita luhur mereka dan menyeret rezim Zionis ke pengadilan internasional untuk mempertanggung jawabkan semua kejahatannya. (RA)