Kami Senang Mengabdi Kepada Anda
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i35568-kami_senang_mengabdi_kepada_anda
Imam Sajjad as memanggil salah satu budak perempuannya dan berkata, “Saya memutuskan untuk memperbaiki kondisi para budak perempuan dan pembantuku. Oleh karena, siapa saja di antara kalian yang ingin menikah, maka akan saya nikahkan, dan siapa saja yang mau, akan saja jual dan siapa saja yang mau, akan saya bebaskan.”
(last modified 2025-11-07T10:13:36+00:00 )
Apr 05, 2017 17:04 Asia/Jakarta
  • imam sajjad as
    imam sajjad as

Imam Sajjad as memanggil salah satu budak perempuannya dan berkata, “Saya memutuskan untuk memperbaiki kondisi para budak perempuan dan pembantuku. Oleh karena, siapa saja di antara kalian yang ingin menikah, maka akan saya nikahkan, dan siapa saja yang mau, akan saja jual dan siapa saja yang mau, akan saya bebaskan.”

Sepertinya para budak perempuan itu sudah terbiasa tinggal di rumah Imam Sajjad as dan kagum dengan akhlaknya yang mulia, mereka mengatakan, “Kami tidak ingin satupun dari pilihan itu. Kami senang tetap mengabdi kepada Anda.”

Imam Sajjad berkata tiga kali secara berturut-turut, “Ya Allah! Jadilah saksi! Aku telah menjaga keadilan dan mereka melakukan sesuai dengan kehendak dan kemauannya sendiri.”

Meski demikian, setiap kali Imam Sajjad as merasa bahwa salah satu budak perempuannya memerlukan bantuan, beliau mengutus salah seorang perempuan untuk menanyakan kepadanya, apa masalahnya sehingga memperlakukannya sesuai dengan kemauannya.”

Menjadi Kunci Bagi Segala Gembok

Abu Numair salah seorang yang seperjalanan dengan Imam Sajjad as dari Syam ke Madinah. Dia menceritakan kisah menarik dari perjalanan ini:

“Dalam perjalanan itu saya mengabdi kepada Imam Sajjad as dan keluarganya. Saya sangat menghormati dan menjaga mereka. Ketika sampai di Madinah, beliau mengirim sejumlah uang dan perhiasan untuk saya. Tapi saya tidak menerimanya dan saya katakan, bila saya melakukan sesuatu, itu karena demi keridhaan Allah, cukup. Pada saat itu Imam Sajjad as mengambil batu hitam dari tanah dan meletakkan sebuah tanda di atasnya dengan cincinya, seraya berkata, “Ambillah ini! Dan setiap kali engkau menemui sebuah kesulitan, mintalah bantuan padanya.”

Demi Allah! Sejak saat itu sampai selanjutnya, bila di dalam rumahku yang gelap saya minta keterangan cahaya darinya, maka dia memberikan keterangan cahaya. Saya letakkan pada segala gembok, maka gembok itu terbuka. Bila saya memegangnya dan menemui para penguasa, maka saya tidak mendapati keburukan dari mereka.”

Saya Tertarik Pada Sikap Anda

Suatu hari Imam Sajjad as memanggil salah satu budak lelakinya. Namun beliau tidak mendapatkan jawaban. Beliau memanggil sekali lagi, tapi tidak mendapatkan jawaban. Sampai kali yang ketiga beliau memanggil. Sang budak datang mendekati Imam Sajjad as. Imam berkata, “Hai anak lelaki, apakah engkau tidak mendengar suaraku?”

Sang budak berkata, “Saya mendengarnya, wahai putra Rasulullah!”

Imam Sajjad as bertanya, “Lalu mengapa engkau tidak menjawabnya?”

Sang budak berkata, “Saya ada kerjaan. Tapi saya tahu, bila tidak saya jawab, Anda tidak akan marah kepada saya.”

Imam menghadap ke langit dan berkata, “Syukur kepada Allah yang telah menjadikan orang-orang bawahanku merasa aman dariku.”

Ayahku Tidak Ada Yang Menyerupainya

Imam Muhammad Baqir as berkata, “Ayahku; Zainul Abidin, seorang ahli ibadah yang tidak ada bandingannya. Karena sering berjaga di malam hari untuk beribadah, wajahnya menjadi pucat dan matanya memerah karena banyaknya menangis. Dahinya menjadi hitam akibat kapalan karena banyak bersujud. Kakinya membengkak karena banyaknya berdiri melakukan salat. Melihat keadaan ini, hatiku menjadi trenyuh. Dengan sendirinya aku menangis dan bertanya kepada ayah, “Mengapa Anda begitu beribadah sehingga badan Anda menjadi seperti ini? Tidak ada seorang pun yang beribadah seperti Anda.”

Ayahku berkatam “Putraku! Ibadah yang aku lakukan dibanding dengan ibadah-ibadah ayahku Ali as, tidak ada apa-apanya.”

Kemudian beliau berkata, “Sungguh, siapakah yang punya kekuatan beribadah seperti Amirul Mukminin as?”  

Selamat Untuk Imam Ini

Dinukil dari Sulaiman bin Isa bahwa dia berkata, “Aku adalah seorang yang miskin yang tidak bisa mengenyangkan perut keluargaku. Suatu hari aku datang menemui Imam Ali bin Husein as dan menyampaikan kesulitanku. Imam as memberikan satu bulatan roti dan uang satu dirham kepadaku dan mendoakanku. Karena berkah tangan dan doa Imam, kondisi kehidupanku berubah dan sejak saat itu sampai selama empat puluh tahun kehidupannya menjadi makmur.”

Sedekah

Imam Sajjad as sedang dalam perjalanan haji; dari Madinah menuju Mekah. Saudara perempuan beliau; Sayidah Sakinah mengirim uang seribu dirham untuk beliau agar digunakan dalam perjalanan. Ketika Imam Sajjad as sampai di daerah Hurrah [dekat Madinah], hadiah saudaranya ini sampai ke tangan beliau. Di tempat ini Imam Sajjad as bertemu dengan sejumlah orang miskin. Seluruh uang seribu dirham itu beliau bagikan kepada mereka dan tidak sedikitpun beliau sisakan untuk dirinya sendiri.  

Ketahuan Dari Mana Kalau Aku Orang Baik-Baik

Thawus Yamani berdiri di samping ka'bah. Sementara seseorang berada di bawah pancuran air kabah sedang bermunajat dan menangis. Orang itu adalah Ali bin Husein as. Ketika munajat Imam Sajjad as selesai, Thawus maju ke depan dan berkata, “Wahai putra Rasulullah! Aneh, Anda begitu menangis dan bermunajat karena takut kepada Allah dan Hari Kiamat. Sementara Anda adalah hamba Allah yang saleh dan punya tiga keistimewaan; pertama Anda adalah putra Rasulullah Saw dan dicintai Allah, ada syafaat kakek Anda dan yang paling penting adalah Anda percaya para rahmat Allah.”

Imam menjawab, “Hai Thawus, engkau berkata baik. Tapi ketahuilah ketika ruh ditiupkan, antara orang-orang tidak ada hubungan sama sekali. Terkait syafaat, ketahuilah juga bahwa Allah dalam al-Quran berfirman, “Syafaat akan meliputi orang yang diridhai oleh Allah. terkait rahmat juga disebutkan dalam al-Quran, “Rahmat Allah dekat pada orang-orang yang baik dan aku tidak tahu, apakah aku orang baik-baik ataukah tidak?” (Emi Nur Hayati)

Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Sajjad as