Polisi Irak: Kehadiran Warga Sipil, Penghalang Kemajuan Operasi Militer
Polisi Irak menilai kehadiran warga sipil sebagai salah satu penghalang besar bagi kemajuan pasukan Irak di bagian kuno kota Mosul di utara negara ini.
Abdul Salam Mohammed al-Salehi yang merupakan anggota polisi pusat Irak mengatakan, sniper-sniper kelompok teroris Takfiri Daesh (ISIS) ditempatkan di atap-atap rumah penduduk bagian kuno kota Mosul di sebelah baratnya untuk menarget warga sipil yang ingin meninggalkan kota tersebut.
Ia menambahkan, karena letak geografi bagian kuno kota Mosul, pasukan Irak menghadapi banyak kesulitan untuk menciptakan keamanan bagi keluarnya warga sipil dari kawasan tersebut.
"Pasukan keamanan Irak menggunakan kendaraan militer untuk mengevakuasi warga sipil di dalam kota dan memindahkan mereka keluar dari kota tersebut. Tim-tim dari Kementerian Imigrasi juga membawa mereka ke kamp-kamp," jelasnya.
Di sisi lain, Kementerian Imigrasi Irak dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa jumlah pengungsi bagian barat Mosul mencapai lebih dari 280.000 orang.
Disebutkan pula bahwa tim-tim operasi Kementerian Imigrasi Irak pada Senin (10/4/2017) telah memindahkan 6.855 pengungsi ke kamp-kamp selatan dan timur Mosul.
Operasi pembebasan kota Mosul dari pendudukan teroris Daes dimulai sejak tanggal 17 Oktober 2016.
Pasukan Irak telah membebaskan bagian timur kota Mosul dari pendudukan Daesh pada bulan Januari 2017 dan memulai pembebasan bagian barat kota ini pada tanggal 19 Februari. (RA)