Menkes Palestina: Pemberian Makanan Paksa Ancam Nyawa Tahanan
(last modified Sat, 06 May 2017 11:46:39 GMT )
May 06, 2017 18:46 Asia/Jakarta
  • Tahanan Palestina
    Tahanan Palestina

Menteri Kesehatan Palestina memperingatkan tentang upaya rezim Zionis Israel untuk memberikan makanan secara paksa kepada para tahanan Palestina yang mogok makan.

Jawad Awaad memperingatkan hal itu dalam pernyataannya pada Sabtu (6/5/2017) seperti dilansir situ berita al-Youm al-Sabe.

Ia menyebut klaim departeman penjara Israel bahwa pemberian makanan paksa adalah untuk menyelamatkan nyawa para tahanan Palestina sebagai klaim yang tidak berdasar.

"Tindakan seperti ini justru berakibat sebaliknya, nyawa para tahanan akan lebih terancam dan dalam bahaya disebabkan tekanan fisik dan psikologis," ujarnya.

Menurutnya, sejumlah tahanan Palestina gugur syahid disebabkan pemberitan makan secara paksa ketika mereka mogok makan.

"Tindakan ini merupakan pelanggaran serius terhadap prinsip-prinsip medis dan bertentangan dengan perjanjian internasional," tegasnya.

Menteri Kesehatan Palestina menambahkan, selain Organisasi Kesehatan Dunia, Komite-komite Internasional Palang Merah dan badan-badan PBB, Uni Dokter Israel juga menentang undang-undang pemberian makanan secara paksa yang disahkan oleh Knesset (parlemen rezim Zionis).

Ribuan tahanan Palestina mulai mogok makan pada Senin, 17 April bertepatan dengan Hari Tahanan Palestina untuk memprotes kondisi buruk di penjara dan berbagai pembatasan ketat lainnya.

Aksi yang dilakukan dengan slogan "Kebebasan dan Martabat" itu adalah bentuk protes terhadap kebijakan dan perilaku rasis rezim Zionis terhadap tahanam

Sekitar 6.500 tahanan Palestina saat ini mendekam di berbagai penjara Israel dalam kondisi memprihatinkan. 62 orang dari mereka adalah perempuan dan 300 lainnya anak di bawah umur.

Mogok makan tahanan Palestina memperoleh dukungan dari banyak rakyat di berbagai negara dunia. Lembaga-lembaga internasional menuntut Israel untuk memenuhi tuntutan mereka. (RA)