Syafaat Dari Orang-Orang Yang Bertauhid
-
Imam Muhammad Baqir as
Imam Baqir as berkata, “Orang-orang Kafir dan orang-orang Musyrik di neraka mengejek orang-orang yang bertauhid yang berdosa dan dimasukkan ke neraka. Kepada mereka berkata, “Tauhid kalian tidak memberikan keuntungan sama sekali kepada kalian. Kami dan kalian sama dalam azab.”
Allah ingin memberikan hukuman kepada mereka dan berfirman kepada para malaikat, “Syafaatilah mereka. Allah akan memberikan syafaat kepada siapa saja yang dikehendakinya dan menyelamatkannya dari neraka.”
Kemudian Allah berfirman kepada para nabi, “Syafaatilah mereka. Allah akan memberikan syafaat kepada siapa saja yang dikehendakinya dan menyelamatkannya dari neraka.”
Kemudian Allah menghadap kepada orang-orang mukmin dan mengulangi ucapan tersebut.
Setelah itu Allah berfirman, “Aku adalah Zat yang paling pengasih dari segala pengasih. Keluarlah dari neraka di bawah pancaran rahmat-Ku sebagaimana kupu-kupu yang keluar dari sarangnya.”
Mukmin Adalah Saudara Mukmin Dan Mata Serta Pembimbingnya
Imam Baqir as berkata kepada para sahabatnya, “Suatu hari sejumlah orang muslim bersama-sama melakukan bepergian. Mereka tersesat di tengah-tengah padang sahara dan kehausan. Sampai akhirnya mereka memakai kain kafan dan menempelkan tubuhnya ke akar-akar tumbuhan yang sedikit memiliki air, supaya kehausan mereka sedikit teratasi.
Di tengah padang sahara ini, datanglah seorang lelaki tua berwajah putih dan berkata, “Bangkitlah, tidak ada orang yang akan menangisi kalian. Ini ada air saya bawakan untuk kalian.” Merekapun bangkit dan meminum air tersebut dan selamat dari bahaya kemusnahan. Kemudian orang-orang muslim ini bertanya kepada mereka, “Siapakah engkau? Semoga Allah merahmatimu.”
Lelaki tua itu berkata, “Aku berasal dari suku Pariyan yang berbaiat dengan Rasulullah Saw. Aku mendengar dari Rasulullah Saw bahwa beliau bersabda, “Mukmin adalah saudara mukmin dan mata serta pembimbingnya.”
Oleh karena itu kalian jangan sampai jatuh dalam bahaya karena kehausan, selama saya bisa membantu.
Safar Kiamat
Dinukil dari Imam Baqir as bahwa beliau berkata, “Abu Dzar berdiri di sisi pintu Ka’bah dan berkata, “Hai manusia! Aku adalah Jundab putranya Junadah Ghiffari. Ke sinilah di samping saudar kalian yang menginginkan kebaikan dan penuh kasih sayang, supaya aku nasihati kalian!”
Masyarakat berkumpul mengelilinginya dan dengan semangat mereka mengatakan, “Nasihatilah kami!”
Abu Dzar mengatakan, “Apakah seseorang di antara kalian yang berniat bepergian tidak menyiapkan bekal yang cukup sampai tempat tujuan?”
Mereka menjawab, “Tentu saja, menyiapkan bekal.”
Abu Dzar berkata, “Safar perjalanan kiamat adalah safar yang paling jauh. Lalu mengapa kalian tidak menyiapkan bekal yang cukup untuk safar akhirat?”
Mereka bertanya, “Perkerjaan apakah yang baik untuk safar ini?”
Abu Dzar berkata, “Lakukan ibadah haji. Mulai saat ini biasakanlah berpuasa untuk ketenangan di Hari Kiamat yang panas dan panjang. Kerjakan salat dua rakaat di pertengahan malam untuk Hari Kebangkitan. Berbicaralah yang baik agar terjaga dari rasa ketakutan di dalam kubur dan hindarilah ucapan yang jelek agar kalian selamat di Hari Kiamat yang sulit.
Pilihkan dua pekerjaan di dunia; 1. Mencari rezeki yang halal, 2. Kebahagian akhirat dan yang ketiga merugikan kalian.
Simpulkanlah ucapan kalian dalam dua bagian; 1. Untuk akhirat, 2. Untuk mencari rezeki yang halal dan yang ketiga merugikan kalian.
Bagilah harta kalian menjadi dua bagian; 1. Infak untuk keluarga, 2. Untuk akhirat dan yang ketiga merugikan kalian.
Ketahuilah bahwa dunia hanya ada dua waktu; 1. Waktu yang sudah berlalu dan engkau tidak mampu menolaknya. 2. Waktu yang belum datang dan engkau tidak yakin bahwa di waktu itu engkau masih hidup. Sedangkan engkau sekarang berada di saat ini, maka gunakanlah dengan baik dan bertahanlah di hadapan maksiat dan jangan berbuat dosa, kalau tidak maka engkau akan celaka...
Betapa Senangnya Orang Yang Memahami Dosa-Dosanya
Imam Baqir as berkata, “Aku mendengar dari Jabin bin Abdullah Anshari mengatakan:
“Suatu hari Rasulullah Saw datang kepada kami, “Ada apa sebenarnya, aku melihat bahwa kecintaan kepada dunia telah melanda kebanyakan manusia?
Betapa senangnya orang yang aib dan dosa-dosanya membuat dirinya tidak sempat mencari aib saudara mukminnya.
Melakukan Penipuan Dalam Jual-Beli
Diriwayatkan dari Imam Baqir as bahwa suatu hari Rasulullah Saw melewati pasar Madinah. Beliau berhenti di tepi sebuah toko dan melihat salah satu bahan makanan [misalnya kacang] dan berkata, “Betapa bagusnya kacang ini?”
Allah menurunkan wahyu kepada beliau dan berfirman, “Masukkan tanganmu ke dalam wadah kacang itu!”
Rasulullah Saw melakukan hal ini dan melihat kacang yang rusak. Di sini ketahuan bahwa sang penjual telah meletakkan kacang yang bagus di bagian atas dan kacang yang rusak di bagian bawah.
Rasulullah Saw berkata, “Aku tidak melihat apa-apa selain engkau telah menggabungkan khianat dan penipuan kepada masyarakat.”
Dan dalam ucapan lainnya beliau berkata, “Bukan bagian dari kami orang yang menipu seorang muslim dalam jual beli dan dia akan dibangkitkan bersama orang-orang Yahudi. (Emi Nur Hayati)
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Muhammad Baqir as