Peran PBB Sebagai Lengan Agresor Yaman
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i38856-peran_pbb_sebagai_lengan_agresor_yaman
Gerakan Ansarullah Yaman mengkritik usulan delegasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait penyerahan kontrol pelabuhan Al-Hudaidah kepada pihak ketiga.
(last modified 2025-12-17T09:42:58+00:00 )
Jun 04, 2017 17:58 Asia/Jakarta

Gerakan Ansarullah Yaman mengkritik usulan delegasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait penyerahan kontrol pelabuhan Al-Hudaidah kepada pihak ketiga.

Ansarullah Yaman dan sekutunya, menolak usulan Ismail Ould Cheikh Ahmed, utusan khusus PBB untuk urusan Yaman, dalam hal ini dan menilainya tidak bertanggung jawab serta tidak menghormati jutaan warga Yaman.

Ansarullah Yaman dan sekutu menyatakan, "Persepektif Ould Cheikh Ahmed keliru soal faktor utama memburuknya kondisi tragis Yaman. Karena kegagalan antek-antek agresor dalam menguasai pelabuhan Al-Hudaidah, sekarang usulan tersebut dikemukakan oleh PBB."

Ismail Ould Cheikh Ahmed mengusulkan kepada pemerintah Yaman dan Ansarullah agar pelabuhan Al-Hudaidan diserahkan kepada pihak ketiga yang netral atau di bawah pengawasan PBB.

Usulan lancang dari pejabat PBB itu mengemuka di saat pelabuhan Al-Hudaidah merupakan pelabuhan terpenting Yaman dan sekitar 80 persen pasokan makanan dan obat-obatan disalurkan kepada warga Yaman melalui pelabuhan tersebut.

Usulan tersebut sama seperti menjiplak langkah dan rencana Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir untuk menguasai pelabuhan-pelabuhan penting Yaman. Langkah pejabat PBB ini juga berarti memberikan legitimasi pada aksi-aksi brutal Arab Saudi dalam memblokade Yaman demi mewujudkan tujuannya.

Arab Saudi mengklaim pelabuhan Al-Hudaidah digunakan sebagai jalur penyelundupan senjata dan amunisi ke Yaman. Riyadh menyatakan akan terus berupaya menutup pelabuhan tersebut. Tujuan Saudi menguasai pelabuhan Al-Hudaidah adalah untuk menariknya keluar dari kontrol pasukan relawan rakyat dan juga sebagai senjata untuk menekan pemerintah Yaman.

Arab Saudi berusaha dengan menutup pelabuhan Al-Hudaidah dan meningkatkan blokade ekonomi, ingin mengesankan pemerintahan keselamatan nasional Yaman sebagai sebuah pemerintah gagal. Pada tahap selanjutnya, Arab Saudi berharap dapat menempatkan pion-pionnya kembali menguasai Yaman.

Dengan dukungan Amerika Serikat, Arab Saudi sejak Maret 2015 melancarkan serangan ke Yaman dengan alasan untuk mengembalikan pemerintahan Abd Rabbuh Mansour Hadi mantan presiden Yaman yang mengundurkan diri. Agresi Saudi hingga kini telah menewaskan dan melukai puluhan ribu warga Yaman.

Intervensi Arab Saudi di Yaman harus ditelesuri dalam watak imperialisme rezim Al-Saud an Barat. Pendudukan Yaman atau memasukkan sebagian wilayahnya ke dalam teritori Arab Saudi, selalu menjadi agenda kerja Riyadh. Hingga kini, Arab Saudi telah mencaplok tiga provinsi Asir, Najran dan Jizan yang sebelumnya milik Yaman.

Dan dalam perkembangan terbaru, sangat disayangkan sekali PBB justru tampil menjadi perwakilan program-program pihak agresor di Yaman. Dalam hal ini, alih-alih memperhatikan buruknya kondisi rakyat Yaman akibat serangan dan blokade rezim Al-Saud, PBB justru berusaha menyukseskan seluruh program dan rencana Arab Saudi yang gagal dicapai dengan kekuatan militer.(MZ)