Ilmuwan Nuklir Lainnya Tewas Diteror!
-
Nuno F. Loureiro dan Rafael Grossi
Pars Today - Nuno F. Loureiro, seorang profesor terkemuka di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan direktur Pusat Ilmu Plasma dan Fusi, meninggal dunia setelah ditembak di Brooklyn.
Pihak berwenang Amerika mengumumkan bahwa Nuno F. Loureiro, 47 tahun, meninggal dunia pada Selasa (16/12/2025) pagi di sebuah rumah sakit setempat setelah ditembak pada Senin malam di Brooklyn.
Pars Today mengutip Newsweek yang menjelaskan pentingnya memperhatikan kematian ilmuwan nuklir ini sebagai berikut, “Kematian profesor ini terjadi hanya beberapa hari setelah penembakan lain di departemen teknik dan fisika Universitas Brown. Hal ini juga menyusul beberapa penembakan penting tahun ini, termasuk pembunuhan Melissa Hortman, seorang perwakilan Demokrat dari majelis negara bagian Minnesota, dan suaminya di rumah mereka.”
Newsweek akhirnya menyebutkan pembunuhan aktivis konservatif Charlie Kirk! Sosok yang kematiannya oleh banyak media dikaitkan dengan Israel. Apakah Newsweek ingin menyimpulkan dari penggabungan pembunuhan-pembunuhan ini bahwa pembunuhan ini mungkin juga dilakukan oleh rezim Zionis?
Menurut Newsweek, Nuno Loureiro bukan hanya seorang profesor universitas. Ia adalah direktur "Pusat Ilmu Plasma dan Fusi" di MIT (Massachusetts Institute of Technology) dan sekaligus profesor di departemen teknik nuklir dan fisika di universitas ini, bidang-bidang yang termasuk di antara cabang ilmu pengetahuan yang paling sensitif dan strategis.
Karena aktivitasnya di bidang produksi dan penguatan medan magnet di dunia, Loureiro menerima "Penghargaan Presiden untuk Peneliti dan Insinyur di Awal Karier" dari Joe Biden.
Pada bulan Juni, ia menyatakan dalam pengumuman resmi dari MIT bahwa dirinya "adalah awal dari era baru penelitian fusi di MIT, era di mana tantangan paling kompleks dari teknologi fusi diupayakan untuk dipecahkan dalam jangka waktu yang lebih singkat, sebanding dengan urgensi masalah transisi energi".
Jadi Nuno Loureiro bukan hanya seorang profesor universitas, tetapi salah satu tokoh aktif di bidang ilmu plasma dan teknologi fusi. Hal ini terkait dengan fusi nuklir. Bidang ini telah menjadi pusat persaingan keamanan dan intelijen antara kekuatan dunia selama bertahun-tahun.
Rezim yang paling terkenal dalam hal ini adalah rezim Zionis. Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah menjadikan pembunuhan atau penghapusan fisik para ilmuwan yang aktif di bidang strategis, terutama ilmuwan nuklir, sebagai salah satu alat yang terkenal dalam perang terbuka dan terselubungnya.
Saat ini, rezim Zionis telah memperluas cakupan pembunuhannya di seluruh dunia, bahkan di antara teman-temannya. Contoh nyata dari hal ini adalah kematian Charlie Kirk, yang oleh banyak media Amerika diidentifikasi sebagai Israel sebagai tersangka utama.
Mungkinkah pemilihan seorang profesor yang aktif di bidang yang sangat sensitif, dalam situasi di mana belum ada tersangka yang diidentifikasi, merupakan suatu kebetulan? Meskipun investigasi resmi masih berlangsung dan pihak berwenang menolak untuk memberikan detail, kurangnya tersangka spesifik itu sendiri telah memicu spekulasi.(sl)