Makna Ridha
-
Imam Muhammad Baqir as
Suatu hari Jabir bin Abdullah Anshari menemui Imam Muhammad Baqir as di saat tua dan lemah.
Imam menanyakan kabar dia. Jabir berkata, “Saat ini saya dalam kondisi lebih mengenal tua daripada kemudaan, sakit daripada kesehatan dan kematian daripada hidup. Sementara Imam Baqir as berkata, “Bila Allah membuatku tua, aku meminta tua. Bila Allah membuatku muda, aku meminta muda. Bila Allah membuatku sakit, aku meminta sakit dan bila Allah membuatku sembuh, aku meminta kesehatan. Pada saat itu Jabir mencium wajah Imam beliau dan berkata, “Benar apa kata Rasulullah, “Hai Jabir! Umurmu akan panjang sampai engkau melihat salah satu putraku yang bernama Baqir dan pembelah ilmu. Sesungguhnya inilah makna ridha.”
Keutamaan Menuntut Ilmu
Imam Baqir as berkata, “Suatu hari seorang lelaki datang menemui Rasulullah Saw dan bertanya kepada beliau tentang hadir di majlisnya ulama lebih baik ataukah ikut acara mengiringi penguburan jenazah seorang muslim? Yang manakah yang lebih dicintai?”
Rasulullah Saw bersabda, “Bila sudah ada yang ikut mengiringi penguburan jenazah dan mengurusi pemakamannya, maka lebih baik engkau ikut dalam majlis ilmu. Karena hadir di majlis ilmu lebih utama dari ikut hadir dalam acara pemakanan seribu jenazah dan menjenguk seribu orang sakit dan berdiri untuk ibadah selama seribu malam dan bersedekah dalam seribu hari dan seribu ibadah haji. Tidakkah engkau tahu bahwa Allah akan ditaati melalui ilmu? Yakni orang bodoh tidak akan bisa beribadah kepada Allah dengan baik.”
Sebaik-Baiknya Masyarakat
Imam Baqir as mengenalkan masyarakat yang terbaik demikian; sebaik-baiknya masyarakat adalah orang yang mengenal Allah. Untuk itu mereka adalah orang yang paling ridha atas takdir ilahi.
Orang yang ridha atas takdir dan ketentuan Allah, maka Allah akan memberikan pahala yang banyak kepadanya. Tapi, orang yang tidak ridha akan ketentuan Allah, selain ketidakridhaannya tidak akan bisa menghalangi ketentuan Allah, pahalanya di sisi Allah juga akan hilang.
Apel Surga
Jabir bin Yazid mengatakan, “Saya pergi bersama Imam Baqir as ke Hirah. Ketika kami masuk ke Karbala, beliau berkata, “Hai Jabir! Tanah ini bagi kami dan para pengikut kami adalah taman dari taman-taman surga dan bagi musuh-musuh kami adalah sebuah lubang dari lubang-lubang neraka Jahannam.” Kemudian beliau menghadap kepada saya dan berkata, “Hai Jabir! Engkau mau makan?”
Saya berkata, “Iya. Saya melihat beliau memasukkan tangannya ke dalam bongkahan-bongkahan batu dan mengeluarkan apel dan memberikannya kepada saya dan saya tidak pernah melihat apel seharum apel tersebut dan tidak memiliki kesamaan sama sekali dengan buah-buah di dunia. Saya baru tahu kalau itu adalah buah surga. Kemudian saya memakannya dan rasanya sangat lezat dan yang menakjubkan adalah saya tidak membutuhkan makan sampai empat hari.”
Burung Skylark Dan Burung Gereja
Salah satu sahabat Imam Baqir berkata, “Suatu hari kami bersama beliau melewati tanah yang kering. Tanah ini benar-benar panas dan kering, seakan-akan keluar uap panas dari dalamnya. Di daerah itu banyak burung gereja. Begitu mereka melihat kami langsung datang menuju kepada kami dan terbang mengelilingi onta Imam Baqir as. Imam Baqir berkata kepada mereka, “Saya tidak punya makanan untuk kalian.”
Besoknya kami kembali pergi ke daerah tersebut. Kembali kami merasakan panas itu dan melihat burung-burung gereja itu. Mereka kembali mendatangi Imam Baqir as dan terbang mengelilinginya. Pada saat itu saya melihat banyak air di tengah padang sahara dan Imam Baqir memberikan air kepada mereka. Saya bertanya, “Wahai maulaku! Kemarin Anda tidak memberikan air kepada mereka, tapi sekarang Anda memberikan air kepada mereka.”
Imam Baqir as memandang saya dan berkata, “Bila mereka tidak bersama burung skylark, maka hari ini aku juga tidak akan memberikan air kepada mereka.”
Saya bertanya, “Memangnya ada perbedaan antara burung gereja dan burung skylark?”
Beliau berkata, “Ah kamu ini! Burung gereja adalah pecinta para musuh kami. Sementara burung skylark adalah para pecinta kami. Karena wujudnya burung-burung skylark aku memberikan air kepada mereka.”
Nasihat
Imam Baqir as berkata, “Tiga perkara merupakan kemuliaan dunia dan akhirat:
Pertama, maafkanlah orang yang menzalimimu.
Kedua, sambunglah hubungan kepada orang yang memutuskan hubungan denganmu.
Ketiga, bersabarlah atas sikap yang dilakukan padamu karena dasar kebodohan pelakunya.
Balasan Tidak Membantu Orang lain
Bila seseorang tidak mau membantu saudara semuslimnya dan tidak mau memenuhi kebutuhannya, maka ia akan tertimpa kondisi yang sama seperti dia dalam usaha atau pekerjaannya yang menyebabkan jatuhnya dia ke dalam dosa dan mendapatkan balasannya.
Dan bila seseorang tidak mau menginfakkan hartanya di jalan Allah maka ia akan berkali-kali lipat mengeluarkan hartanya di jalan yang tidak diridhai oleh Allah. (Emi Nur Hayati)
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Muhammad Baqir as