Pesan Penting Rahbar untuk Irak
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, dalam pertemuan dengan PM Irak, Haider al-Abadi mendukung upaya pemerintah negara jiran itu untuk memperluas kerja sama dan hubungan dengan negara-negara tetangga dan regional. Namun Rahbar juga menekankan agar pada saat yang sama pemerintah Irak mewaspadai makar Amerika Serikat dan agar tidak pernah percaya kepada mereka.
Pada Kamis (27/10/2017), ditujukan kepada al-Abadi, Rahbar mengatakan, Amerika Serikat sendiri yang menciptakan Daesh, akan tetapi sekarang ketika para teroris telah kalah di hadapan pemerintah dan rakyat Irak, mereka ingin mengawal dan mengelola transformasi penting ini, akan tetapi kapan pun mereka memiliki kesempatan, akan kembali mendaratkan pukulan terhadap Irak.
Rapor politik AS terhadap Irak dapat dilihat dari transformasi Irak sejak penggulingan rezim Baats pimpinan Saddam Hossein pada tahun 2003 dan khususnya setelah serangan Daesh ke Irak pada Juni 2014 serta jatuhnya kota Mosul. Meski orang-orang Amerika Serikat pada masa invasi ke Irak, berusaha mengesankan sebagai juru penyelamat, namun tak lama kemudian aksi-aksi perusahaan Blackwater di Irak, berhasil mengungkap esensi politik Amerika Serikat.
Kejahatan Blackwater di bundaran al-Sanur, Baghdad, ibukota Irak yang menewaskan 17 warga sipil Irak dan melukai puluhan lainnya, mengungkap wajah sejati Amerika Serikat. Aksi tersebut menunjukkan bahwa nyawa warga Irak tidak ada artinya demi kepentingan Amerika Serikat.
Selain itu, pembebasan seorang tahanan dari penjara Irak pada era pendudukan Amerika Serikat, yang pada akhirnya membentuk kelompok teroris Daesh, adalah bukti lain bahwa Amerika Serikat sama sekali tidak memikirkan stabilitas dan pembangunan Irak.
Orang yang sekarang dikenal dengan pemimpin Daesh, Abu Bakr al-Baghdadi, beraktivitas di bawah payung dukungan Amerika Serikat hingga pada akhirnya membentuk kelompok teroris Daesh pada 2014.
Sekarang setelah tiga tahun berlalu sejak pendudukan Daesh di Irak, negara ini sedang dalam tahap akhir pemberantasan kelompok teroris itu, Amerika Serikat mengesankan diri bersama pemerintah Irak dalam hal ini namun tetap memprioritas kepentingan AS. Contoh terbarunya adalah langkah Menlu AS menyudutkan pasukan relawan Irak, al-Hashd al-Shaabi.
Di sisi lain, sikap AS terhadap referendum pemisahan diri Kurdistan Irak, juga membuktikan tidak dapat dipercayainya Amerika Serikat. Meski mengklaim mendukung integritas teritorial Irak, akan tetapi Washington mengkhawatirkan sikap keras pemerintahan PM Irak, Haider al-Abadi, dalam menjaga keutuhan negaranya.
Dalam hal ini, Firdaus al-Awadi, anggota parlemen Irak pada Kamis (26/10/2017) mengumumkan bahwa Amerika Serikat sama sekali tidak dapat dipercaya dan dengan berbagai cara mereka berusaha mengacaukan kondisi dalam negeri Irak. Ditambahkannya, pemerintah Irak tidak boleh mempercayai klaim Amerika Serikat yang menentang pemisahan diri Kurdistan dari Irak, karena Amerika Serikat sangat tidak sabar dan telah lama menanti hal ini terjadi.
Selain itu, upaya AS untuk mendorong Irak mengubah haluan politiknya menuju Arab Saudi dengan mengemukakan klaim kekhawatiran terhadap pengaruh Iran di Irak. Ini berarti, Amerika Serikat bahkan telah mempersiapkan makar periode pasca Daesh untuk Irak.