Upaya AS Menumpas Gerakan Boikot Israel
Seiring dengan meningkatnya pengaruh gerakan boikot Israel di Amerika Serikat, Negara Bagian Wisconsin bergabung dengan sejumlah negara bagian lain yang melarang penandatanganan kontrak pemerintah dengan gerakan tersebut.
Saat ini, hampir setengah dari 50 negara bagian Amerika – demi mendukung rezim Zionis Israel – telah mengambil tindakan terhadap gerakan-gerakan yang memboikot Tel Aviv.
Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) terhadap Israel dimulai pada tahun 2005 untuk memaksa rezim tersebut menghormati hak-hak rakyat Palestina dan bertindak sesuai dengan hukum internasional.
BDS telah menetapkan empat tujuan utama mereka yaitu; mengakhiri pendudukan Israel, menghentikan proyek pemukiman di tanah Palestina, menciptakan kesetaraan bagi warga Arab Israel, dan pada akhirnya mengakui hak pemulangan pengungsi Palestina ke rumah-rumah mereka.
Dalam 12 tahun terakhir, BDS mampu memperoleh dukungan dan sambutan hangat di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat. Beberapa organisasi masyarakat sipil, perusahaan dagang, universitas, dan pusat-pusat kebudayaan mengumumkan dukungan mereka untuk memboikot Israel.
Sebagai contoh, beberapa individu dan lembaga menolak transaksi dan kerja sama dengan perusahaan Israel atau perusahaan-perusahaan yang mendukung rezim Zionis.
Mereka bersikeras bahwa model yang diluncurkan pada akhir abad ke-20 untuk melawan rezim Apartheid Afrika Selatan dan memaksa rezim tersebut menyerah, harus diterapkan untuk melawan rezim Apartheid lainnya yaitu Israel.
Israel jauh lebih rentan secara ekonomi daripada Apartheid Afrika Selatan, dan pemangkasan bantuan finansial atau perdagangan dengan rezim Zionis, pada akhirnya akan memaksa Israel untuk menegakkan hak asasi manusia dan hukum internasional.
Tekanan terhadap Israel meningkat setelah beberapa universitas terkemuka di Amerika dan Eropa bergabung dalam gerakan boikot rezim Zionis. Mahasiswa sebagai kaum intelek dan berpengaruh di masyarakat, memainkan peran penting dalam menyampaikan pelanggaran hukum Israel, dan ini telah menimbulkan kekhawatiran bagi para pejabat Tel Aviv dan pendukung Zionis di Eropa dan Amerika.
Para pendukung Israel berusaha mengaitkan BDS dengan gerakan anti-Semit untuk membungkam gerakan tersebut dan meredam setiap suara yang menentang Tel Aviv.
Untuk alasan ini, pemerintah AS mengambil langkah yang tak biasa terhadap Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), hanya karena mengkritik Israel dan mengutuk upaya Tel Aviv untuk mengubah struktur historis dan demografis Baitul Maqdis.
Di Amerika, pendekatan konfrontatif terhadap BDS telah meluas mulai dari pemerintahan federal sampai ke pemerintah negara bagian dan telah sampai pada titik dimana bertentangan dengan prinsip kebebasan berekspresi berdasarkan Konstitusi AS. Pemerintah negara bagian menekan individu atau lembaga yang mendukung gerakan tersebut.
Namun, pendekatan itu tampaknya tidak dapat mengurangi pengaruh global BDS, mengingat Israel tidak henti-hentinya melanggar hak-hak rakyat Palestina dan mengabaikan hukum internasional. (RM)