Upaya Saudi Bentuk Koalisi Anti-Iran di Tubuh Liga Arab
Sumber-sumber berita melaporkan bahwa Arab Saudi meminta para menteri luar negeri anggota Liga Arab untuk menggelar sidang darurat guna membahas apa yang diklaim Riyadh sebagai "intervensi Iran di kawasan."
Pasca serangan rudal terbaru oleh militer dan pasukan relawan rakyat Yaman ke bandara internasional King Khalid di kota Riyadh, Arab Saudi melanjutkan klaim-klaim tidak berdasarnya bahwa Iran berada di balik serangan rudal Yaman ke Riyadh.
Transformasi regional dari Suriah, Yaman, lebanon hingga Irak menunjukkan bahwa Arab Saudi merupakan pemain utama di balik krisis di kawasan dan dalam permainan berbahaya ini Riyadh ingin melibatkan negara-negara Arab lain.
Akan tetapi konvergensi dengan Arab Saudi sebagai sumber fitnah, tidak akan menghasilkan apapun kecuali kerugian. Pengalaman di Dewan Kerjasama Teluk Persia anti-Iran yang dipimpin oleh Arab Saudi pada era perang yang digelar rezim Saddam, dukungan terhadap agresi Yaman dan dukungan terhadap kelompok-kelompok teroris di Suriah, pengalaman getir Qatar dan Uni Emirat Arab, juga berbagai masalah lain di Lebanon, merupakan bagian dari fakta-fakta yang hanya akan menguntungkan rezim Zionis Israel.
Sekarang, opini publik dunia mengetahui bahwa hasil dari konvergensi dengan Amerika Serikat dan Arab Saudi di kawasan, tidak hanya memberantas terorisme melainkan keamanan juga tidak terwujudkan. Sementara itu kelompok teroris Daesh dikerahkan ke medan tempur sehingga Amerika Serikat dan Arab Saudi dapat merealisasikan peta Timur Tengah baru sesuai keinginan mereka. Dalam hal ini tidak diragukan lagi bahwa para pejabat Arab Saudi, melalui provokasi negara-negara Arab ingin memperluas krisis dan Amerika mendukung prosesnya.
Ray Takeyh, analis di Council on Foreign Relations Amerika Serikat dalam hal ini mengatakan, pemerintahan Presiden AS Donald Trump ingin menyukseskan kepentingan Arab Saudi anti-Iran.
Koran Il Giornale terbitan Italia pada bulan April lalu menulis, "… jelas bahwa menyematkan status dukungan terhadap terorisme untuk Tehran sudah tidak tepat lagi… Iran selalu mengerahkan pasukan dan sarananya untuk berperang di lapangan melawan kelompok teroris terbesar seperti Daesh dan al-Qaeda."
Dalam pengobaran krisis olehArab Saudi di kawasan, bukan hanya tidak menunjukkan indikasi positif dan kemaslahatan, melainkan apa saja yang dipaksakan terhadap bangsa-bangsa di kawasan, bersumber dari kejahatan Amerika Serikat dan sekutu regionalnya yaitu Arab Saudi dan rezim Zionis Israel.
Sekarang para pejabat yang haus kekuasaan di Riyadh, berusaha menciptakan koalisi baru dalam tubuh Liga Arab, dengan mengemukakan klaim-klaim infaktual. Sebuah lembaga Arab yang tidak pernah mencatat rapor baik di hadapan musuh utama bangsa regional yaitu rezim Zionis Israel.
Semua fakta tersebut menunjukkan bahwa Arab Saudi dengan dukungan Amerika Serikat, telah menjadi poros kejahatan dan destruksi di kawasan, di mana Timur Tengah akan menjadi tumbal bagi rezim Zionis Israel.