Akvitis: 192 Orang Tewas Sejak Kebangkitan Bahrain
(last modified Wed, 14 Feb 2018 23:29:06 GMT )
Feb 15, 2018 06:29 Asia/Jakarta
  • Unjuk rasa di Bahrain.
    Unjuk rasa di Bahrain.

Dokter dan aktivis politik Bahrain yang diasingkan ke Lebanon oleh rezim Al Khalifa mengatakan, selama tujuh tahun lalu, 192 warga Bahrain tewas, 20.000 lainnya ditangkap dan 550 orang juga dicabut kewarganegaraan mereka.

Ibrahim al-Aradi mengatakan hal itu dalam wawancara dengan IRNA pada hari Rabu (14/2/2018) menandai ulang tahun ke-7 kebangkitan rakyat Bahrain melawan rezim diktator al-Khalifa.

Dalam wawancara tersebut, al-Aradi menceritakan data korban tewas, terluka dan orang-orang yang dipenjara oleh rezim Al Khalifa. Ia menjelaskan, dari 192 orang yang tewas, sekitar 50 dari mereka adalah anak-anak dan remaja, dan saat ini jumlah tahanan politik di penjara-penjara rezim Al Khalifa telah mencapai lebih dari 4.000 orang.

Menurutnya, belum ada data yang pasti tentang jumlah yang terluka dan tentunya masalah ini dirahasiakan, namun harus dikatakan bahwa jumlah yang terluka bisa mencapai ratusan, bahkan ribuan orang, di mana mereka selama tujuh tahun lalu menjadi target peluru karet dan peluru tajam aparat keamanan Bahrain atau menjadi korban penganiayaan dan penyiksaan di penjara.

Aktivitas Bahrain itu juga menyinggung pencabutan kewarganegaraan oleh rezim Al Khaifa. Ia menjelaskan, saat ini banyak warga yang disita kartu identitasnya, dan tujuan dari tindakan ini adalah untuk mengubah populasi Bahrain dan tujuan lainnya adalah menghinakan revolusioner dan mengganggu kehidupan mereka.

Al-Aradi menegaskan, rakyat mengejar perdamaian dan tidak mengejar kekerasan. Mereka bangkit dengan damai dan membawa bunga dan bendera Bahrain, namun rezim Al Khalifa mengundang pasukan "perisai jazirah" dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk menumpas rakyat Bahrain.

Terkait dengan tudingan rezim Al Khalifa yang menuduh Iran mencampuri urusan dalam negeri Bahrain, al-Aradi mengatakan, rakyat Bahrain memiliki hubungan yang baik dengan Iran dan hal ini telah mengganggu rezim Al Khalifa dan rezim ini selalu berusaha agar tuan-tuannya yaitu Israel dan Amerika Serikat puas dan senang.

Sejak 14 Februari 2011, rakyat Bahrain bangkit melawan kediktatoran rezim Al Khalifa. Mereka berunjuk rasa damai untuk menuntut kebebasan, keadilan, penghapusan diskriminasi dan berdirinya pemerintahan pilihan rakyat.

Namun, tuntutan damai rakyat Bahrain itu disambut dengan kekerasan oleh rezim Al Khalifa. Dengan bantuan pasukan Arab Saudi, rezim ini menumpas para aktivis dan revolusioner Bahrain.

Rezim Al Khalifa juga telah menghapus kewarganegaraan para aktivis Bahrain, memenjarakan dan mencabut kewarganegaraan mereka.  (RA)

Tags