Konspirasi Baru White Helmets di Suriah
Kelompok White Helmets yang berafiliasi dengan dinas intelijen Inggris dan AS, telah memindahkan sebuah kargo baru yang berisi gas klorin ke kota Jisr al-Shughur di Provinsi Idlib, Suriah.
White Helmets dibentuk pada tahun 2013 oleh dinas intelijen Inggris dan Amerika Serikat. Misi kelompok ini adalah membantu orang-orang yang terjebak di daerah yang dikuasai teroris di Suriah, tetapi dalam praktiknya mereka melakukan kerjasama dengan teroris untuk melawan warga dan pemerintah Suriah.
Sebenarnya, White Helmets – dengan dalih menjalankan misi kemanusiaan – secara nyata menunjukkan bahwa mereka beroperasi di Suriah sebagai bagian dari instrumen negara-negara Barat untuk menggulingkan pemerintah Damaskus.
Sumber militer Suriah pada hari Kamis mengatakan bahwa anggota White Helmets menggunakan 8 mobil van untuk mengangkut gas klorin ke Jisr al-Shughur di Idlib, yang berada di bawah kontrol teroris Front al-Nusra.
Aktivitas tidak biasa ini kembali menyingkap peran AS dan Inggris untuk melancarkan sebuah konspirasi baru terhadap pemerintah Suriah atas dasar klaim penggunaan senjata kimia.
Teroris Front al-Nusra dikabarkan sedang bersiap untuk melakukan serangan kimia di daerah antara Jisr al-Shughur dan pedesaan timur laut Provinsi Latakia, dan seperti biasanya, serangan itu kemudian diklaim dilakukan oleh tentara Suriah.
Pada Juli lalu, sebagian anggota White Helmets dan keluarga mereka dibantu oleh Israel untuk melarikan diri dari Suriah. Ketika itu, Kedutaan Besar Rusia di Palestina pendudukan menyatakan dengan penarikan sejumlah anggota White Helmets dari Suriah, maka langkah kelompok itu untuk mementaskan provokasi kimia di barat daya Suriah akan menurun.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa White Helmets adalah bagian dari kampanye propaganda yang bertujuan untuk mendiskreditkan pihak berwenang Suriah.
Kementerian Luar Negeri Suriah juga menekankan bahwa dengan membantu mengevakuasi anggota White Helmets, maka Amerika, Inggris, Yordania, Jerman, dan Kanada telah membantu para teroris.
Mufti Agung Suriah, Syeikh Ahmad Badreddin Hassoun mengatakan bahwa White Helmets adalah penjahat perang dan ia mendesak pemerintah Suriah dan Rusia untuk menuntut mereka.
Saat ini, militer Suriah dan sekutunya sedang bersiap untuk memulai operasi pembebasan Provinsi Idlib, dan dalam beberapa hari terakhir, beberapa kelompok pasukan Suriah telah menuju ke Idlib.
Provinsi Idlib berada di bawah kendali teroris Front al-Nusra. Kemajuan yang mungkin akan dicapai oleh tentara Suriah dan sekutunya di Idlib akan dimanfaatkan teroris untuk melancarkan serangan kimia. AS dan media-media Barat kemudian akan memanfaatkan situasi ini untuk menuding pemerintah Suriah sebagai pelaku serangan kimia. (RM)