Sekjen Hizbullah: Perang terhadap Iran Berarti Keruntuhan Israel
Sekretaris Jenderal Gerakan Hizbullah Lebanon Sayid Hassan Nasrullah menyebut partisipasi luas masyarakat di acara duka dan peringatan Hari Asyura sebagai tanggapan serius atas panggilan sejarah Imam Husein as di Karbala.
Dia menyinggung isu perang yang mungkin dilancarkan Amerika Serikat terhadap Republik Islam Iran.
"Setiap perang terhadap Republik Islam Iran berarti berakhirnya Israel," kata Sayid Nasrullah dalam pidatonya di Hari Asyura di Lebanon, seperti dilansir al-Alam, Selasa (10/9/2019).
Dia juga menyinggung perlawanan gigih rakyat Palestina dan Yaman dalam menghadapi agresi militer, dan menegaskan bahwa Hizbullah bersama mereka.
"Apa yang sedang terjadi di Yaman selatan menunjukkan bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab hanya rakus terhadap sumber-sumber dan kekayaan Yaman, namun perang ini tidak akan menghasilkan apapun kecuali kekalahan dan rasa malu abadi bagi mereka yang tercatat dalam sejarah," ujarnya.
Sekjen Hizbullah juga menyebut sanksi Amerika Serikat terhadap Republik Islam Iran dan Suriah sebagai tindakan keji.
"Pemerintah Amerika menerapkan tekanan finansial (ekonomi) setelah kekalahan Israel di Palestina dan Lebanon, dan kegagalannya dalam perang yang dilancarkan melalui kelompok-kelompok takfiri di Lebanon, Suriah dan Irak," jelasnya.
Di bagian lain pidatonya, Sayid Nasrullah menekankan komitmen Hizbullah terhadap Resolusi Nomor 1701.
"Hizbullah dan Lebanon memiliki hak untuk membela diri. Jika Lebanon diagresi lagi, maka Hizbullah akan meresponnya dengan tepat, dan tidak ada garis merah bagi Hizbullah," tegasnya.
Dia menambahkan militer yang hingga kemarin Anda katakan tidak terkalahkan, hari ini, betapa lemahnya mereka. Mereka mengosongkan semua perbatasan karena takut dengan balasan Hizbullah.
Hari ini, Selasa, 10 September 2019 bertepatan dengan tanggal 10 Muharam 1441 H, di mana 10 Muharram adalah Hari Asyura atau hari kesyahidan Imam Husein as, cucu Rasulullah Saw di Karbala, Irak.
Hari Asyura merupakan kebangkitan Imam Husein as untuk mempertahankan agama kakeknya, Nabi Muhammad Saw, di mana pada tanggal 10 Muharram 61 H, beliau bersama 72 sahabat setianya gugur syahid. (RA)