Transformasi Timur Tengah 9 November 2019
-
Aksi protes di Lebanon
Transformasi Timur Tengah sepekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting di antaranya mengenai berlanjutnya kegagalan rezim Zionis membentuk kabinet baru dan Netanyahu menunjuk menteri urusan perang Israel yang baru.
Isu lainnya mengenai pernyataan Hizbullah bahwa AS ingin membentuk pemerintahan boneka di Lebanon, rakyat Suriah terbukti mendukung pemerintah Suriah, AS Arab Saudi dan UEA mendalangi kerusuhan terbaru di Irak, statemen Emir Qatar menyatakan bahwa blokade dan sanksi membuat kami semakin stabil, dan laporan koran Perancis bahwa UEA memiliki 18 penjara rahasia di Yaman.

Israel kembali Gagal Bentuk Kabinet
Perundingan antara dua partai utama rezim Zionis Israel untuk membentuk kabinet koalisi dilaporkan mengalami kegagalan.
Koran Israel Hayom Selasa (05/11) di laporannya mengutip sumber terpercaya menulis, friksi antara dua partai utama Israel untuk membentuk kabinet koalisi masih besar, di mana praktisnya peluang pembentukan kabinet dengan partisipasi kedua partai tidak ada dan penyelenggaraan kembali pemilu menjadi solusi tunggal.
Di pemilu terbaru Israel, dua Partai Likud pimpinan Benjamin Netanyahu dan Partai Biru-Putih (Blue and White) pimpinan Benny Gantz meraih kursi terbanyak, namun keduanya tidak mampu membentuk koalisi dengan partai lain yang memiliki lebih dari separuh kursi parlemen.
Kendala utama pembentukan kabinet baru adalah kasus peradilan Benjamin Netanyahu. Netanyahu saat ini dijerat sejumlah kasus korupsi dan politik.
Netanyahu Tunjuk Menteri Peperangan Baru Israel
Perdana Menteri rezim Zionis, mengangkat mantan menteri pendidikan, Naftali Bennett sebagai menteri peperangan baru Israel.
Menurut laporan Channel 13 Israel, Benjamin Netanyahu sengaja memberikan posisi menteri peperangan kepada Bennett untuk mencegahnya membelot ke koalisi Blue and White, yang menjadi rival Netanyahu.
Sementara itu, Channel 12 Israel pada hari Sabtu (9/11/2019) melaporkan bahwa Netanyahu telah mengizinkan Menteri Dalam Negeri Arye Deri untuk menggelar pemilu langsung sebagai ajang pertarungan antara dirinya dan Benny Gantz.
Gantz pada Selasa lalu mengatakan bahwa Netanyahu melakukan tekanan agar pemilu ketiga diselenggarakan.
Dia sudah menerima mandat untuk membentuk kabinet dan sekarang hanya memiliki waktu dua minggu lagi untuk mengumumkan kabinet koalisi sebelum pemilu baru digelar.

Hizbullah: AS Ingin Bentuk Pemerintahan Boneka di Lebanon
Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon, Sheikh Ali Da'mush mengatakan AS ingin menciptakan pemerintahan boneka di Lebanon.
Seperti dilaporkan kantor berita Lebanon (NNA), Sheikh Da'mush dalam khutbah Jumat (8 November 2019) di Beirut, menuturkan AS dan sekutunya berusaha mengubah perimbangan politik di Lebanon yang sejalan dengan kepentingannya.
Dia menegaskan bahwa pembentukan pemerintah yang independen adalah tuntutan rakyat dan kubu perlawanan Lebanon.
Menurut Sheikh Da'mush, AS berusaha mengubah Lebanon sebagai negara alternatif untuk pengungsi dan menargetkan Hizbullah dan sekutunya.
Warga Lebanon turun ke jalan-jalan sejak 17 Oktober lalu untuk memprotes keterpurukan ekonomi dan masalah korupsi. Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri kemudian mengundurkan diri setelah didemo hampir dua pekan.

Assad: Barat Salah, Rakyat Suriah Terbukti Dukung Pemerintah
Presiden Suriah memprotes keras sanksi negara-negara Barat terhadap rakyat negara ini dan mengatakan, dengan sanksi ini, negara-negara Barat sebenarnya sedang menyerang rakyat Suriah.
IRIB (9/11/2019) melaporkan, Bashar Assad dalam wawancara dengan televisi Russia Today menuturkan, berbeda dengan yang dibayangkan negara-negara Barat, rakyat Suriah di berbagai fase berbeda, mendukung pemerintah Damaskus, dan memerangi teroris.
Terkait Uni Eropa dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Assad menjelaskan, Eropa menggunakan dua wajah dalam berinteraksi dengan Erdogan, pasalnya Eropa takut pada Erdogan, namun pada saat yang sama membutuhkannya.
Ia menambahkan, perilaku Eropa terhadap Erdogan munafik dan zigzag, karena di satu sisi takut atas gelombang pengungsi yang lari ke Turki akibat krisis Suriah, di sisi lain mereka mendukung teroris di Suriah yang jumlahnya sekitar 100 ribu orang.
Presiden Suriah menegaskan, bahaya terbesar yang mengancam Eropa adalah dukungan terhadap teroris di Suriah.

Ahlul Haq: AS, Israel dan UEA Dalangi Kerusuhan di Irak
Sekjen Gerakan Asaib Ahlul Haq Irak mengatakan, segitiga Amerika Serikat, rezim Zionis Israel dan Uni Emirat Arab berusaha menciptakan kerusuhan dan konflik di Irak.
Stasiun televisi Alalam (3/11/2019) melaporkan, Qais Al Khazali, Ahad (3/11) dalam wawancara dengan televisi Al Iraqiya menjelaskan bukti keterlibatan pihak asing dalam kerusuhan terbaru di Irak.
Ia menambahkan, para perusuh tidak boleh dibiarkan terus membuat kekacauan di Irak.
Sekjen Asaib Ahlul Haq Irak juga menyinggung konspirasi musuh terhadap pasukan sukarelawan rakyat Irak dan menuturkan, sekelompok orang ingin melemahkan Hashd Al Shaabi, dan menyalahkan organisasi relawan rakyat itu atas seluruh masalah Irak.

Emir Qatar: Blokade dan Sanksi Membuat Kami Makin Stabil
Emir Qatar mengatakan, blokade yang dipaksakan oleh empat negara Arab terhadap Doha memperkuat stabilitas pemerintah dan rakyat Qatar.
Menurut laporan FNA, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani Selasa (05/11) menyebut zalim sanksi yang dijatuhkan kwartet Arab terhadap Doha dan mengatakan, negaranya setelah dua tahun mampu melewati dampak negatif dari blokade ini.
Arab Saudi dan sekutunya (Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain) memutus hubungan diplomatik dengan Qatar kerena Doha menolak mengiringi arus Arab yang dipimpin Riyadh. Selain itu, kwartet Arab ini menutup perbatasan darat, udara dan lautnya dengan Qatar.

Le Monde: Emirat Punya 18 Penjara Rahasia di Yaman
Surat kabar Perancis, Le Monde mengungkap keberadaan 18 penjara rahasia Uni Emirat Arab di Yaman.
Le Monde, Sabtu (9/11/2019) melaporkan, UEA memiliki 18 penjara rahasia di Yaman, dan pasukan Amerika Serikat menggunakannya untuk melakukan interogasi terhadap para tahanan.
Koran Perancis itu menambahkan, salah satu penjara rahasia UEA ini terletak di instalasi gas milik perusahaan Total, Perancis di selatan Yaman.
Menurut Le Monde, UEA membuka penjara-penjara rahasia sejak tahun 2017 di sebuah pangkalan militer di ladang gas kota Balhaf, selatan Yaman.
Ladang eksplorasi gas kota Balhaf adalah milik Total yang sejak tahun 2016 dikuasai milisi bersenjata dukungan UEA.(PH)