Perubahan Perimbangan Kekuatan di Asia Barat
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan pembunuhan Komandan Pasukan Quds Iran, Letnan Jenderal Qasem Soleimani oleh Amerika Serikat akan mengubah perimbangan kekuatan di wilayah Asia Barat.
Cavusoglu kepada surat kabar Milliyet, Turki, menuturkan pembunuhan Letjen Soleimani tidak hanya mengubah keseimbangan di Irak, tetapi juga di Iran.
Menlu Turki tidak memberikan penjelasan lebih detail mengenai pandangannya itu. Namun, ia tampaknya sedang berbicara tentang desakan penarikan pasukan AS dari Irak dan dari seluruh Asia Barat.
Para pejabat Baghdad dan parlemen negara itu telah memutuskan mengusir pasukan AS dari Irak, dan mungkin saja masalah penarikan ini akan menjadi salah satu prioritas kebijakan pemerintah Washington.
Selama ini, AS selalu menggunakan kedutaan dan militernya untuk melakukan infiltrasi dan menyusun konspirasi untuk kudeta dan pendongkelan di negara lain terutama di negara-negara Muslim. Ada sebuah istilah populer di kalangan para politisi Turki yang menyebutkan, "Mengapa kerusuhan tidak terjadi di dalam wilayah AS, jawabannya jelas karena AS tidak punya kedutaan di sana!"
Komandan Pasukan Quds Iran, Letjen Soleimani dan Wakil Komandan Hashd al-Shaabi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, gugur syahid dalam serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan teroris AS di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari lalu.
Letjen Soleimani berkunjung ke Irak atas undangan resmi pemerintah Baghdad. Namun, ia dan rekan-rekan seperjuangannya diteror oleh pemerintah AS di bandara Baghdad.
AS melakukan tindakan keji itu setelah agenda-agendanya di Asia Barat selalu berujung pada kegagalan. Tindakan pengecut ini telah membangkitkan kemarahan kaum Muslim dunia.
Militer AS juga menyerang markas pasukan Hashd al-Shaabi di Irak dan membunuh puluhan orang. Padahal, pasukan Hashd al-Shaabi memainkan peran besar dalam mengalahkan kelompok teroris Daesh serta menggagalkan konspirasi AS dan Israel di Irak.
Seorang aktivis HAM dan analis politik Turki, Uzeyir Yigit mengatakan serangan AS bertujuan untuk memperlemah Hashd al-Shaabi sehingga tercipta peluang untuk menyatukan barisan teroris dan perusuh dalam demonstrasi di Irak dan menyeret negara tersebut ke dalam perang saudara.
Dengan melihat peran destruktif AS di negara-negara dunia khususnya Irak, maka desakan untuk mengusir pasukan AS dari negara itu akan semakin keras disuarakan pada tahun ini. (RM)