Kasus Pertama Pasien COVID-19 di Yaman
Kasus pertama virus Corona, COVID-19 di Yaman ditemukan di kota pelabuhan Ash-Shihr, Hadhramaut pada hari Jumat, 10 April 2020.
Menurut Gubernur Hadhramaut Farag al-Boushani, jam malam parsial akan diberlakukan dan seluruh pekerja di pelabuhan tersebut akan menjalani karantina selama 14 hari.
Sementara itu, Provinsi al-Mahra yang berbatasan langsung dengan Hadhramaut juga telah menutup semua perbatasannya.
Agresi militer pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi ke Yaman selama lima tahun terakhir telah menghancurkan fasilitas vital publik, terutama fasilitas kesehatan di negara ini.
Lebih dari setengah rumah sakit dan klinik di Yaman telah hancur atau ditutup selama serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.
Mayoritas infrastruktur sipil hancur akibat serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang didukung oleh Amerika Serikat, Inggris, dan negara Barat lainnya.
Sedikitnya, 80 persen dari 28 juta populasi Yaman bergantung pada bantuan internasional untuk bertahan hidup.
Krisis air bersih dan minimnya sanitasi merupakan adalah persoalan serius lain yang dihadapi rakyat Yaman di tengah bayang-bayang gizi buruk, kolera, dan penyebaran COVID-19.
Selain itu, blokade darat, laut dan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi telah membuat kondisi Yaman semakin memprihatinkan.
Virus Corona telah menyebar ke 111 negara dan jumlah korban jiwa akibat virus ini di seluruh dunia hingga Rabu pagi, 15 April 2020 telah mencapai 126.705 orang.
Lebih dari 1.990,830 orang terinfeksi COVID-19 dan 483,345 dari mereka telah sembuh. Covid-19 ditemukan pertama kali pada Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.
Amerika Serikat berada di urutan pertama yang memiliki kasus terbanyak terkait dengan virus Corona. 609.422 warga Amerika terinfeksi COVID-19, dan 26.056 dari mereka meninggal dunia.
Spanyol berada di urutan kedua. 174.060 warga negara ini tertular COVID-19, dan 18.255 dari mereka meninggal dunia. Negara berikutnya adalah Italia. 162.488 warga negara ini terinfeksi virus Corona dan 21.067 dari mereka meninggal dunia.
Negara-negara berikutnya yang memiliki kasus terbanyak COVID-19 adalah Prancis, Jerman, Inggris, Cina, Iran dan Turki. (RA)