Muqawama, Opsi Tunggal Palestina Lawan Penjajah Israel
Rakyat dan berbagai faksi Palestina menekankan muqawama untuk melawan rezim penjajah Israel dan meyakininya sebagai opsi tunggal melawan rezim ilegal ini.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Benny Gantz, pemimpin Partai Biru dan Putih akhir April lalu mencapai kesepakatan bahwa proses aneksasi mayoritas wilayah Tepi Barat akan dimulai awal Juli. Berbagai prediksi menunjukkan bahwa aneksasi ini akan mencakup lebih dari 30 persen wilayah Tepi Barat. Kesepakatan Netanyahu dan Gantz ini merupakan bagian dari rencana Kesepakatan Abad yang diresmikan oleh Presiden AS Donald Trump pada 28 Januari lalu.
Rakyat bersama kubu Palestina sejak awal menentang rencana Kesepakatan Abad, karena rencana ini sepenuhnya selaras dengan kepentingan Israel dan bertentangan dengan kepentingan bangsa Palestina. Rencana ini selain melemahkan sendi-sendi pertahanan Palestina, juga mempersempit wilayah geografi bangsa tertindas ini. Kini Benjamin Netanyahu dan Gantz sepakat menganeksasi sebagaian wilayah Tepi Barat ke wilayah bumi Palestina pendudukan.
Rakyat dan kubu Palestina yang sepenuhnya telah putus asa terhadap masyarakat internasional untuk melawan aksi-aksi keji dan jahat Israel, semakin menekankan opsi muqawama untuk melawan Israel. Sekaitan dengan ini Ashraf Zayed, anggota Hamas seraya menekankan urgensitas kolaborasi dan memperkuat persatuan nasional mengingatkan bahwa opsi muqawama harus didukung untuk melawan konspirasi ini. Juru bicara Jihad Islam Palestina (PIJ), Musab al-Buraim mengatakan, meski kondisi keamanan dan lapangan Tepi Barat, perlawanan bangsa Palestina tidak lemah dan bahkan jika muqawama tersebut dengan batu.
Muqawama sebuah pendekatan yang memiliki sisi sipil dan militer. Sisi sipil muqawama adalah penggunaan batu sebagai senjata dan aksi gugur syahid. Sekaitan dengan ini, menurut pengakuan militer Israel, seorang tentara rezim ini yang dikirim ke desa Ya'bad, Jenin di utara Tepi Barat untuk menangkap sejumlah warga Palestina dilaporkan tewas akibat lemparan batu warga Palestina. Sementara itu, seorang pemuda Palestina berencana melakukan aksi muqawama di dekat pos pemeriksaan Qalandiya, utara al-Quds, namun mengalami cidera setelah ditembak pasukan perbatasan Israel dan kemudian ditangkap.
Sementara sisi militer muqawama ditindaklanjuti oleh faksi politik khususnya kubu muqawama. Khususnya selama 18 bulan lalu, berbagai faksi muqawama seraya merespon kejahatan Israel, selain memberi pukulan telak terhadap militer rezim ini, juga berhasil memperpendek masa perang dengan Israel. Kini perang dengan rezim ini hanya berlangsung dua hari, padahal sebelumnya bisa berlangsung selama beberapa hari dan pekan.
Kini berbagai faksi muqawama Palestina seraya memperingatkan rezim Zionis Israel, juga menekankan poin bahwa mereka akan memilih pendekatan muqawama untuk melawan rencana pendudukan dan ekspansif rezim ilegal ini.
Konsesi penting dari pendekatan muqawama adalah tidak menunggu dukungan asing atau berharap kepada kekuatan asing. Opsi muqawama sepenuhnya dalam negeri dan menekankan kemampuan serta fasilitas internal. Hal ini membuat kemampuan dan kapasitas serangan sesuka hati kubu Palestina terhadap Israel kian meningkat.
Pendekatan ini juga dimanfaatkan di perang melawan koalisi Arab Saudi di Yaman, di mana tentara bersama pasukan relawan rakyat Yaman berhasil memberi pukulan telak kepada Arab Saudi. Kini rakyat dan kubu muqawama Palestina melalui opsi muqawama berencana mencegah terealisasinya rencana penjajahan Israel di wilayah bangsa Palestina. (MF)