“Perjamuan Malam Terakhir” untuk Netanyahu
Para demonstran dan seniman Israel dalam tindakan protes terbaru membuat sebuah patung Benjamin Netanyahu sedang menghadiri Perjamuan Malam Terakhir (The Last Supper) dan menuntutnya untuk mengundurkan diri.
Netanyahu menduduki posisi perdana menteri Israel sejak 2009. Berkat dukungan penuh pemerintah AS, ia secara praktis tidak memiliki banyak kesulitan dalam memimpin rezim Zionis dan membentuk kabinet tanpa ada rival yang kuat.
Namun sejak 2019, perkembangan politik di wilayah pendudukan tidak berjalan sesuai dengan keinginan Netanyahu. Dalam beberapa bulan terakhir ia berada di ujung tanduk kekuasaan dan kemungkinan kejatuhannya semakin terbuka lebar.
Dia menganggap wabah virus Corona sebagai pemicu tekanan publik dan munculnya aksi unjuk rasa yang terbesar terhadapnya. Sebenarnya wabah Corona hanya memperbesar aksi protes dan menguatnya desakan agar Netanyahu meletakkan jabatannya.
Persoalan ekonomi bertambah parah karena ketidakmampuan kabinet Netanyahu dalam menangani wabah Corona, tetapi persoalan ekonomi sudah ada dalam satu tahun terakhir yang kemudian merembet ke krisis politik. Netanyahu juga menghadapi empat dakwaan korupsi di pengadilan.
Pada dasarnya, faktor utama yang membuat kekuatan politik Netanyahu melemah di tanah pendudukan adalah bahwa ia lebih memprioritaskan kepentingan pribadinya ketimbang kepentingan publik dan mengabaikan ekspektasi publik Israel. Masyarakat dengan menyiapkan “Perjamuan Malam Terakhir” untuk Netanyahu, percaya bahwa kekuasaan PM rezim Zionis ini telah berakhir.
Selain kehilangan basis massa, Netanyahu juga menyaksikan ketidakpuasan internal Partai Likud terhadap dirinya, sebab posisi Partai Likud terancam oleh kinerjanya yang buruk. Menurut jajak pendapat baru yang dilakukan radio Israel, posisi Likud dengan cepat menurun, kehilangan 10 kursi di Knesset dalam dua bulan terakhir.
Dengan melihat situasi ini, Netanyahu sepertinya sedang menghadapi situasi yang lebih sulit, karena selain warga Zionis, sejumlah anggota Partai Likud juga berusaha menggulingkannya dari kepemimpinan partai dan kemudian mencopotnya dari jabatan PM.
Para mantan dan pejabat aktif Partai Likud dilaporkan sedang mencari sebuah kesepakatan untuk menyingkirkan Netanyahu dari kepemimpinan partai dan menunjuk orang lain sebagai penggantinya.
Para pejabat senior Likud mengatakan bahwa Netanyahu telah meninggalkan tujuan partai dan koalisi sayap kanan Israel demi menangani persoalan pribadinya, termasuk kasus korupsi.
Aksi para pendukung Netanyahu yang menyerang demonstran telah menuai kecaman dari banyak pihak. Ketua Partai Yesh Atid dan pemimpin oposisi di Knesset, Yair Lapid mengatakan tangan Netanyahu berlumuran darah para demonstran, kekerasan dan pertumpahan darah di Tel Aviv menjadi tanggung jawab Netanyahu dan para pendukungnya. Lapid memperingatkan bahwa model perilaku Netanyahu akan membawa Israel ke perang saudara. (RM)