Menelisik Konsekuensi Perang 11 Hari Gaza
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i97534-menelisik_konsekuensi_perang_11_hari_gaza
Setelah melewati 11 hari perang, pada akhirnya terjadi gencatan antara Zionis Israel dan kelompok-kelompok Perlawanan Palestina.
(last modified 2025-09-17T13:55:48+00:00 )
May 22, 2021 08:16 Asia/Jakarta

Setelah melewati 11 hari perang, pada akhirnya terjadi gencatan antara Zionis Israel dan kelompok-kelompok Perlawanan Palestina.

Perang Zionis Israel dan kelompok-kelompok Perlawanan Palestina dimulai sejak tanggal 10 Mei dan berakhir tanggal 21 Mei, di mana kedua pihak menyepakati gencatan senjata dengan dimediasi oleh sebagian aktor asing. Namun pertanyaan penting adalah apa konsekuensi dari perang ini?

Kegembiraan warga Palestina pasca pengumuman gencatan senjata

Konsekuensi pertama perang adalah pembuktian kekuatan pencegahan kelompok-kelompok Perlawanan Palestina. Perang ini menunjukkan bahwa kelompok-kelompok Perlawanan telah melewati perjuangan dengan "batu", dan dengan kekuatan rudalnya dapat memukul militer dan infrastruktur rezim Zionis.

Dalam perang ini, kelompok-kelompok Perlawanan Palestina telah menembakkan lebih dari 4.000 rudal dan roket dalam tiga level, jarak jauh, menengah dan pendek ke daerah-daerah yang diduduki Zionis Israel. Poin yang penting adalah hanya pada jam-jam pertama dimulainya perang, telah ditembakkan 300 rudal ke daerah-daerah pendudukan, di mana hanya pada 1 menit pertama telah ditembakkan 100 rudal. 

Sejatinya, perang ini membuktikan kekuatan Perlawanan Palestina di sektor intelijen, teknik, taktik, ofensif dan begitu juga manajemen kelompok-kelompok ini untuk membela identitas geografis, historis dan keyakinan mereka serta membela warga Palestina yang tinggal di Baitul Maqdis.

Konsekuensi kedua perang adalah tampaknya kelemahan sistem pertahanan rezim Zionis. Israel begitu mempropagandakan keefektifan Iron Dome, tapi ternyata semua menyaksikan betapa lebih dari 85 persen rudal kelompok-kelompok Perlawanan Palestina menghantam targetnya.

Ini salah satu alasan mengapa rezim Zionis menerima gencatan senjata. Pada dasarnya, kemampuan militer dan operasional Zionis Israel, khususnya di sektor pertahanan yang mencakup Irone Dome, David's Sling, Patriot dan Arrow sedemikian menurun, sehingga rezim penjajah ini tidak mungkin melanjutkan perang lebih dari yang ada ini.

Konsekuensi ketiga perang adalah munculnya berbagai masalah psikologis bagi tentara dan warga di wilayah-wilayah pendudukan. Perang yang lama mempengaruhi moral militer Zionis Israel di satu sisi dan kehidupan warga sipil Israel di sisi lain. Karena penembakan rudal perlawanan terus menerus, kehidupan warga sipil di wilayah pendudukan menghadapi masalah serius.

Banyaknya orang Israel yang terluka menyebabkan masalah psikologis lain bagi warga Israel. Lebih dari 2 juta pemukim di selatan wilayah pendudukan telah mencari perlindungan dan evakuasi, didorong oleh ketakutan dan ketidakpastian tentang kemampuan rezim Israel untuk memberikan keamanan bagi penduduk permukiman Zionis.

Terungkapnya kelemahan sistem pertahanan, serta munculnya masalah psikologis bagi militer dan warga sipil Israel, bersama dengan konsekuensi ekonomi dari perang, membuat Benjamin Netanyahu menyetujui dibentuknya gencatan senjata. Menerima gencatan senjata tanpa syarat dipandang oleh warga Israel sebagai kekalahan rezim ini dari Perlawanan Palestina. Karenanya, kritik terhadap Netanyahu meningkat di wilayah pendudukan.

Konsekuensi keempat perang dapat dijelaskan dalam kerangka posisi Benjamin Netanyahu yang semakin goyah dalam struktur kekuasaan rezim Zionis.

Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Zionis Israel

"Itu memalukan bagi Israel untuk menghentikan perang Gaza tanpa syarat," kata Ayelet Shaked, anggota Knesset Israel. Dia juga mengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena gagal memulangkan para tahanan Israel dari Gaza.

Sementara Gideon Sa'ar dari Partai New Hope Israel, juga menyebut gencatan senjata dengan kelompok Perlawanan di Gaza sebagai kesepakatan yang memalukan bagi rezim Zionis.

Itamar Ben-Gvir, anggota Knesset lainnya menganggap gencatan senjata yang memalukan ini sebagai sikap menyerah yang berbahaya di hadapan Hamas, dan mengatakan ini akan menciptakan situasi yang sulit bagi Israel.