Amerika Tinjauan dari Dalam, 28 Agustus 2021
Perkembangan di Amerika Serikat selama sepekan terakhir diwarnai isu penting seperti AS Bersiap Gelar Serangan Udara di Afghanistan.
Selain itu, masih ada isu penting lainnya seperti Jumlah Tentara AS yang Tewas dalam Ledakan Kabul Bertambah, Gedung Putih: Kami Menjalin Kontak dengan Taliban, AS Akan Buat Keputusan soal Batas Waktu Penarikan dari Afghanistan, Menhan AS Akui Keruntuhan Pemerintah Afghanistan di Luar Prediksi, AS: Total 105.000 orang sudah dievakuasi dari Afghanistan.
AS Bersiap Gelar Serangan Udara di Afghanistan
Tiga pesawat pengisian bahan bakar udara, KC-135R milik Angkatan Udara Amerika Serikat dilaporkan terbang ke Afghanistan.
Dikutip dari laman ISNA, Jumat (27/8/2021), setelah serangan bom bunuh diri di dekat bandara Kabul yang menewaskan puluhan tentara AS dan warga sipil Afghanistan, Presiden Joe Biden bersumpah akan membalas dendam terhadap para pelaku.
Menurut laporan Noor News, langkah terbaru pasukan AS termasuk pengiriman pesawat tanker ke Afghanistan, menunjukkan bahwa negara itu bersiap meluncurkan serangan udara terhadap Daesh dalam beberapa jam mendatang.
Jumlah Tentara AS yang Tewas dalam Ledakan Kabul Bertambah
Jumlah tentara Amerika Serikat yang tewas dalam serangan bom bunuh diri di ibu kota Afghanistan bertambah menjadi 13 orang.
Televisi ABC News melaporkan pada Jumat (27/8/2021) pagi bahwa seorang tentara AS lainnya yang terluka parah dalam ledakan di dekat Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul telah meninggal sehingga jumlah tentara AS yang tewas mencapai 13 orang.
Pentagon mengatakan Kamis malam bahwa 12 tentara AS tewas dalam ledakan bom di dekat bandara Kabul. Menurut Pentagon, 15 tentara lainnya terluka.
Kepala Komando Pusat Pentagon, Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan bahwa ia memperkirakan Daesh akan menyerang lagi.
“Kami percaya itu adalah keinginan mereka untuk melanjutkan serangan ini dan kami melakukan segala yang kami bisa untuk bersiap,” ujarnya.
Gedung Putih: Kami Menjalin Kontak dengan Taliban
Juru bicara Gedung Putih mengatakan pihaknya sedang mengkaji berbagai opsi untuk mengevakuasi orang-orang dari Afghanistan setelah batas waktu penarikan pasukan AS berakhir.
“Washington memiliki kontak dengan Taliban untuk memastikan keamanan penarikan warga Amerika dari Afghanistan,” kata Jen Psaki pada Rabu (25/8/2021) seperti dikutip laman Farsnews.
Psaki dalam konferensi pers di Gedung Putih menuturkan, “Kami sedang mempertimbangkan beberapa opsi untuk membantu mereka yang ingin meninggalkan Afghanistan setelah kami pergi.
“Kami terus menjalin kontak dengan Taliban untuk memastikan evakuasi warga Amerika dan orang-orang Afghanistan yang memenuhi syarat,” tambahnya.
Ketika ditanya tentang pernyataan presiden AS bahwa Washington tidak bernegosiasi dengan teroris, Psaki menegaskan, “Ya tentu saja, tetapi ada sebuah fakta bahwa Taliban saat ini mengendalikan sebagian besar Afghanistan. Itulah kenyataan di lapangan.
“Saat ini fokus dan prioritas kami adalah mengevakuasi warga Amerika dan mitra Afghanistan kami,” tambahnya.
Sebelum ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengakui bahwa hubungan Washington dengan Taliban sudah terjalin selama bertahun-tahun dalam upaya seperti, untuk mencoba memajukan penyelesaian konflik di Afghanistan.
“Taliban sejauh ini telah memenuhi komitmen mereka. Washington akan menilai pemerintahan baru Kabul berdasarkan kepentingannya,” pungkasnya.
AS Akan Buat Keputusan soal Batas Waktu Penarikan dari Afghanistan
Seorang pejabat pemerintah AS mengatakan bahwa dalam 24 jam ke depan, Presiden Joe Biden akan memutuskan apakah akan memperpanjang batas waktu penarikan dari Afghanistan atau tidak.
Biden akan membuat keputusan setelah Taliban memperingatkan Amerika jika mereka memperpanjang waktu penarikan dari Afghanistan.
Pejabat tersebut mengatakan kepada Reuters, Senin (23/8/2021) bahwa presiden akan memutuskan dalam waktu 24 jam ke depan apakah akan memperpanjang batas waktu penarikan 31 Agustus guna memberi kesempatan kepada Pentagon.
"Biden masih mempertimbangkan bagaimana melanjutkannya, tetapi beberapa penasihatnya menyarankan untuk tidak memperpanjang batas waktu penarikan karena alasan keamanan," tambahnya.
Dia menuturkan bahwa Biden dapat mengutarakan niatnya soal perpanjangan tersebut dalam pertemuan virtual negara-negara G7 pada Selasa ini.
Sebelum ini, juru bicara Biro Politik Taliban di Qatar mengatakan tanggal 31 Agustus adalah garis merah bagi penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan.
“Batas waktu ini tidak akan diperpanjang untuk AS dan Inggris. Jika mereka memperpanjangnya, itu berarti melanjutkan pendudukan,” kata Suhail Shaheen seperti dikutip media Iran, Farsnews.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan tidak ada yang memprediksi pemerintah Afghanistan akan jatuh dalam 11 hari.
“Sangat sulit untuk memprediksi dengan akurat. Ini semua terjadi dalam rentang waktu sekitar 11 hari,” ujarnya.
Menhan AS Akui Keruntuhan Pemerintah Afghanistan di Luar Prediksi
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan tidak ada yang memprediksi pemerintah Afghanistan akan jatuh dalam 11 hari.
Hal itu disampaikan Austin dalam wawancara dengan ABC News, Minggu (22/8/2021) untuk menjustifikasi cara pemerintah AS menarik diri dari Afghanistan.
“Sangat sulit untuk memprediksi dengan akurat. Ini semua terjadi dalam rentang waktu sekitar 11 hari,” ujarnya seperti dikutip laman Farsnews.
“Tidak ada yang memperkirakan bahwa pemerintah akan jatuh dalam 11 hari,” kata Austin, satu minggu setelah Taliban merebut Afghanistan.
Dia menjelaskan bahwa penilaian yang ia tinjau sebelum Taliban menguasai Afghanistan adalah bahwa kelompok itu membutuhkan waktu beberapa bulan atau satu hingga dua tahun sebelum pemerintah Afghanistan jatuh.
“Para pejabat AS melihat pasukan militer Afghanistan menyerah dan seakan lenyap ketika Taliban mulai menguasai,” ungkap menhan AS.
Pentagon mengumumkan pada hari Sabtu bahwa sekitar 17.000 orang telah diterbangkan dari Afghanistan dalam seminggu terakhir, dan hampir 22.000 telah dievakuasi dari negara itu sejak akhir Juli. Sekitar 2.500 orang Amerika sudah dikeluarkan dari Afghanistan.
Pemerintahan Biden dikritik akibat penarikan yang menimbulkan kekacauan di Afghanistan. Beberapa pejabat AS meminta pemerintah untuk berbuat lebih banyak dalam mengevakuasi warga Amerika dan sekutunya di Afghanistan.
AS: Total 105.000 orang sudah dievakuasi dari Afghanistan
Sekitar 12.500 orang berhasil dievakuasi dari Afghanistan pada Kamis (26/8), sehingga total pengungsi di tengah pengambilalihan Taliban atas Kabul mencapai sekitar 105.000 orang sejak 14 Agustus, demikian informasi Gedung Putih pada Jumat.
Upaya evakuasi susulan meningkat sehari sebelum kelompok Taliban memasuki ibu kota Afghanistan pada 15 Agustus. Semenjak akhir Juli sekitar 110.600 orang telah dievakuasi, katanya.
Misi evakuasi dilanjutkan setelah dua ledakan menewaskan puluhan orang, termasuk 13 tentara AS, di depan pintu masuk bandara Kabul pada Kamis malam. Pasukan bersiaga mengantisipasi serangan lainnya.
Menurut data Gedung Putih, sekitar 5.000 dari 12.500 orang yang dievakuasi pada Kamis diterbangkan pada malam itu.
Pasukan militer AS yang mengamankan bandara di Kabul rencananya akan ditarik pada 31 Agustus, batas waktu yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden, sehingga menyisakan kekosongan.