Pertemuan Biden-Macron, Upaya Washington Memperbaiki Hubungan dengan Paris
Presiden AS Joe Biden dalam pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron hari Jumat (29/10/2021) mengatakan Amerika Serikat telah bertindak amatir dalam kontrak itu, saat menyinggung kesepakatan kapal selam Washington dengan Australia yang menyebabkan ketegangan dengan Paris.
Pertemuan itu merupakan salah satu upaya terbaru AS untuk mengurangi ketegangan dengan Prancis. Meskipun Biden tidak secara resmi meminta maaf kepada Macron atas kesepakatan itu, dia mengakui bahwa Amerika Serikat seharusnya tidak mengejutkan sekutu lamanya itu.
"Saya pikir apa yang terjadi adalah langkah amatir dan kontrak kapal selam tidak dilakukan dengan sangat hati-hati. Saya pikir Prancis tahu tentang itu sejak lama," ujar Biden.
Biden bertemu Macron sebagai bagian dari perjalanan Eropa keduanya sejak berkuasa pada Januari 2021. Biden melakukan perjalanan ke ibukota Italia, Roma, untuk menghadiri KTT G20 dan bertemu dengan Macron di sela-sela pertemuan itu.
Hubungan AS-Prancis telah tegang sejak pengumuman aliansi AUKUS antara Amerika Serikat, Inggris dan Australia serta pembatalan kesepakatan besar untuk menjual kapal selam Prancis ke Australia.
- Baca juga: Upaya Biden Redam Tensi Washington dan Paris
Sebagai imbalan untuk membatalkan kesepakatan bernilai miliaran dolar, Washington berencana untuk menjual delapan kapal selam nuklir ofensif ke Australia, yang akan dibangun dengan partisipasi teknis Inggris di pelabuhan Australia di lepas pantai Adelaide.
Pengumuman dan pembatalan pembelian kapal selam Prancis oleh Canberra memberikan pukulan politik dan prestise yang besar bagi Prancis. Amerika Serikat mengklaim bahwa dengan menjual kapal selam nuklir ke Australia, salah satu sekutu utama Washington di kawasan Indo-Pasifik, hal ini akan memberdayakan negara itu untuk melawan klaim ancaman Cina.
Sekalipun demikian, persepsi otoritas Paris tentang masalah ini sepenuhnya bertentangan dengan klaim Washington. Prancis, sekutu lama Washington, telah menyatakan kemarahannya, menuduh Amerika Serikat berbohong dan "menusuk dari belakang" serta untuk sementara memanggil duta besarnya dari Washington sebagai protes.
Presiden AS Joe Biden dalam pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron hari Jumat (29/10/2021) mengatakan Amerika Serikat telah bertindak amatir dalam kontrak itu, menyinggung kesepakatan kapal selam Washington dengan Australia yang menyebabkan ketegangan dengan Paris.
Pemerintahan Biden, yang tampaknya tidak mengharapkan tanggapan keras dari pemerintah Prancis, berusaha menenangkan Prancis setelah pernyataan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken, yang menekankan hubungan hangat antara kedua negara.
Terlepas dari upaya AS untuk menenangkan Prancis dengan kunjungan Anthony Blinken ke Paris dan pertemuan dengan pejabat senior Prancis, termasuk Presiden Emmanuel Macron, sikap Paris dalam mengkritik Washington dan menekankan perbedaan yang berkembang dengan London tetap ada.
"Krisis saat ini antara Paris dan Washington merupakan pukulan telak bagi Prancis," kata Celia Belen, pakar Eropa dan Amerika.
Sikap ini sebagian besar disebabkan oleh fakta bahwa tidak ada tindakan efektif yang diambil oleh Amerika Serikat untuk mengimbangi kerugian Prancis dari pembatalan perjanjian pembelian kapal selam dan undangannya untuk bergabung dengan aliansi Barat di kawasan Indo-Pasifik.
Sejatinya, pemerintah Biden hanya berusaha menenangkan otoritas Prancis dengan serangkaian retorika dan basa-basi diplomatik serta pujian atas peran Prancis di Eropa dan kancah internasional. Namun dalam praktiknya, Amerika Serikat tidak hanya mengecilkan peran Eropa, dan khususnya Prancis, di kawasan strategis Indo-Pasifik, tetapi juga secara sadar melanggar kepentingan Prancis demi kepentingannya sendiri.
Masalah ini telah menyebabkan Macron menyerukan agar tidak mudah tertipu dalam hubungan AS-Eropa dan memperingatkan negara-negara Eropa agar tidak begitu saja mempercayai Washington.
Sekarang, selama tur Eropanya, Biden bertemu dengan Macron untuk mencoba menjernihkan kekeruhan dan menormalkan hubungan antara Washington dan Paris. Namun, tindakan simbolis seperti itu tidak mungkin mengurangi ketidakpuasan Prancis.
Menanggapi upaya Biden mengambil hati Prancis, Macron telah membuat keadaan hubungan bilateral bergantung pada tindakan apa yang akan diambil dalam beberapa minggu, bulan, dan tahun mendatang.