Presiden Armenia: Turki telah Menyandera Uni Eropa
Presiden Armenia, Armen Sarkissian mengatakan Turki menjadikan Eropa sebagai sandera dengan menahan beberapa juta pengungsi di perbatasan dengan Uni Eropa.
"Uni Eropa membayar miliaran euro kepada Turki untuk (menahan) para pengungsi ini di wilayahnya," ujarnya dalam wawancara dengan Asia Times, Selasa (21/12/2021).
Sarkissian menuturkan Turki hadir di Libya, yang merupakan pintu gerbang pengungsi Afrika Utara ke Eropa. Entah bagaimana, Turki sekarang sangat kuat di Azerbaijan. Eropa mendapatkan minyak dan gas sekarang dari Laut Kaspia dan Turki juga hadir di sana.
Berbicara tentang peluang normalisasi hubungan antara Armenia dan Turki, ia menandaskan ini merupakan sebuah masalah yang rumit.
"Bagaimana kita bisa meningkatkan hubungan sekarang? Mari kita lihat pengalaman negara lain, misalnya Prancis dan Inggris atau Prancis dan Jerman. Mereka saling menghancurkan selama berabad-abad, tetapi kemudian sesuatu berubah, ketika setelah terjadinya bencana dan tragedi besar, semua orang mengerti bahwa hanya ada satu jalan keluar dari kebencian ini, dan itu adalah toleransi," tegas Sarkissian seperti dikutip laman Farsnews.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan baru-baru ini bahwa kesepakatan telah dicapai dengan Armenia, di mana perwakilan dari kedua negara akan ditunjuk untuk menormalkan hubungan Ankara-Yerevan.
Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri Armenia, Vahan Hunanyan mengumumkan kesiapan "tanpa syarat" negaranya untuk memulihkan hubungan dengan Turki.
Pemerintah Turki menolak untuk mengakui genosida etnis Armenia (1916-1915), dan hal ini telah menghambat pemulihan hubungan diplomatik antara Ankara dan Yerevan.
Dalam situasi seperti itu, dukungan Ankara untuk Baku selama perang Republik Azerbaijan dan Armenia telah mempertajam perselisihan antara kedua pihak. (RM)