Amerika Tinjauan dari Dalam, 7 Mei 2022
-
Senator Rand Paul
Perkembangan di Amerika selama satu pekan terakhir diwarnai sejumlah isu penting di antaranya, Rand Paul: Washington Terbesar dalam Menyebarkan Kebohongan di Dunia.
Selain itu, masih ada isu lainnya seperti Pentagon Akui Latih Puluhan Ribu Tentara Ukraina, Trump Kalah di Pengadilan Perdata, Anggota Kongres Gulirkan Draf Intervensi Militer AS di Ukraina, Bertempur dengan Pasukan Rusia, Dua Tentara AS Terluka di Ukraina, Depkeu AS: Pemutusan Impor Minyak Rusia akan Naikan Harga-Harga, Bantuan Intelijen AS ke Ukraina untuk Bunuh Para Jenderal Rusia.
Rand Paul: Washington Terbesar dalam Menyebarkan Kebohongan di Dunia
Senator AS dari kubu Republik, Rand Paul mengatakan, pemerintah negara ini adalah faktor terbesar dalam menyebarkan kebohongan di sejarah dunia.
Menurut laporan FNA, Rand Paul Rabu (4/5/2022) mengatakan, pemerintah pembohong negara ini tidak berhak mengatakan fakta kepada rakyatnya, dan mereka merupakan faktor terbesar dalam menyebarkan kebohongan (informasi keliru).
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Alejandro Mayorkas di sidang dengar pendapat Senat saat membela pembentukan " Dewan Direksi Penyebar Kebohongan" mengatakan, media sosial telah banyak membantu dalam menyaring "berita palsu".
Rand Paul saat merespon statemen menteri Amerika ini menyinggung sejumlah kebohongan pemerintah Amerika dan mengatakan, pemerintah Amerika selama bertahun-tahun telah berbohong kepada warganya terkait dampak perang Vietnam.
Rand Paul juga mengisyaratkan "senjata pemusnah massal George W. Bush" yang dijadikan alasan bagi invasi Amerika ke Irak dan pendudukan negara ini selama dua dekade.
"Apakah Anda pikir orang Amerika begitu bodoh sehingga Anda harus memberi tahu mereka apa itu kebenaran ?" tambah Paul.
Pemerintah Amerika selama beberapa bulan lalu mengkonfirmasi pembentukan Dewan Direksi Pembohong yang bertujuan untuk melawan penyebaran berita palsu di negara ini.
Para penentang pembentukan dewan ini menilainya sama dengan "Kementerian Kebenaran" di salah satu novel karya George Orwell yang dikenal dengan Novel 1984.
Pentagon Akui Latih Puluhan Ribu Tentara Ukraina
Seorang pejabat senior Pentagon mengungkapkan AS telah melatih lebih dari 23.000 tentara Ukraina selama tujuh tahun terakhir.
Pejabat Penjagon, Joseph Hilbert hari Rabu (4/5/2022) mengatakan, "Pentagon telah menginvestasikan dana sebesar 126 juta dolar untuk melatih lebih dari 23.000 tentara Ukraina sejak 2015,"
"Amerika Serikat saat ini sedang mengerjakan kelompok kedua yang terdiri dari 50 orang, yang sedang dilatih untuk menggunakan mortir, radar, dan kendaraan lapis baja," ujarnya.
Pejabat AS juga mengatakan bahwa pelatihan pasukan ini berada di luar Ukraina.
Pada 21 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk di wilayah Donbass, dan mengkritik Barat karena mengabaikan masalah keamanan Moskow.
Tiga hari kemudian, pada 24 Februari 2022, Putin meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina, yang mengubah hubungan Moskow-Kiev yang tegang menjadi konfrontasi militer.
Lebih dari dua bulan telah berlalu sejak operasi militer Rusia di Ukraina, konflik terus berlanjut.
Trump Kalah di Pengadilan Perdata
Seorang hakim banding New York menolak permintaan Donald Trump untuk menangguhkan denda senilai 10.000 dolar perhari dalam masalah perdata yang melilit mantan presiden AS ini.
Beberapa hari lalu, pengadilan New York City mendenda Trump sebesar 10.000 dolar sehari karena tidak memberikan dokumen bisnis perusahaannya.
Jaksa Agung New York Letitia James, dalam penyelidikan perdatanya terhadap urusan bisnis Trump, memintanya untuk memberikan dokumen yang berkaitan dengan urusan bisnisnya.
Pengacara Trump meminta pengadilan banding pada hari Senin untuk menangguhkan denda, tetapi pengadilan banding menolak permintaan tersebut.
Pejabat peradilan di Amerika Serikat mengungkapkan adanya bukti bahwa Donald Trump melakukan pelanggaran luas selama masa kepresidenannya dengan menyalahgunakan kekuasaan dan koneksinya untuk membayar pajak.
Trump sejauh ini membantah semua tuduhan pelanggaran keuangan dan penghindaran pajak.
Anggota Kongres Gulirkan Draf Intervensi Militer AS di Ukraina
Anggota Kongres Amerika Serikat, Adam Kinzinger menyampaikan draf resolusi yang memberi wewenang pada pemerintah Gedung Putih untuk mengerahkan Angkatan Bersenjata guna membela Ukraina.
Berdasarkan draf resolusi yang disampaikan anggota Kongres AS dari Illinois, pada hari Minggu (1/5/2022) tersebut, jika Rusia menggunakan senjata kimia, senjata bilogi atau senjata nuklir terhadap Ukraina, maka AS berhak melakukan intervensi militer di negara itu.
Kalau sampai draf ini disahkan, maka pemerintah Presiden Joe Biden akan mempunyai wewenang menggunakan kekuatan militer untuk menghadapi skenario yang di dalamnya Rusia diasumsikan menggunakan senjata pemusnah massal di Ukraina.
Sampai saat ini pemerintah Joe Biden menentang keras pengiriman pasukan AS ke Ukraina, dan Washington beberapa kali menegaskan bahwa skenario semacam ini bisa memicu konfrontasi militer langsung Rusia dan NATO.
Sebelumnya, Menlu Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa Moskow tidak mengancam siapa pun dengan perang nuklir, negara-negara Barat yang pertama kali berbicara tentang masalah ini.
Bertempur dengan Pasukan Rusia, Dua Tentara AS Terluka di Ukraina
Dua tentara Amerika Serikat yang secara sukarela bergabung dengan unit anti-tank pasukan Ukraina, terluka saat bertempur melawan pasukan Rusia.
Dikutip situs berita militer, Coffee or Die, 27 April 2022 lalu, veteran Angkatan Darat AS, Paul Gray dan Manus McCaffery terluka terkena pecahan peluru artileri saat tengah berusaha menghancurkan tank Rusia, di dekat Orikhiv, sebuah kota kecil di timur Ukraina.
McCaffery menderita luka cukup serius terkena pecahan peluru di bagian wajah, kepala, bahu, dan dada, sementara kawannya Gray tertimpa dinding beton yang melukai kaki kirinya.
Menurut situs tersebut, McCaffery sebelumnya bertugas di Resimen Ranger ke-75 Angkatan Darat AS, dan pernah dikirim ke Afghanistan, sementara Gray berasal dari Divisi Lintas Udara 101 Angkatan Darat AS, dan pernah dikirim tiga kali ke Irak.
Keduanya bergabung dengan pasukan Ukraina dalam perang melawan Rusia, di tim pemburu tank dan kendaraan Rusia, dengan menggunakan rudal anti-tank Javelin buatan AS. Dua tentara AS itu dilarikan ke sebuah lokasi rahasia di Ukraina untuk mendapat perawatan.
Depkeu AS: Pemutusan Impor Minyak Rusia akan Naikan Harga-Harga
Departemen Keuangan Amerika Serikat mengumumkan, langkah negara-negara Eropa menghentikan impor energi dari Rusia, akan menaikan harga minyak mentah dunia.
Menurut Depkeu AS, Rabu (4/5/2022), masalah ini harus dipikirkan secara matang, bagaimana minyak Rusia diembargo tanpa membawa dampak pada kenaikan harga-harga.
Depkeu AS menambahkan, "Jika perang terhadap Ukraina berlanjut, maka sekutu-sekutu AS harus membicarakan sanksi lebih besar terhadap Rusia, dan sanksi terhadap Bank Sentral Rusia membutuhkan koalisi negara-negara dalam jumlah yang banyak."
"Negara-negara dunia ingin memastikan Rusia tidak mampu lagi membiayai perang dengan pendapatan yang diperolehnya dari penjualan minyak," imbuhnya.
Departemen Keuangan Amerika Serikat mengumumkan, syarat penghentian penambahan sanksi atas Rusia adalah terwujudnya perdamaian dengan Ukraina.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Inggris, Kamis dinihari menuntut pemutusan impor energi termasuk minyak dan gas dari Rusia. Menurutnya, perang di Ukraina adalah perang semua negara.
Bantuan Intelijen AS ke Ukraina untuk Bunuh Para Jenderal Rusia
Pejabat senior Amerika Serikat mengabarkan bantuan intelijen Washington kepada pasukan Ukraina untuk membunuh sejumlah banyak jenderal Rusia di Ukraina.
Surat kabar New York Times, Rabu (4/5/2022) melaporkan, pejabat senior AS mengatakan bahwa Washington memberikan bantuan intelijen ke pasukan Ukraina, sehingga banyak jenderal Rusia yang tewas dalam perang di Ukraina.
Menurut NY Times, Washington memberikan informasi intelijen terkait detail pemindahan pasukan Rusia, lokasi dan masalah lainnya yang berhubungan dengan markas militer bergerak Rusia, kepada Ukraina.
"Pasukan Ukraina menggabungkan informasi-informasi intelijen AS dengan informasi miliknya untuk melancarkan serangan artileri, dan serangan lain sehingga menewaskan para perwira militer Rusia," imbuhnya.
Departemen Pertahanan dan pemerintah AS, menolak menjawab pertanyaan wartawan seputar bantuan intelijen untuk pasukan Ukraina tersebut.
NY Times melaporkan, "Para pejabat Ukraina mengklaim sekitar 12 jenderal Rusia tewas di medan tempur, akan tetapi pemerintah Gedung Putih menolak memberikan rincian identitas para jenderal Rusia yang tewas karena informasi intelijen AS tersebut."