Menkeu: Kenaikan Harga Minyak dan Gandum Devaluasi Mata Uang Mesir
(last modified Mon, 13 Jun 2022 06:20:57 GMT )
Jun 13, 2022 13:20 Asia/Jakarta
  • Bendera Mesir
    Bendera Mesir

Menteri keuangan Mesir mengatakan pada hari Minggu (12/06/2022) bahwa kenaikan global harga minyak dan gandum telah mendevaluasi mata uang nasional negara itu.

Perang Rusia dengan Ukraina dan hasutan untuk perang oleh Barat, bersama dengan ketidakmampuan PBB untuk menyelesaikan konflik, telah mendorong kenaikan harga pertanian dan harga energi dunia.

Menurut FNA, Menteri Keuangan Mesir Mohammed Maait mengatakan pada hari Minggu (12/6) bahwa anggaran negaranya berada di bawah tekanan yang meningkat karena kenaikan global harga minyak dan gandum.

Menurutnya, mempertahankan harga $122 per barel minyak di pasar dunia, akan menambah biaya Mesir 7,2 miliar dolar.

Gandum Ukraina

Menteri Keuangan Mesir juga mengumumkan bahwa karena kenaikan global harga gandum, Mesir harus menghabiskan tiga miliar dolar lebih, yang akan memberikan tekanan pada mata uang nasional.

Perdana Menteri Mesir Mostafa al-Madbouly juga baru-baru ini mengumumkan kerugian beberapa miliar dolar akibat perang antara Rusia dan Ukraina.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik Mesir baru-baru ini melaporkan penyebab kenaikan inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara itu selama tiga tahun berturut-turut yang meningkatkan harga kacang-kacangan dan roti sebesar 10,9 persen, minyak goreng sebesar 6,9 persen, buah-buahan sebesar 2,3 persen, produk susu, keju dan telur ayam 1,9 persen, perumahan 26,1 persen serta teh dan kopi 2,6 persen.

Mesir adalah salah satu importir gandum terbesar di dunia. Tahun lalu, negara itu mengimpor sekitar 80 persen impor gandumnya dari Rusia dan Ukraina.

Perang pada umumnya merupakan ancaman terhadap ketahanan pangan di daerah yang terkena bencana, tetapi perang antara Ukraina dan Rusia telah membuat dunia berada dalam krisis pangan yang serius baik sebagai produsen utama maupun pengekspor palawija dan biji-bijian penghasil minyak secara global.

Lebih dari 50 negara bergantung pada Rusia dan Ukraina untuk gandum mereka, dan bahan utama ini merupakan seperlima dari kalori dan protein dunia. Kekurangan atau kenaikan biaya gandum berarti berdampak pada makanan penting seperti roti, pasta dan sereal. Ketika krisis Ukraina meningkat dan negara-negara di seluruh dunia mencoba mencari pemasok yang berbeda, di mana harga berbagai jenis makanan tersebut terus meningkat.

Rusia dan Ukraina masing-masing adalah eksportir gandum terbesar dan kelima terbesar di dunia.(sl)