Rusia Menyebut AS Berpartisipasi Langsung dalam Perang Ukraina
(last modified Thu, 04 Aug 2022 03:15:55 GMT )
Aug 04, 2022 10:15 Asia/Jakarta

Pada hari Selasa (02/07/2022), Kementerian Pertahanan Rusia mengeluarkan pernyataan yang menuduh Amerika Serikat secara langsung ikut campur dalam perang di Ukraina dan mengatakan bahwa mata-mata Amerika dan tentara negara itu terlibat langsung dalam perang di Ukraina dan melatih serta mengoordinasikan pasukan militer melawan Rusia.

Vadym Skibitsky, Kepala Intelijen Militer Ukraina, dalam percakapan dengan surat kabar Inggris The Telegraph, telah dengan jelas menyatakan bahwa tentara AS membantu militer Ukraina untuk melatih dan meluncurkan rudal HIMARS.

Kementerian Pertahanan Rusia

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam pernyataannya, "Semua bukti ini secara tak terbantahkan membuktikan bahwa Pentagon terlibat langsung dalam perang di Ukraina, bertentangan dengan klaim pejabat Washington. Presiden AS Joe Biden telah berulang kali menyatakan dengan jelas bahwa dia ingin Ukraina menang melawan Rusia, dan untuk alasan ini, dia telah mengirim miliaran dolar senjata ke Kiev."

Sejak awal krisis Ukraina, Amerika Serikat telah menempatkan dukungan keuangan, militer dan diplomatik untuk Kiev di atas tindakannya dan telah mengirim lebih dari 8 miliar dolar paket senjata ke Ukraina untuk mendukung pemerintah Kiev di Ukraina.

Kongres AS juga telah menyetujui pemberian bantuan keamanan, ekonomi dan kemanusiaan sebesar 40 miliar dolar kepada Ukraina.

Tujuan utama Amerika Serikat adalah untuk menyibukkan Rusia dalam perang berkepanjangan di Ukraina, yang akan menyebabkan melemahnya kekuatan militer dan menipisnya sumber daya keuangan Rusia.

Untuk alasan ini, Washington dan sekutu Eropanya, Inggris, sejauh ini telah mengirimkan bantuan senjata dalam jumlah besar ke Kiev.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov percaya bahwa Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Inggris, telah mengubah Ukraina menjadi alat untuk mengontrol dan melelahkan Rusia.

Tindakan pemerintah Biden dalam mengirimkan sistem rudal HIMARS ke Ukraina sebenarnya berarti membuka babak baru dalam perang Ukraina dan kemungkinan tentara Ukraina menarget tanah Rusia.

Tampaknya Amerika Serikat saat ini mengirim sistem rudal HIMARS, yang merupakan senjata yang sangat akurat dan sangat mematikan dengan jangkauan yang signifikan, untuk membantu Kiev menghentikan kemajuan pasukan Rusia dan sekutu milisi mereka di dua wilayah provinsi Donetsk dan Luhansk.

Pada hari Selasa (02/07/2022), Kementerian Pertahanan Rusia mengeluarkan pernyataan yang menuduh Amerika Serikat secara langsung ikut campur dalam perang di Ukraina dan mengatakan bahwa mata-mata Amerika dan tentara negara itu terlibat langsung dalam perang di Ukraina dan melatih serta mengoordinasikan pasukan militer melawan Rusia.

Pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, "Pemerintahan Biden bertanggung jawab langsung atas semua serangan roket oleh Kiev di daerah pemukiman dan infrastruktur sipil di daerah padat penduduk di Donbass, yang mengakibatkan kematian warga sipil."

Tentu saja, tindakan permusuhan Amerika dalam perang Ukraina, di samping memimpin kampanye sanksi terhadap Rusia, telah menyebabkan Moskow mengambil tindakan untuk menghadapi Washington dan menciptakan keseimbangan.

Termasuk dari tindakan itu adalah Rusia secara terbuka dan eksplisit mendukung Cina dalam ketegangan saat ini di Asia Timur karena posisi intervensionis Washington dalam masalah Taiwan dan campur tangan dalam urusan dalam negeri Cina.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (2/8) bahwa Moskow menganggap kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan sebagai tindakan provokatif yang nyata.

Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan bahwa hubungan antara Beijing dan pulau Taiwan adalah masalah internal Cina dan Beijing memiliki hak untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya terkait dengan masalah Taiwan.

Hal yang menarik adalah bahwa Cina telah menyalahkan Barat atas perang Ukraina dan telah menghindari bergabung dengan kampanye sanksi Barat terhadap Rusia.

Di sisi lain, Rusia telah mencoba mencari pelanggan baru untuk minyak dan gasnya dan menemukan cara baru untuk mengekspor energinya untuk melawan sanksi Barat.

Gas Rusia

Dalam hal ini, Rusia telah meningkatkan pengiriman gas ke Cina melalui pipa "Power of Siberia", yang telah meningkat lebih dari 60% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Isu-isu ini bukan hanya menunjukkan penguatan hubungan yang lebih erat antara Rusia dan Cina, tetapi juga menunjukkan bahwa Moskow dan Beijing berada di satu front untuk menghadapi musuh bersama mereka yaitu Amerika Serikat dan menyelaraskan sikap mereka.(sl)