Armenia Minta Masyarakat Internasional Hentikan Aksi Republik Azerbaijan
Armenia meminta masyarakat internasional untuk menghentikan "tindakan agresif" Republik Azerbaijan di daerah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.
Perang antara Armenia dan Republik Azerbaijan dimulai pada 27 September 2020 di wilayah Karabakh yang disengketakan ,dan berakhir setelah 44 hari dengan mediasi Rusia dan penandatanganan perjanjian pada 10 November, dengan penyerahan sebagian daerah Karabakh ke Republik Azerbaijan.
Menurut AFP, Kementerian Luar Negeri Armenia dalam sebuah pernyataan hari Rabu (3/8/2022) menyatakan bahwa Yerevan ingin masyarakat internasional mengambil tindakan untuk menghentikan perilaku dan tindakan agresif Republik Azerbaijan dan mengaktifkan mekanisme yang diperlukan.
Di sisi lain, pada hari Rabu, Uni Eropa menuntut penghentian segera permusuhan antara kekuatan Republik Azerbaijan dan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh.
Republik Azerbaijan hari Rabu mengumumkan bahwa mereka telah menguasai beberapa daerah di Nagorno-Karabakh dan menghancurkan pangkalan militer Armenia.
Bentrokan-bentrokan ini telah menghidupkan kembali ketegangan yang intens antara Baku dan Yerevan di daerah kantong pegunungan yang menjadi lokasi perang pada tahun 2020.
Pada hari Rabu, Rusia juga menuduh Azerbaijan melanggar gencatan senjata di Nagorno-Karabakh, dan pasukan penjaga perdamaian negaranya yang ditempatkan di wilayah tersebut berusaha menstabilkan situasi.
Sejak penandatanganan perjanjian gencatan senjata antara kedua negara pada 10 November 2020, para pihak telah berulang kali menuduh satu sama lain melanggar gencatan senjata.(PH)