Aug 20, 2022 16:23 Asia/Jakarta
  • John Bolton
    John Bolton

Mantan penasihat Gedung Putih, John Bolton menyebut keputusan mantan presiden Donald Trump menandatangani kesepakatan dengan Taliban sebuah kesalahan besar.

Proses keluarnya militer Amerika dan sekutunya dari Afghanistan dimulai setelah Februari 2020, yakni ketika kesepakatan antara AS dan Taliban diraih. Milisi Taliban pada 15 Agustus 2021 kembali berkuasa di Afghanistan.

Menurut laporan IRNA Sebtu (20/8/2022), bersamaan dengan peringatan satu tahun penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan, John Bolton saat diwawancarai Tolo News mengatakan, "Yang dikejar Taliban adalah keluarnya AS dan NATO dari Afghanistan. Segala sesuatu yang lain adalah sekunder dari perjanjian Doha. Mereka hanya menunggu waktu. Saya meyadari hal ini. Oleh karena itu, mereka berjanji di Doha dan menerima janji penarikan pasukan AS yang saat ini telah terealisasi."

Bolton meyakini bahwa keluarnya AS dari Afghanistan sebuah langkah keliru, karena dengan ini, Amerika secara prakstis kehilangan akses intelijennya di Afghanistan.

Mantan penasihat Gedung Putih ini juga menyinggung bahwa Zalmay Khalilzad, mantan utusan Washington untuk perdamaian Afghanistan tidak memiliki peran konstruktif di kasus ini, dan mengatakan, "Harus saya katakan dengan jelas, ia menerima instruksi dari Trump dan Mike Pompeo, mantan menlu AS. Oleh karena itu, setiap kritikan terhadap Khalilzad harus dimaklumi, karena Trump dan Pompeo yang menginstruksikannya."

"Taliban tidak menjalankan komitmennya, karena sejumlah besar petarung asing kembali ke Afghanistan," papar Bolton. (MF)

 

Tags