Okt 19, 2022 21:01 Asia/Jakarta
  • ilustrasi.
    ilustrasi.

Rusia, Belarus, Venezuela, Zimbabwe, Cina, Kuba, Nikaragua dan Suriah menuntut penggunaan semua mekanisme yang tersedia untuk mendapat jawaban jelas terkait informasi aktivitas senjata biologis militer Amerika Serikat (AS) di Ukraina.

Tuntutan itu disampaikan dalam pertemuan Komite Pertama Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Rabu (19/10/2022). Delapan negara tersebut ingin mengaktifkan Pasal 6 Konvensi Senjata Biologi karena aktivitas militer AS terkait senjata biologis di Ukraina.

Pasal 6 Konvensi Senjata Biologi dan Racun menyatakan bahwa setiap negara anggota konvensi yang mengetahui bahwa suatu negara melanggar kewajiban yang tertera dalam ketentuan dan isi konvensi ini, maka dapat diadukan ke Dewan Keamanan PBB.

Wakil Direktur Departemen Non-Proliferasi dan Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia Konstantin Vorontsov mengatakan, kami mengumumkan bahwa pertanyaan tentang kegiatan militer AS terkait senjata biologis dalam kerangka laboratorium biologi di berbagai wilayah Ukraina tetap ada.

"Kami belum menemukan dan mendapatkan jawaban yang komprehensif untuk menghapus keraguan tentang kegiatan ini," tegas Vorontsov yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Delegasi Rusia di Komisi Perlucutan Senjata PBB.

Selama serangan Rusia ke Ukraina dan penguasaan atas beberapa daerah negara ini yang terdapat laboratorium-laboratorium biologi, aspek yang tidak diketahui dari sifat aktivitas pusat-pusat ini, terutama produksi berbagai jenis patogen yang beroperasi dengan anggaran dan dukungan dari Kementerian Pertahanan AS, mulai terungkap.

Pada awal Maret 2022, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh dokumen dari staf dan karyawan laboratorium biologi di Ukraina, yang menunjukkan bahwa Kiev (Kyiv) ingin segera menghancurkan dokumen program biologi militer Ukrainia, yang sedang dilaksanakan di bawah pengawasan Departemen Pertahanan AS, dan Pentagon juga sempat khawatir tentang kebocoran informasi ini.

Meskipun ada bukti yang tidak dapat disangkal tentang aktivitas senjata biologis yang merusak di Ukraina dengan dukungan langsung dari Pentagon, namun Washington masih menilak dan mengklaim bahwa bukti itu salah.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian mengumumkan bahwa ada 30 laboratorium biologi AS di Ukraina, yang  menurut laporan dari Rusia, telah rusak. Lokasi laboratorium tersebut, terutama yang berada di negara-negara yang berbatasan dengan Rusia, seperti Ukraina, sebenarnya dimaksudkan untuk menciptakan ancaman dan penggunaan senjata biologis terhadap Rusia.

Pengungkapan kegiatan AS dalam membantu Ukraina di bidang pengembangan senjata biologis menunjukkan sifat dan tujuan Washington yang sebenarnya dan tidak manusiawi di bidang pembuatan berbagai jenis senjata biologis di negara ini di bawah naungan kerja sama pertahanan antara AS dan Ukraina.

Kementerian Luar Negeri AS mengklaim bahwa Washington tidak memiliki laboratorium di Ukraina. Namun fakta dan bukti menunjukkan bahwa Pentagon secara langsung mengelola laboratorium ini dan bahkan kontraktor terkait juga mengelola proyek yang berkaitan dengan faktor-faktor biologis.

Kepala Pasukan Pertahanan Nuklir, Kimia dan Biologi Angkatan Bersenjata Rusia Igor Kirillov mengatakan, jaringan lebih dari 30 laboratorium biologi dibentuk di wilayah Ukraina, yang bekerja untuk Departemen Pertahanan AS. Menurutnya, setelah dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina, segala sesuatu yang berhubungan dengan program biologi militer Amerika menghilang dari Ukraina.  

Poin pentingnya adalah bahwa meskipun AS adalah anggota Konvensi Senjata Biologis yang disetujui pada tahun 1972 dan telah diterapkan sejak tahun 1975, negara itu dianggap sebagai salah satu pelopor dalam pengembangan berbagai jenis senjata pemusnah massal ini. Bahkan saat ini, aksi destruktif AS di bidang pengembangan senjata biologis terus berlanjut. Contohnya adalah pengungkapan produksi jenis baru dari Virus Corona.

Sekelompok peneliti bioteknologi Amerika mengumumkan bahwa mereka berhasil menggandakan dan menghasilkan jenis virus Covid di laboratorium, yang jauh lebih mematikan dan berbahaya daripada jenis aslinya.  Studi berbahaya ini dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Florida dan Boston di National Emerging Infectious Diseases Laboratories.

Tentu saja penyebaran Virus Corona jenis yang sangat berbahaya itu menimbulkan ancaman besar bagi dunia. Aktivitas senjata biologis AS baik di dalam maupun di luar negeri, menunjukkan bahwa para pejabat Gedung Putih tidak menghargai nyawa manusia. (RA)  

Tags