Gagal Tunggangi Kerusuhan, Barat Beri Tekanan Baru kepada Iran
Negara-negara Barat setelah kegagalan proyek kerusuhan di Iran, kini mengejar jalan baru untuk menekan Tehran.
Sekaitan dengan ini, Barat selain menggulirkan rencana sanksi baru khususnya oleh Eropa, juga merilis statemen dan resolusi anti-Iran serta meningkatkan tekanan politik kepada negara ini.
Dalam hal ini, troika Eropa (Inggris, Prancis dan Jerman) di statemen bersamanya menunjukkan sikap anti-Iran. Di statemen ini diklaim, "Kami mengecam aktivitas pengobaran instabilitas Iran di Timur Tengah dan kawasan dan kami berkomitmen untuk melawannya. Kami jamin bahwa Iran tidak akan meraih senjata nuklir. Kami khawatir atas kerja sama minim Iran dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA)".
Sementara itu, pergerakan anti-Iran lainnya menunjukkan bahwa Amerika, Inggris, Prancis dan Jerman telah menyiapkan draf resolusi anti-Iran yang akan diserahkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Draf resolusi tersebut menyebut pertemuan Dewan Pengawas Nuklir Iran "perlu dan mendesak" bagi Iran untuk menjelaskan jejak uranium yang ditemukan di tiga situs.
Keputusan ini diambil sebelum sidang triwulan Dewan Gubernur IAEA. Di sidang ini, Barat berencana meminta Iran menandatangani resolusi dan meningkatkan kerja samanya di bidang nuklir. Juga, draf resolusi telah didistribusikan di antara anggota Dewan Gubernur sementara Tehran telah setuju untuk membiarkan inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengunjungi situs nuklir dalam perjalanan ke Iran bulan ini dan menyelidiki spekulasi terbaru dari 35 anggota organisasi internasional ini tentang klaim uranium yang ditemukan di tiga situs nuklir.
Dengan demikian, meski ada niat baik Iran dan upaya menyelesaikan friksi dengan IAEA, tapi Barat masih tetap berusaha memanfaatkan isu ini sebagai alat untuk menekan Tehran. Wakil tetap Iran di PBB, Amir Saeid Jalil Iravani mengatakan, " Tidak ada masalah mengenai implementasi perjanjian perlindungan Iran, dan ini telah dikonfirmasi dalam laporan terbaru dari Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA)."
Upaya lain Barat adalah Inggris mengobarkan perang psikologis baru terhadap Iran dengan memanggil kuasa usaha Iran di London. Departemen Luar Negeri Inggris Jumat (10/11/2022) menyatakan bahwa diplomat senior Iran dipanggil karena mengancam sejumlah wartawan. James Cleverly, menteri luar negeri Inggris di statemennya mengklaim bahwa langkah ini diambil ketika ada ancaman terhadap wartawan yang aktif di negara ini. Padahal beberapa waktu lalu, menyusul sikap intervensif Inggris dan juga agitasi media berbahasa Persia di London, dubes Inggris dipanggil Kemenlu Iran.
Setelah meletusnya kerusuhan terbaru di Iran, selain Amerika Serikat, pejabat sejumlah negara Eropa dan Inggris selain merilis statemen intervensif, juga menduukng para perusuh dan mengipasi api kerusuhan ini. Negara-negara ini tidak cukup dengan aksi destruktifnya tersebut, dan juga menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah pejabat dan lembaga Iran. Sanksi yang kemudian direspon oleh Republik Islam Iran dan Tehran membalasnya dengan menjatuhkan sanksi kepada sejumlah pejabat dan lembaga Eropa serta Inggris.
Menteri Intelijen Iran, Hujjatul Islam wal Muslimin Sayid Esmaeil Khatib mengatakan, jejak rezim Zionis dalam menjalankan aksi destruktif dan Inggris dengan kampanye dan juga jejak Arab Saudi dengan pemberian dananya sangat jelas dan kentara di aksi kerusuhan terbaru Iran.
Di aksi lainnya, Eropa bersama Amerika ingin meratifikasi sanksi baru kepada Iran dengan alasan dukungan kepada para perusuh dan harapan untuk berlanjutnya keruushan di Iran. Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock Rabu sore di akun Twitternya seraya menyinggung sanksi Uni Eropa saat ini terhadap Iran mengklaim, "Kami tengah bekerja atas paket sanksi selanjutnya."
Selama kerusuhan terbaru, negara-negara Eropa bersama Amerika, media-media mereka dan juga media berbahasa Persia yang anti-pemerintah Republik Islam Iran yang mendapat dukungan Barat, dengan slogan palsu mendukung bangsa Iran sepenuhnya mendukung para perusuh dan merusak keamanan nasional, tapi mereka mengabaikan kehadiran luas rakyat Iran di berbagai pawai mendukung pemerintah Republik Islam dan penentangan tegas terhadap kerusuhan. Kini meski Barat mengalami kegagalan berulang, tapi mereka masih meluncurkan kampanye total baru terhadap Iran di mana tujuannya adalah melemahkan Republik Islam Iran serta meningkatkan represi penuh terhadap negara ini. (MF)