Tenyata Menlu NATO Hapus Pembahasan Isu Penggabungan Ukraina
Menteri Luar Negeri Slovenia mengumumkan pada hari Selasa (29/11/2022) mengenai pertemuan para menteri luar negeri negara-negara anggota NATO bahwa penggabungan Ukraina ke NATO saat ini tidak menjadi topik diskusi oleh anggota NATO.
Sementara pertemuan para menteri luar negeri NATO diadakan pada hari Selasa dan Rabu (29-30 November) yang diselenggarakan di Bukares, ibu kota Rumania, Kementerian Luar Negeri Ukraina hari Rabu (30/11) mengumumkan bahwa Hungaria akan mencegah Ukraina untuk berpartisipasi dalam pertemuan menteri-menteri luar negeri NATO di Bukares, Rumania.
Penolakan negara-negara anggota NATO untuk mengangkat masalah penggabungan Ukraina ke organisasi militer Barat ini pada pertemuan para menteri luar negeri NATO bertentangan dengan beberapa janji yang dibuat kepada pemerintah Kiev dalam hal ini sejak 2008.
Padahal, isu penggabungan Ukraina ke NATO menjadi salah satu alasan penting perang saat ini di negara ini.
Rusia menganggap tindakan yang dihasut oleh Barat ini sebagai ancaman serius bagi keamanan nasionalnya.
Alexander Venediktov, Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia menyatakan bahwa permintaan Ukraina untuk keanggotaan cepat di NATO sebenarnya adalah propaganda politik. Menurutnya, Tentu saja, Kiev tahu bahwa ini berarti keanggotaan Ukraina di NATO akan mengarah pada Perang Dunia III. Negara-negara anggota NATO juga mengakui bahwa tindakan ini adalah semacam bunuh diri.
Masalah keanggotaan Ukraina di NATO diangkat oleh para pemimpin NATO Eropa dan Amerika, dan dengan cara ini, menciptakan motivasi ganda bagi para pemimpin Ukraina untuk mengejarnya.
Pada KTT Bukares tahun 2008, para kepala negara anggota NATO mengumumkan keputusan mereka terkait keanggotaan Ukraina dan Georgia - dua negara asing yang dekat dengan Rusia - sejalan dengan kebijakan ekspansi NATO ke arah timur.
Sejak saat itu, isu ini, khususnya keanggotaan Ukraina di NATO, menjadi salah satu isu perselisihan dan ketegangan antara Rusia dan NATO.
Dari sudut pandang para pemimpin Ukraina, realisasi ini berarti langkah penting menuju integrasi Ukraina di blok Barat, serta menciptakan jaminan keamanan utama terhadap ancaman asing, terutama dari Rusia.
Meskipun banyak janji-janji Barat kepada Ukraina tentang keanggotaan NATO dan bahkan mendesaknya dalam beberapa tahun terakhir untuk mengambil langkah-langkah praktis di bidang ini, seperti menentukan perlunya keanggotaan Ukraina dalam amandemen konstitusi negara, namun dalam praktiknya, tidak ada satu kesatuan dan konsensus di antara anggota NATO.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg baru-baru ini menekankan bahwa keanggotaan Ukraina di NATO membutuhkan konsensus dari semua 30 anggota aliansi ini.
Meski mengaku berkomitmen untuk memberikan dukungan yang "tak tergoyahkan" dan "tegas" untuk Ukraina, ia juga menegaskan bahwa hal tersebut tidak menjadikan NATO sebagai salah satu pihak yang berkonflik dengan Rusia.
Dalam tiga dekade terakhir, NATO dan Amerika Serikat telah mengikuti proses ekspansi yang berkelanjutan dengan tujuan untuk mengepung Rusia, dan pada dasarnya, salah satu alasan utama perang di Ukraina adalah desakan dari pemerintah Kiev yang berorientasi Barat menjadi anggota NATO.
Sementara Rusia telah berulang kali menyatakan ini sebagai ancaman serius bagi keamanan nasionalnya, dan bahkan pada Desember 2021, dengan mengajukan proposal kepada NATO dan Amerika Serikat, Moskow menuntut penghentian proses ini dan kembalinya pasukan NATO ke perbatasan tahun 1997, yaitu, sebelum negara-negara Eropa Timur dan Pusat menjadi anggota organisasi militer ini.
Ini sebenarnya adalah ultimatum terakhir Moskow ke Barat, dan dengan mengabaikan dan bahkan sikap agresif NATO dan Amerika, landasan disiapkan untuk serangan Rusia ke Ukraina demi mencegah realisasi skenario yang dibayangkan oleh Barat pada 24 Februari 2022.
Sekarang di bulan ke-10 perang Ukraina dan kerusakan manusia dan material yang serius di negara ini dan penolakan NATO untuk menempatkan permintaan Kiev, yaitu keanggotaan di NATO, dalam agenda menteri luar negeri aliansi militer ini, jelas bahwa dengan mengandalkan janji-janji Amerika dan NATO dan konfrontasi dengan Rusia, betapa besar kesalahan yang dibuat Ukraina.(sl)