Amerika Tinjauan dari Dalam, 7 Januari 2023
Perkembangan di AS selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; AS Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Iran.
Selain itu, masih ada isu penting lainnya seperti; Pembantaian Massal sebuah Keluarga di AS, Badai Angin dan Debu Paksa Jalan di California Ditutup, Jurnalis Amerika Puji Syahid Soleimani, Amerika Dililit Krisis Ekonomi, Amazon Pecat 18 Ribu Pegawai, Survei: Warga Amerika Tolak Biden dan Trump Maju Pilpres 2024, Jubir Kemlu AS Keluarkan Statemen Kontradiktif mengenai Iran, Pejabat AS Minta Turki Dikeluarkan dari NATO, Bolton: Putin Bisa Menang dengan Eksploitasi Kelemahan Barat, AS Miliki Ratusan Laboratorium Biologi di Luar Negeri.
AS Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Iran
Departemen Keuangan AS kembali menjatuhkan sanksi baru kepada beberapa individu dan institusi di Iran dengan alasan palsu.
Selama beberapa dekade terakhir, sanksi ekonomi menjadi alat bagi negara-negara pengganggu untuk menekan negara-negara merdeka di kancah dunia. Sejak awal 1990-an, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan ekonomi maju lainnya telah memberlakukan ratusan sanksi ekonomi terhadap negara lain.
Departemen Keuangan AS hari Jumat (6/1/2023) menempatkan enam orang yang terkait dengan Industri Dirgantara Quds, yang merupakan salah satu perusahaan utama yang memproduksi drone Iran, dalam daftar sanksi Amerika Serikat.
Deplu AS mengklaim bahwa Republik Islam Iran telah memasok drone ke Moskow untuk digunakan Rusia dalam perang Ukraina. Tapi AS tidak memberikan argumentasi yang kuat atas klaim tersebut.
Departemen Keuangan AS juga menempatkan Direktur Badan Industri Dirgantara Iran, yang merupakan organisasi utama yang bertanggung jawab untuk memantau program rudal balistik Iran, dalam daftar sanksi AS.
Dalam hal ini, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa AS akan segera mengambil tindakan terhadap individu dan organisasi yang mendukung program drone dan rudal Iran.
Republik Islam Iran telah berulangkali membantah klaim AS, Ukraina dan negara-negara Barat tentang pengiriman drone ke Rusia yang digunakan dalam perang di Ukraina.
Pembantaian Massal sebuah Keluarga di AS
Delapan anggota keluarga, lima di antaranya anak-anak, ditemukan tewas akibat luka tembak di sebuah rumah di Utah selatan, menurut pihak berwenang yang tidak memberikan rincian lebih lanjut atau motif potensial pembunuhan tersebut.
Kebebasan membawa senjata di Amerika telah memicu terjadinya kekerasan bersenjata dan aksi penembakan di seluruh wilayah negara ini yang setiap harinya mengambil korban.
Meski mayoritas warga Amerika selama bertahun-tahun seraya memprotes kebebasan membawa senjata di negaranya, menuntut amandemen undang-undang negara mereka di bidang ini, namun lobi senjata di Amerika sangat kuat di mana Kongres pun sampai saat ini belum menunjukkan langkah nyata untuk membatasi kebebasan membawa senjata.
Menurut laporan laman New York Times, para korban ditemukan Rabu (4/1/2023) ketika polisi melakukan pemeriksaan kesejahteraan di kediaman tersebut, menurut pernyataan pejabat kota di Enoch, sebuah kota kecil berpenduduk sekitar 8.000 orang yang terletak 245 mil (394 kilometer) selatan Salt Lake City.
Pejabat lokal tidak memberi perincian lebih terkait korban atau kondisi yang berkaitan dengan aksi penembakan.
Rob Dotson, salah satu pejabat kota ini mengatakan, pihak berwenang tidak memiliki informasi apa pun mengenai motif potensial dari peristiwa ini, dan mungkin butuh berhari-hari untuk menarik kesimpulan tentang apa yang terjadi di dalam rumah.
Penyelidikan menunjukkan, jumlah korban tewas akibat aksi penembakan di Amerika mencapai titik tertinggi dalam 30 tahun terakhir.
Badai Angin dan Debu Paksa Jalan di California Ditutup
Badai angin dan debu melanda negara bagian California Amerika, dan angin kencang serta hujan deras juga memutus aliran listrik puluhan ribu keluarga dan memaksa penutupan sejumlah besar jalan.
Menurut lembaga meteorologi Amerika, kecepatan angin di badai ini mencapai 110 km perjam. Selain itu, diprediksikan terjadi hujan 10 cm di San Francisco dan 1 meter 20 sentimeter salju di pegunungan Sierra Nevada.
Menurut laporan FNA, utara California khususnya wilayah di sekitar San Francisco dan Sacramento lebih terancam dan berbahaya dari wilayah lain. Otoritas terkait memperingatkan terjadinya tanah longsor dan banjir.
Dampak pertama badai adalah terputusnya aliran listrik bagi 60 ribu rumah dan pembatalan 80 penerbangan di bandara San Francisco pada hari Rabu. Banjir, tumbangnya pohon atau tanah longsor di sejumlah wilayah seperti Mendocino, Santa Cruz dan Santa Clara memaksa jalan-jalan ditutup.
Sementara itu, restoran-restoran di San Francisco sejak hari Rabu ditutup, dan petugas pemadam kebakaran mengkonformasi sejumlah besar pohon tumbang di kota dan jalan-jalan terendam air. Sementara itu, ribuan kantong pasir dibagikan kepada warga yang rentan menghadapi bencana untuk mencegah masuknya air ke rumah-rumah mereka.
Perubahan iklim dan pemanasan global telah meningkatkan jumlah fenomena alam yang berbahaya.
Jurnalis Amerika Puji Syahid Soleimani
Jurnalis Amerika Serikat bertepatan dengan haul Syahid Qassem Soleimani merilis tweet memuji usaha pahlawan dan pejuang melawan terorisme.
Di haul ketiga Syahid Soleimani, banyak tokoh politik dan media memberi penghormatan kepadanya dan memuji peran tinggi syahid ini dalam melawan kelompok teroris khususnya kelompok teroris Daesh (ISIS).
Seperti dilaporkan Mashregh News, Gilda Morkert, jurnalis Amerika seraya merilis foto Syahid Soleimai di akun twitternya menulis, "Saya menghormati legenda dan pahlawan Soleimani, dan selama sepekan ini saya ingin terus mengenang kebesarannya."
Sara Flounders, ketua kelompok anti-perang baru-baru ini seraya memuji sosok Syahid Soleimani mengatakan, "Meski saya belum pernah bertemu dari dekat dengan Qassem Soleimani, tapi apa yang saya ketahui adalah ia seorang elit politik dan militer dari Iran, membela Palestina dan seluruh muqawama di kawasan dan bahkan negara-negara lain seperti Venezuela."
Koran Inggris, The Sun di sebuah artikelnya seraya menekankan bahwa pemerintah AS senantiasa mendukung terorisme, menyebut tujuan teror terhadap Syahid Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis adalah memperlambat akhir hegemoni Amerika di dunia.
Koran ini menyebutkan bahwa pemerintah AS baik itu pemerintahan Republik atau Demokrat, senantiasa menetapkan dukungan terhadap terorisme di kebijakan luar negerinya.
"Kejahatan di Bandara Udara Baghdad sama halnya dengan menghapus perdamaian dan memperkuat terorisme dengan tujuan mendapatkan kembali kepemtingan AS," tulis The Sun.
Pada 3 Januari 2020, Letjen Syahid Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Qods IRGC, dan Syahid Abu Mahdi Al Muhandis, Wakil Komandan Hashd Al Shaabi, beserta delapan kawan seperjuangan mereka, gugur dalam serangan udara pasukan Amerika Serikat di Bandara Baghdad.
Amerika Dililit Krisis Ekonomi, Amazon Pecat 18 Ribu Pegawai
Raksasa e-commerce dunia, Amazon mengumumkan bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 18.000 karyawannya.
CEO Amazon, Andy Jassy dalam sebuah postingan di blog resmi Amazon mengatakan, "Di antara PHK yang kami lakukan pada bulan November, kami umumkan hari ini, kami berencana untuk mem-PHK lebih dari 18.000 pegawai,"
Total karyawan yang bakal di-PHK Amazon itu naik dari jumlah sebelumnya yang disebut hanya mencapai 10.000 karyawan, sebagaimana dilaporkan November 2022.
Dengan merumahkan lebih dari 18.000 karyawan, ini bakal menjadi PHK terbesar sepanjang sejarah perusahaan yang dirintis oleh Jeff Bezos tersebut.
Pada September 2022, Amazon tercatat memiliki 1,54 juta pegawai secara global. Bila dihitung, total 18.000 pegawai yang bakal kena PHK itu merepresentasikan sekitar 1,2 persen dari total pegawai Amazon secara global.
Jassy menyebutkan gelombang PHK Amazon yang sudah dimulai pada November 2022 itu bakal dilanjutkan pada awal 2023.
Amazon bakal memberitahu pegawai yang kena PHK mulai 18 Januari 2023.
Dalam postingan blognya, Bos Amazon itu merinci, beberapa tim yang bakal kena layoff pada 2023 sebagian besar dari divisi Toko Amazon dan organisasi PXT (People Experience and Technology Solutions).
Pada November 2022, Jassy menyebutkan Amazon juga sudah mulai mem-PHK karyawan dari divisi yang mengurusi buku dan perangkat (device) Amazon macam Alexa.
Anggota dari divisi ritel dan human resource department (HRD) Amazon juga disebut tak luput dari PHK ini.
Nantinya, pegawai yang di-PHK bakal mendapatkan kompensasi berupa pesangon, tunjangan asuransi kesehatan.
Survei: Warga Amerika Tolak Biden dan Trump Maju Pilpres 2024
Hasil survei terbaru menunjukkan bahwa mayoritas pemilih Amerika menentang kehadiran presiden Amerika Serikat saat ini dan sebelumnya, Joe Biden dan Donald Trump, dalam pemilu presiden 2024.
Pemilu presiden AS berikutnya akan diadakan pada 5 November 2024.
Jajak pendapat baru oleh Institut Rasmussen menunjukkan bahwa 55 persen orang Amerika mengatakan bahwa Joe Biden, presiden Amerika Serikat saat ini, tidak boleh berpartisipasi dalam pemilu presiden untuk masa jabatan berikutnya.
Sebanyak 33 persen responden dalam survei ini mendukung pemilihan kembali Biden, dan 11 persen mengatakan bahwa mereka belum memutuskan dalam hal ini.
Survei ini menunjukkan bahwa 78 persen Republikan dan 62 persen independen mengatakan bahwa Biden tidak boleh berpartisipasi dalam pemilu 2024.
Di antara anggota partai Demokrat, sebanyak 27 persen responden menentang Biden maju kembali.
Hasil survei Institut Rasmussen juga menunjukkan bahwa 53 persen pemilih menentang terpilihnya kembali mantan Presiden AS Donald Trump pada pemilu 2024.
Di antara mereka, hanya 35 persen yang mendukung partisipasi Trump dalam pemilihan presiden, dan 11 persen pemilih ragu apakah Trump harus berpartisipasi dalam pemilihan tahun depan atau tidak.
Sebanyak 37 persen dari Partai Republik, 69 partai dari Demokrat, dan 53 persen dari independen mengatakan bahwa Trump tidak boleh mencalonkan diri lagi.
Donald Trump, mantan presiden Amerika Serikat telah berulang kali menuduh Demokrat melakukan penipuan besar dalam pemilihan presiden yang menguntungkan presiden Amerika Serikat saat ini, Joe Biden.
Jubir Kemlu AS Keluarkan Statemen Kontradiktif mengenai Iran
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengklaim bahwa negaranya masih meyakini diplomasi sebagai cara terbaik untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
Pengalaman negosiasi berbulan-bulan di Wina membuktikan bahwa Gedung Putih tidak memiliki kekuatan untuk memutuskan kembali ke perjanjian nuklir JCPOA, karena masalah internal dan tekanan dari rezim Zionis. Oleh karena itu, AS terus menggunakan taktik menyalahkan, dan menetapkan tenggat waktu palsu terhadap Iran.
Republik Islam Iran menekankan, jika pihak Amerika bertindak secara realistis, maka dimungkinkan untuk mencapai kesepakatan di Wina. Perjanjian yang sedang dipertimbangkan Iran adalah dokumen yang akan mencabut sanksi sebanyak mungkin dan kawasan akan mendapat manfaat dari penerapannya.
Ned Price, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS hari Selasa (3/1/2022) kembali mengulangi pernyataan intervensionis dan klaim anti-Iran tentang pembicaraan Wina, tapi masih mengklaim diplomasi sebagai cara terbaik untuk menangani program nuklir Iran.
Price menegaskan kembali kebijakan konfrontasi pemerintah AS terhadap Iran dan mengatakan bahwa Washington tidak akan menghapus berbagai opsi dari meja, dan melanjutkan pembicaraan dengan mitranya, termasuk rezim Zionis.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa JCPOA tidak menjadi fokus AS sejak September lalu, sambil mengklaim mendukung kebebasan berbicara rakyat Iran.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden tidak dapat membuat keputusan politik terkait negosiasi nuklir di Wina karena pemilu Kongres jangka menengah, bersamaan dengan dimulainya kerusuhan di Iran, dan campur tangannya dalam urusan internal negara ini.
Terlepas dari slogan pendekatan diplomasi mengenai Iran, Biden mengumumkan bahwa pihaknya fokus pada peristiwa internal Iran, dan perjanjian nuklir tidak ada dalam agenda.
Pejabat AS Minta Turki Dikeluarkan dari NATO
Mantan Penasihat Kemanan Nasional Amerika Serikat, mengusulkan agar Turki, dikeluarkan dari Pakta Partahanan Atlantik Utara, NATO jika negara itu tidak memutus hubungan dengan Rusia.
John Bolton, Senin (2/1/2023) dalam artikelnya yang dimuat surat kabar Inggris, The Telegraph memprotes sejumlah negara Eropa karena dinilai tidak serius mendukung Ukraina seperti Jerman, Prancis dan Turki.
"Kelemahan internal blok militer NATO dapat membuka peluang bagi pasukan Rusia, untuk mengalahkan Ukraina dalam pertempuran saat ini, dan tahun 2023 adalah tahun penentu bagi Barat, untuk membuktikan kekuatan tekadnya," papar Bolton.
Menurut mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, masalah sebenarnya adalah persatuan dan tekad Barat, yang tidak ada jaminan apa pun dari keduanya.
"Jika Recep Tayyip Erdogan tahun ini kembali terpilih sebagai Presiden Turki yang kemungkinan besar hasil kecurangan, maka keanggotaan Turki di NATO harus diragukan. Patut disesalkan sampai saat ini, ketika dibutuhkan, mitra-mitra dagang dan militer Rusia termasuk Turki, masih belum juga melepaskan Moskow," pungkasnya.
Bolton: Putin Bisa Menang dengan Eksploitasi Kelemahan Barat
John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat mengakui kekuatan presiden Rusia dalam menghadapi pemerintah Barat.
Negara-negara Eropa dan Barat, terutama Amerika Serikat mengintensifkan tekanan sanksi terhadap Federasi Rusia dan memasok semua jenis senjata ringan dan berat ke Kyiv yang menyebabkan api konflik di negeri ini terus berkobar.
John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat dalam artikel di surat kabar Inggris, Telegraph hari Selasa (3/1/2023) mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin masih bisa menang dengan menggunakan kelemahan Barat.
"Setiap hari ketika pasukan Rusia memperpanjang kehadirannya Ukraina, maka akan menjadi masalah internal Barat," ujar Bolton.
"Jika Washington dan London tidak membantu Ukraina dalam enam bulan ke depan, maka konsekuensi negatifnya akan terasa di luar medan perang saat ini," tegasnya.
Mantan penasihat keamanan nasional AS menekankan bahwa orang Amerika dan Eropa memiliki perbedaan dalam Perang Ukraina.
AS Miliki Ratusan Laboratorium Biologi di Luar Negeri
Amerika memiliki lebih dari 200 laboratorium biologi di berbagai belahan dunia, selain di dalam negarinya sendiri.
Amerika Serikat menggunakan racun biologis untuk melawan musuhnya sejak 1918, tetapi secara serius memulai program senjata biologisnya yang baru pada tahun 1942.
Amerika adalah satu-satunya negara yang telah menggunakan senjata nuklir di dunia.
Ledakan bom nuklir di kota Hiroshima dan Nagasaki menunjukkan bahwa Amerika tidak menganut prinsip hak moral apapun terhadap para pesaingnya.
Sekitar 10 hari setelah dimulainya krisis di Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan bahwa mereka telah memperoleh dokumen dari pegawai laboratorium biologi di Ukraina yang mengindikasikan bahwa Kyiv bermaksud untuk segera memusnahkan dokumen program biologi militer negara tersebut, yang dilaksanakan di bawah pengawasan Departemen Pertahanan AS dan Pentagon.
Pegawai laboratorium biologi Ukraina itu juga khawatir dengan kebocoran informasi tersebut.
Selain banyak laboratorium biologi di dalam tanahnya, seperti pangkalan militer Fort Detrick di negara bagian Maryland, yang merupakan salah satu pusat biologi terpenting dan terbesar di dunia, Amerika juga memiliki lebih dari 200 laboratorium biologi di negara lain.
Di Ukraina saja setidaknya ada 15 laboratorium biologi yang melibatkan secara langsung AS di dalamnya.
Mayor Jenderal Igor Konashinkov, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia hari Sabtu (31/12/2022) mengumumkan, "Kami telah menerima dokumen dari staf laboratorium biologi Ukraina mengenai pemusnahan darurat pada tanggal 24 Februari dari patogen berbahaya wabah, antraks, tularemia, kolera dan penyakit mematikan lainnya,".
Dokumen-dokumen tersebut sekarang sedang dianalisis oleh para ahli Rusia dari Pasukan Perlindungan Radiologi, Kimia dan Biologi.
Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia sebelumnya juga mengatakan bahwa Rusia memiliki informasi yang menunjukkan bahwa Pentagon sangat mengkhawatirkan keadaan laboratorium militer Amerika dan fasilitas kimia dan biologi di kota Kyiv dan Odessa, yang berpotensi kehilangan kendali atas laboratorium tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada September 2022 bahwa Amerika memindahkan laboratorium khusus mereka untuk membuat senjata biologis dari wilayah Ukraina ke wilayah lain di Eropa Timur.
Penyakit menular telah membunuh banyak orang dalam beberapa abad terakhir. Puluhan ribu kematian ini disebabkan oleh penyebaran virus yang disengaja dan pembuatan racun biologis oleh manusia.